Mohon tunggu...
Rani DwiSherly
Rani DwiSherly Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Hubungan Internasional/UNEJ

Saya pribadi yang flexible

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekspor Tembakau, Jember Menciptakan Peluang Kerja terhadap Masyarakat Lokal

8 Maret 2023   22:18 Diperbarui: 8 Maret 2023   22:33 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kota Jember memiliki potensi yang sangat baik di kancah internasional. Tidak hanya terkenal di bidang fashion (JFC), Jember juga sangat dikenal dengan hasil komoditasnya. Salah satu komoditas terbaik Jember adalah tembakau. Tersorot dari BPS Kabupaten Jember, tembakau merupakan hasil tanah paling tinggi yang diekspor ke berbagai negara di dunia. Bahkan pada tahun sebelum pandemi, ekspor tembakau mencapai 11.6 juta kg selama setahun. Kuantitas tersebut mengalahkan jumlah ekspor karet yang juga unggul di kelas internasional pada tahun yang sama.

Ekspor tembakau utama di Indonesia berasal dari 5 daerah yaitu Jember, Temanggung, Deli, Lombok, dan Madura. Dari kelima daerah tersebut, Jember-lah yang paling banyak menyumbangkan komoditas tembakaunya untuk diekspor. Hal tersebut disebabkan oleh luas lahan perkebunan tembakau di Jember hampir selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. (BPS Jawa Timur, 2018)

Luasnya lahan tembakau di Jember menjadi kesempatan emas terhadap pemerintah dan juga masyarakat. Upaya menyejahterakan rakyat dapat dilakukan melalui peluang potensi kekayaan alam tersebut. Jember dapat memanfaatkan jenis tembakau yang sangat khas untuk terus meningkatkan kualitasnya. Sehingga negara pengimpor tembakau Indonesia akan terus tertarik dalam konsumsi produk tersebut. Salah satu jenis yang sangat diminati dunia adalah tembakau jenis Besuki Na-Oogst (BNO). Jenis tembakau tersebut memiliki aroma yang khas dan sangat cocok digunakan sebagai bahan baku cerutu. Hal inilah yang kemudian menjadikan Jember dikenal sebagai penghasil tembakau terbaik.

Daya tarik Jember atas kekayaan tembakaunya merupakan keuntungan bagi masyarakat. Para petani dapat memperoleh pasar yang cenderung stabil karena tingginya minat konsumer. Selain itu, berdirinya perusahaan pengekspor tembakau dapat membuka lapangan kerja yang lebih luas terhadap masyarakat lokal. Sehingga, hal tersebut dapat menekan tingkat pengangguran masyarakat yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Angka pengangguran di Jember relatif lebih rendah dibandingkan dengan kota besar yang ada di Indonesia. Jember mencapai tingkat pengangguran tertinggi pada angka 5.5 persen pada saat pandemi. Namun, data tersebut mengalami penurunan secara signifikan setelah Jember ditetapkan sebagai zona hijau. Dilihat dari sektor lapangan pekerjaannya, kebanyakan masyarakat Jember bekerja di sektor pertanian dan jasa. Dimana kedua sektor tersebut sangat dibutuhkan dalam proses jual beli tembakau secara internasional.

Sektor pertanian dan jasa menjadi jenis pekerjaan paling banyak di Jember. Kondisi geografis yang cenderung datar menjadikan wilayah ini cocok untuk lahan pertanian dan perkebunan. Selain itu, lebih dari 50% luas wilayah Jember (dalam satuan km2) berada pada ketinggian 100- 1000 m di atas permukaan laut (dpl). Letak tersebut sangat cocok dengan lingkungan hidup tembakau yang memerlukan suhu kering dan hangat. Suhu optimal yang diperlukan tanaman tembakau adalah sekitar 21-32 derajat celcius. Sedang rata-rata suhu harian di Jember yakni berkisar 21 hingga 34 derajat celcius.

Komoditas tembakau yang menjadi potensi besar bagi Jember menyebabkan peningkatan jumlah perusahaan cerutu. Terdapat 6 perusahaan tercatat telah berdiri bahkan sejak tahun 1950-an. Empat diantaranya merupakan perusahaan cerutu berskala nasional dan sisanya telah berskala internasional. Sedangkan setiap perusahaan memiliki kantor cabang yang menyebar hampir di seluruh wilayah Jember. Bahkan kantor perusahaan tersebut juga menyebar hingga ke perbatasan Jember-Bondowoso dan Lumajang. Hal tersebut menjadi peluang yang sangat besar terhadap penduduk Jember untuk memperoleh pekerjaan. Dilihat dari tingginya jumlah perusahaan yang telah berjalan, Jember seharusnya menjadi kota yang tidak sepi lapangan pekerjaan. Prosuden tembakau tentu akan memerlukan lebih banyak jasa masyarakat dalam proses industri seiring dengan bertambahnya permintaan pasar.

Jasa dan tenaga kerja lokal sangat mempengaruhi kegiatan produksi cerutu di Jember. Terbukti pada perusahaan Mangli Djaya Raya (MDR) yang masih sangat memerlukan tenaga penduduk untuk mengolah daun tembakau. Sebagian proses pengolahan daun tembakau tersebut dilakukan secara manual untuk menjaga cita rasa dan aroma tembakau. Hanya terdapat satu tahapan produksi yang menggunakan mesin yaitu pada proses pengepakan bahan. Pada tahap ini pun masih memerlukan tenaga manusia untuk menjalankan mesin pengepakan tersebut. Sehingga, PT. MDR jika disorot dari penyerapan ketenagakerjaan telah cukup menampung banyak sekali tenaga kerja lokal untuk memberikan pemasukan kepada mereka. Hal tersebut masih terbatas pada satu perusahaan di Jember, belum diakumulasikan dengan seluruh perusahaan yang ada.

Daerah yang cukup dipadati dengan perusahaan tembakau adalah Jember bagian timur dan utara. Terdapat setidaknya 5 perusahaan lebih yang aktif di kawasan timur Jember hingga ke perbatasan Banyuwangi. Perusahaan tersebut menampung sekitar 7 ribu pekerja yang terdiri dari laki-laki paruh baya hingga ibu rumah tangga. Angka tersebut sangat fantastis jika dilihat dari jumlah penduduk Jember usia kerja yang mencapai angka 152 ribu jiwa. Dengan kata lain sekitar 4.6 persen penduduk Jember bagian timur telah terserap oleh perusahaan tembakau.

Perusahaan tembakau secara tidak langsung dapat dikatakan telah menekan angka pengangguran di Jember. Terbukti sebagian besar ibu rumah tangga di daerah timur Jember telah mendapatkan pekerjaan. Dimana pada wilayah tersebut perusahaan tembakau telah berkembang pesat. Sebaliknya di daerah pedalaman selatan Jember masih banyak ibu rumah tangga yang menjadi pengangguran. Hal tersebut karena kurangnya lapangan pekerjaan seperti perusahaan tembakau yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja dari masyarakat.

Peluang kerja yang ditawarkan perusahaan tembakau nyatanya kurang berdampak terhadap angka pengangguran. Jumlah pengangguran di Jember bahkan masih terus meningkat setiap tahunnya. Padahal jika ditinjau dari peluang pasar tembakau secara internasional, seharusnya perusahaan tembakau dapat menampung lebih banyak lagi tenaga kerja. Namun faktanya, sejumlah minat masyarakat terhadap pekerjaan buruh ataupun karyawan di perusahaan tersebut masih kurang. Rendahnya gaji atau upah yang didapatkan masih kurang setara dengan tenaga yang mereka keluarkan saat bekerja. Sehingga, mereka lebih memilih mencari pekerjaan lain yang lebih memadai. Pada kasus ini, seharusnya pemerintah lebih tanggap lagi dalam mengelola lapangan pekerjaan. Dengan memanfaatkan kebijakan yang mengatur kegiatan jual beli internasional, pemerintah dapat mengambil keuntungan yang besar untuk kemudian dapat dirasakan bersama oleh masyarakat, perusahaan, ataupun pemerintah setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun