Di Buku
Kita dapat menyatukan tulisan-tulisan kita untuk di cetak dalam sebuah buku. Dicetak berarti diketik ya, jangan ditulis tangan nanti capek sendiri malahan. Buku akan abadi selama dirawat dan dijaga dengan sepenuh hati. Lain halnya jika dibakar, maka akan lenyap dan menjadi abu. Ehehe jangan ya, jangan dibakar. Cukup hatiku saja yang dibakar cemburu olehnya.Â
Biasanya, jika kita menerbitkan sebuah buku yang ber isbn, maka akan ada yang disimpan di perpus nasional. Insyaa Allah di sana akan aman. Apa cukup dengan diterbitkan saja? Tentu saja tidak, biasanya harus rajin promosi agar banyak dikenal dan diminati, barulah bisa dikenang. Wkwk.
Di Blog
Selain diterbitkan dalam buku, kita juga bisa menulis di blog pribadi atau grup. Seperti yang saya lakukan ini, menulis di kompasiana misalnya. Menulis di blog akan membuat tulisan kita sampai ke dunia. Ada juga yang menulis di blog bisa mendapatkan penghasilan. Menulis di blog juga akan menjadi amal jariyah kita untuk ke depan, selama yang kita tulis bermanfaat bagi banyak orang.Â
Menulis di blog juga tidak akan hilang, dan mungkin akan menjadi sejarah di masa depan. Meski pun akan ada pembaharuan-pembaharuan.
Di Sosial Media
Jika berbicara sosial media atau yang biasa kita sebut dengan sosmed, pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Akun sosmed tidak akan hilang, meskipun kita telah hilang. Kecuali, terkena pelanggaran dan blokir.Â
Apa yang kita posting di sosmed akan tersimpan. Sehingga, akan menjadi kenangan ketika tak lagi dapat kita pegang.
Jadi, mau pilih yang mana, buku, blog atau sosial media? Di manapun itu, jangan pernah berhenti menulis ya. Jika kita telah tiada, satu dua hari orang mungkin akan merasa kehilangan, tapi satu tahun dua tahun bahkan seterusnya kita akan terlupakan. Tapi tidak degan tulisan. Selama ia masih terjaga, maka akan tetap menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Sekian dan salam.