Tekanan dari masyarakat kadang cenderung menghakimi dan cepat menilai. Pertanyaan seperti "kerja di mana?" atau "kerja sebagai apa?" bisa menjadi beban karena merasa pekerjaannya tidak sesuai dengan ekspektasi sosial. Ketika jawabannya dianggap tidak bergengsi seseorang bisa dikritik atau dianggap tidak sukses, meskipun mereka telah berjuang keras.
Apalagi hidup di era saat ini yang sering menilai kebahagiaan dari segi materi, sehingga banyak orang merasa harus memiliki kekayaan untuk diakui. Akhirnya tercipta standart kolektif di masyarakat bahwa kekayaan adalah kunci untuk mendapatkan atensi dan penerimaan.
Alain de Botton menekankan bahwa menilai seseorang hanya dari kesuksesan atau kegagalan itu tidak adil. Banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan, dan kita seharusnya tidak mudah menghakimi.Â
Kesuksesan atau kekayaan adalah sesuatu yang relatif dan tidak dapat diukur hanya dari satu sudut pandang.
Agar Tetap Bahagia Meskipun Hidup Biasa-biasa Saja.
Alain de Botton memiliki pandangan yang menarik tentang bagaimana mencapai kebahagiaan tanpa harus terlalu membebani diri dengan tekanan hidup.Â
Menurutnya, kebahagiaan tidak selalu datang dari pencapaian besar atau hidup yang tampak "sempurna." Sebaliknya, ia percaya bahwa kita bisa menjalani hidup dengan lebih santuy dan tetap bahagia jika kita fokus pada beberapa prinsip berikut:
1. Menerima Ketidaksempurnaan
De Botton sering berbicara tentang bagaimana tekanan untuk menjadi sempurna dalam segala aspek kehidupan, seperti pekerjaan, penampilan atau hubungan yang dapat menjadi sumber ketidakbahagiaan.Â
Baginya, hidup bahagia apa adanya artinya mau menerima ketidaksempurnaan sebagai bagian dari kehidupan.Â
Hal ini akan mendorong kita untuk berani mengakui kelemahan dan ketidaksempurnaan, tanpa rasa malu atau minder. Dengan cara ini, kita dapat lebih tenang menjalani hidup tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi yang terlalu tinggi.