Mohon tunggu...
Rani DwiSherly
Rani DwiSherly Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Hubungan Internasional/UNEJ

Saya pribadi yang flexible

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Kerjasama Ekonomi Taiwan-AS dengan Konflik China-Taiwan

22 Maret 2023   10:00 Diperbarui: 22 Maret 2023   10:03 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik yang terjadi antara China dan Taiwan tidak menghentikan aktivitas dagang kedua negara tersebut. Walaupun China menjatuhkan sanksi kepada Taiwan, China tetap menangguhkan impor produk makanan terhadap negara tersebut. Bahkan, market terbesar China berjalan dengan sangat baik di Taipei. Market tersebut melampaui pengaruh ekonomi Amerika sebagai pendukung Taiwan atas politiknya. Secara keseluruhan, ekspor negara Taiwan lebih tinggi dikirim ke Asia Tenggara daripada Amerika Serikat. Selain aktivitas ekspor, China juga menjadi destinasi penting dalam investasi Taiwan. Sebagian besar perusahaan terkenal Taiwan dalam bidang semikonduktor dijalankan di Negara China.

Hubungan dagang dan investasi China-Taiwan semakin meningkat setelah keduanya resmi menjadi anggota WTO. Integrasi ekonomi terus ditegakkan setiap tahunnya. Bahkan inisiatif pengurangan tarif barang dan layanan sempat direalisasikan melalui program Economic Framework Agreement (ECFA) oleh China sebelum terjadinya kunjungan Dewan AS ke Taiwan. Pada kisaran tahun 2015--2019, Taiwan mengalami kenaikan GDP yang sangat signifikan. 

Dalam meraih hal tersebut Taiwan mempertahankan strategi pertumbuhannya dengan penerapan kebijakan eksplisit untuk upaya penarikan investasi asing. Tujuan pokok dari penarikan investasi tersebut berpacu pada daya saing pekerja asing yang memiliki pendidikan dan produktivitas tinggi.

Kerjasama ekonomi AS dengan Taiwan semakin menonjol seiring dengan pertumbuhan ekonomi China. Kekhawatiran Amerika atas kemajuan China mendorong negara ini untuk melakukan ekspansi ekonomi dengan menambah dukungan terhadap Taiwan. Justru perbuatan tersebut semakin menambah persaingan antara kedua negara yang sedang bertikai. Sehingga, adanya konflik kedua negara tersebut berdampak kepada arus kegiatan ekspor impor. Menghadapi hal tersebut, China sebagai pusat investor asing di Asia Tenggara segera menagih hutangnya kepada negara lain untuk menutupi tersendatnya arus ekonomi negaranya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun