Mohon tunggu...
Rani Fitria
Rani Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi universitas pamulang

Siapapun bisa menjadi apapun.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memperkenalkan Debus di HUT Kabupaten Lebak

12 September 2021   22:48 Diperbarui: 12 September 2021   23:28 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu 12 September 2021 - Banten ialah sebuah provinsi yang memiliki banyak sekali ragam dan budaya nya. Namun ada satu keunikan budaya yang sangat familiar bagi masyarakat banten dan terkenal sampai luar banten, yaitu kesenian debus. Kesenian satu ini juga banyak sekali di perbincangkan masyarakat luar karena di anggap sangat berbahaya dan mengerikan. Bagaimana tidak ? kesenian satu ini akan menampilkan kekebalan dari tubuh manusia terhadap beberapa benda tajam, benda keras, dan benda tak lazim lainnya.

Bagi yang baru pertama kali melihat debus, pasti beranggapan debus mengerikan dan menakutkan bahkan ada yang menilai debus ialah ilmu hitam. Sebenarnya debus ialah sebuah kesenian bela diri dan memiliki unsur nilai keagamaan karena pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanudin Banten debus dikenal sebagai salah satu penyebaran agama islam.

Nama debus sudah tidak asing lagi bagi kabupaten Lebak, karena debus masih dilestarikan di kabupaten ini. Setiap tanggal 2 Desember kabupaten lebak merayakan hari jadi nya, banyak sekali event seperti pekan raya lebak, dan pagelaran seni kebudayaan lebak. Debus termasuk ke dalam salah satunya. Orang yang menampilkan kesenian debus bukan orang sembarangan, orang ini sudah di latih terlebih dahulu di sanggar silat, namun tidak semua sanggar menerapkan kesenian debus ini.

Kesenian debus yang sering kali di tampilkan pada acara hari jadi lebak yaitu :
-Pemainnya memakan api
-Berjalan di atas bara api
-Menusuk perut dengan golok
-Memakan paku

Pemain sama sekali tidak merasakan kesakitan, atraksi ini sungguh membuat para penonton takjub dan memberikan apresiasi akan kesenian debus yang masih di lestarikan di kabupaten lebak ini. Kesenian ini sengaja di tampilkan pada acara hut lebak agar masyrakat dan wisatawan yang berkujung mengakui sebagai sebuah kesenian dan kebudayaan yang masih di lestarikan.

Artikel ini di buat oleh : 

Rani Fitria 

Mahasiswi Universitas Pamulang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun