Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Filosofi Hidup Biasa-Biasa Saja tapi Tetap Bahagia

7 November 2024   10:35 Diperbarui: 10 November 2024   16:30 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang yang tetap bahagia walau hanya melakukan hal sederhana dan hidup yang biasa saja. (Foto: pexels.com/Vasily Baranov)

Mungkin sebagian besar dari kita merasakan kalau banyak tuntutan hidup yang mesti dipenuhi, apalagi di zaman sekarang. 

Harus memenuhi berbagai standart sosial di masyarakat seperti mempunyai pencapaian karir yang hebat, pendidikan tinggi dan materi yang melimpah.

Lulus kuliah tepat waktu dan langsung dapat pekerjaan. Kerjanya harus di perusahaan besar dengan gaji dua digit. Setelah itu menikah, punya rumah dan mobil. Kalau bisa memiliki investasi supaya ada passive income buat pensiun besok.

Belum lagi melihat teman-teman yang sudah sukses atau sosok publik figur yang berhasil mencapai semua dengan sangat sempurna. Kita jadi mulai overthinking, susah untuk merasa bahagia dan menikmati hidup. 

Lalu, bagaimana caranya untuk mencapai kebahagiaan meskipun kita menjalani ordinary life atau hidup yang biasa-biasa saja?

Penyebab Tidak Bisa Bahagia Menurut Alain de Botton 

Alain de Botton, seorang filsuf dan penulis kontemporer asal Inggris sekaligus pendiri The School of Life. Sebuah organisasi yang berfokus pada panduan tentang cara bagaimana menjalani kehidupan yang lebih bermakna.

Buku-buku karyanya sering membahas tema-tema kontemporer seperti cinta, pekerjaan, kebahagiaan, seni, perjalanan hidup dan menjadi best seller. Beberapa diantaranya Essays in Love, The Consolations of Philosophy, The Art of Travel, dan Status Anxiety.

Ia mengungkapkan bahwa seseorang seringkali menghadapi berbagai tekanan dan masalah yang menyebabkan krisis dalam kehidupan mereka dan tidak bisa menjalani hidup seutuhnya. 

Merasa tertekan karena tuntutan karir yang tinggi demi memenuhi ekspektasi orang lain. Akibatnya pikiran tidak tenang dan khawatir tentang bagaimana mereka terlihat di mata orang lain.

Tekanan dari masyarakat kadang cenderung menghakimi dan cepat menilai. Pertanyaan seperti "kerja di mana?" atau "kerja sebagai apa?" bisa menjadi beban karena merasa pekerjaannya tidak sesuai dengan ekspektasi sosial. Ketika jawabannya dianggap tidak bergengsi seseorang bisa dikritik atau dianggap tidak sukses, meskipun mereka telah berjuang keras.

Apalagi hidup di era saat ini yang sering menilai kebahagiaan dari segi materi, sehingga banyak orang merasa harus memiliki kekayaan untuk diakui. Akhirnya tercipta standart kolektif di masyarakat bahwa kekayaan adalah kunci untuk mendapatkan atensi dan penerimaan.

Alain de Botton menekankan bahwa menilai seseorang hanya dari kesuksesan atau kegagalan itu tidak adil. Banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan, dan kita seharusnya tidak mudah menghakimi. 

Kesuksesan atau kekayaan adalah sesuatu yang relatif dan tidak dapat diukur hanya dari satu sudut pandang.

Agar Tetap Bahagia Meskipun Hidup Biasa-biasa Saja.

Alain de Botton memiliki pandangan yang menarik tentang bagaimana mencapai kebahagiaan tanpa harus terlalu membebani diri dengan tekanan hidup. 

Menurutnya, kebahagiaan tidak selalu datang dari pencapaian besar atau hidup yang tampak "sempurna." Sebaliknya, ia percaya bahwa kita bisa menjalani hidup dengan lebih santuy dan tetap bahagia jika kita fokus pada beberapa prinsip berikut:

1. Menerima Ketidaksempurnaan

De Botton sering berbicara tentang bagaimana tekanan untuk menjadi sempurna dalam segala aspek kehidupan, seperti pekerjaan, penampilan atau hubungan yang dapat menjadi sumber ketidakbahagiaan. 

Baginya, hidup bahagia apa adanya artinya mau menerima ketidaksempurnaan sebagai bagian dari kehidupan. 

Hal ini akan mendorong kita untuk berani mengakui kelemahan dan ketidaksempurnaan, tanpa rasa malu atau minder. Dengan cara ini, kita dapat lebih tenang menjalani hidup tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi yang terlalu tinggi.

2. Menghargai Kehidupan Sehari-Hari

Kebahagiaan sejati justru terletak pada hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti menikmati waktu bersama orang tersayang, membaca buku yang bagus, atau bahkan sekedar menikmati secangkir teh di sore hari.

Kita sebaiknya menghargai dan memberi nilai(value) pada momen-momen sederhana ini dan menyadari bahwa kehidupan sehari-hari sebenarnya penuh dengan hal-hal yang bisa membawa kebahagiaan.

3. Mengubah Cara Pandang tentang Kesuksesan

Dalam bukunya Status Anxiety, de Botton membahas bagaimana banyak orang menderita kecemasan karena standar kesuksesan yang tinggi dalam masyarakat modern. Ia menekankan pentingnya mendefinisikan ulang kesuksesan menurut versi kita sendiri, bukan berdasarkan ekspektasi sosial.

Dengan menghindari perbandingan dengan orang lain dan tidak menjadikan kesuksesan sebagai satu-satunya tujuan, kita bisa menjalani hidup yang lebih santuy dan fokus pada hal-hal yang benar-benar bermakna bagi diri sendiri.

4. Menerima Rasa Sakit sebagai Bagian dari Kehidupan

Kita juga perlu menerima bahwa hidup pasti memiliki bagian-bagian yang sulit dan menyakitkan. Bukannya menghindari atau menyangkal rasa sakit, namun sebaiknya mau menerima dan memahaminya. 

Dengan cara ini, kita bisa menghadapi tantangan hidup tanpa terus-menerus merasa cemas atau tertekan, sehingga dapat menikmati hidup dengan lebih tenang.

5. Menghargai Keberadaan Orang-Orang Terdekat

Hidup apa adanya dan bahagia tidak lepas dari kemampuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang hangat dan penuh pengertian. 

Hubungan yang kuat dengan orang-orang terdekat dengan keluarga dan teman, merupakan salah satu kunci kebahagiaan. Kita tidak perlu mencari validasi dari semua orang cukup berfokus pada lingkaran kecil orang-orang yang peduli dan memahami kita apa adanya.

6. Mengembangkan Hobi dan Minat

Kegiatan yang membuat terlibat penuh (flow state) dapat menjadi sumber kebahagiaan. 

Ketika menekuni hobi atau minat, kita bisa mendapatkan kebahagiaan dari proses belajar, eksplorasi, dan pencapaian kecil tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi atau tekanan eksternal. Hobi memungkinkan  untuk menjalani hidup dengan santai dan tanpa beban.

7. Berfokus pada Nilai-nilai Filosofis daripada Material

Kebahagiaan yang datang dari harta benda atau status sosial cenderung tidak bertahan lama. Sebaliknya mencari kepuasan melalui nilai-nilai filosofis seperti rasa syukur, pengertian, dan empati justru lebih diingat. 

Dengan berfokus pada hal-hal yang lebih dalam dan filosofis, kita bisa menjalani hidup dengan lebih bahagia, tanpa merasa harus selalu mengejar materi.

8. Menerima Bahwa Hidup Tidak Selalu Harus Menyenangkan

Kita tidak perlu terlalu keras pada diri sendiri untuk harus selalu bahagia. Ada saat-saat dalam hidup ketika merasa bosan atau sedih itu adalah hal yang normal, dan bagian alami dari menjadi manusia. 

Menerima bahwa kebahagiaan adalah perjalanan naik-turun dan bukan keadaan tetap adalah langkah penting untuk hidup dengan lebih santai dan tanpa tekanan yang berlebihan.

****

Seringkali, kebahagiaan dikaitkan dengan kesuksesan besar, kekayaan, atau pencapaian prestasi. Namun, banyak orang yang hidup sederhana dan biasa-biasa saja justru merasakan kebahagiaan yang lebih mendalam. 

Kebahagiaan sebenarnya tidak selalu datang dari hal-hal besar dan luar biasa, melainkan dari bagaimana kita menjalani hidup sehari-hari dengan damai.

Dengan tidak terlalu berfokus pada ekspektasi sosial dan merangkul sisi filosofis kehidupan, kita bisa menikmati hidup dengan lebih damai dan bahagia, bahkan ketika hidup terlihat biasa-biasa saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun