Mohon tunggu...
Rania Raihana
Rania Raihana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Laa Tahzan Innallaha Ma'ana

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Yuk Mari Kenali "Disgust and Shame" pada Anak!

13 November 2022   11:24 Diperbarui: 13 November 2022   11:26 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.  Disgust

a. Pengertian

Lebih seringnya kita menamakan nya dengan "jijik". Emosi ini bisa terjadi dikarenakan oleh suatu objek yang tidak disukai ataupun dibenci. Sebagai contohnya emosi ini ialah ketika ada anak si A tiba-tiba dikakinya terdapat kecoa yang merambatinya dengan warna coklat dan besar dan bisa terbang, maka anak ini merasa takut dan timbulah rasa jijik juga karena bentuknya yang besar itu. (Engel, 2014)

Ketika merasa jijik, biasanya ekspresi yang ditunjukkan ialah mulut akan terbuka (bisa mual), alis akan turun, dan hidung yang berkerut yang dimana maksutnnya kebawah.

b. Implikasi Disgust terhadap Perkembangan Sosial

            Rasa jijik ini dapat juga menghambat perkembangan sosial pada lingkungan disekitarnya. Mengapa demikian? Karena, bisa saja kita mempunyai rasa jijik terhadap (misalnya) cacing tetapi teman ita yag lain tidak takut maka bisa saja kita diremehkan dan diolok-olok oleh teman kita. Hal itu yang mengakibatkan terhambatnya perkembangan sosial anak, karena bisa saja anak yang jijik terhadap cacing ini merasa minder.

2. Shame

a. Pengertian Shame

Shame atau bisa disebut malu ialah sebuah emosi  yang menunjukkan perasaan yang membuat kita canggung, malu-malu atau takut dan bisa sampai menyakitkan diri sendiri dan juga bisa berdamapak yang negatif yakni memberikan efek yang panjang. (Budiarto, 2019)

            Bisa diberikan contoh shame ini adalah seperti bosy shaming yakni dimana ketika Si A memiliki banyak bulu ditangannya sedangkan teman yang satunya tidak begitu. Dan si A di olok dengan tidak wajar dan bisa menyakiti hatinya bahkan ia bisa menjadi anak yang insecure. Pada akhirnya ia jika akan kembali bertemu temannya merasa dirinya jelek.

b. Implikasi Shame terhadap perkembangan sosial anak

            Malu sangat berpengaruh pada kehidupan anak, apalagi sebgaia contoh anak usia dini yang bau saja mempunyai lingkup sosial yang baru. Maka ia akan muncul rasa malu yang hebat dan terkadang ada yang tidak mau ditinggilkan oleh ibunya.

            Malu ini bisa ditandai dengan bersembunyi, ragu-ragu, bisa juga akan menimbulkan tangisan. Akan tetapi, jika anak terus menerus memilii rasa shame atau malu ini tidak baik baginya. Karena, dapat menimbulkan efek yang negatif yakni anak bisa saja tidak memiliki lingkup teman yang banyak, anak tidak berani menghadapi hal yang baru, anak mudah putus asa, dan sebagainya.

            Sebagai pengasuh terutama ibu sangatlah harus memperhatikan tumbuh kembang anak pada anak usia dini ini, karena pada ini adalah masa emas anak. Maka dari itu anak harus diajari dengan melawan rasa malu ini dengan membicarakannya dengan baik dan tenang, mendengarkan keluh kesah anak, memnunjukkan bahwa berani dengan hal yang baru adalah sebuah kehebatan, dan kita pun sebagai ibu ataupun gurunya bisa memberikan apresiasi. Bisa dengan bentuk ucapan pujian, bisa juga dengan mendapatkan skor bintang, dan juga bisa dengan memberikan sebuah hadiah kecil (seperti coklat).

c. Perbedaan Shame dan Embrasment

            Shame adalah malu tergolong biasa saja yang bisa dikondisikan dengan dirinya, sedangkan embrassment ialah malu yang lebih bisa membuat dirinya canggung dan mengakibatkan dirinya panas dingin, berkeringat.

            Biasanya embrasssment ini terjadi ketika kita melakukan presentasi. Hal itu kita bisa menjadi tidak nyamna, canggung, tangan berkeringat. Adapun juga contoh lain yaitu ketika kita memasuki kelas yang salah maka kita akan sangat malu bahkan kita rasanya tidak mau bertemu dengan orang yang ada didalam kelas yang salah masuk tadi. Dengan ekspresi pipi kita memerah, memanas. Maka kejadian ini akan teringat selalu dalam memori kita dan lebih was-was agar tidak terjadi lagi. (Prawitasa, n.d.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun