Pernahkah kita bangun di pagi hari merasa segalanya baik-baik saja tapi tetap ada rasa hampa yang sulit dijelaskan? Atau mungkin di tengah pencapaian dan kesuksesan yang tampak dari luar, justru merasa kosong di dalam?Â
Kenyataannya, meski banyak hal dalam hidup tampak berjalan sesuai rencana, perasaan tidak bahagia kadang selalu hadir. Biasanya tanda-tanda seseorang sedang tidak bahagia gejalanya adalah ketika melakukan hal-hal yang disukai, hal-hal itu tidak lagi punya efek yang sama setelah melakukannya kembali.
Kita juga jadi merasa hampa, susah untuk bisa tertawa atau senang sepanjang hari. Mengapa kita kadang susah untuk bahagia dan tidak merasa bahagia, meskipun segala sesuatu terlihat sempurna?
Kebahagiaan vs Kepuasan Hidup
Definisi kebahagiaan menurut sudut pandang Daniel Kahneman, satu-satunya ilmuwan psikologi peraih penghargaan Nobel. Menurut Kahneman kebahagiaan adalah perasaan gembira sementara yang kita dapatkan ketika melakukan suatu hal yang menyenangkan.Â
Efek perasaan gembira ini tidak berlangsung lama dan akan hilang seiring berakhirnya faktor penyebabnya. Misalnya nongkrong bareng teman di angkringan atau coffee shop, nonton serial drama Korea non stop, jalan-jalan ke Mall dan lain sebagainya yang membuat kita bahagia saat itu juga.Â
Dapat dikatakan bahwa cara mendapatkan kebahagiaan tersebut dengan cara yang cukup sederhana. Makanya kalau berdasarkan definisi dari Kahneman, sebenarnya yang banyak orang cari dalam hidup itu bukanlah kebahagiaan tapi lebih kepada kepuasan hidup. Jadi bukan kebahagiaan (happiness) yang menjadi tujuannya tapi kepuasan hidup (Life satisfaction).
Jika kebahagiaan itu berada di masa kini yang terjadi sekarang dan sifatnya jangka pendek atau short-term, sedangkan kepuasan hidup sifatnya lebih jangka panjang atau long-term.Â
Kepuasan hidup ini pada dasarnya adalah kepuasan yang kita alami saat kita melihat kebelakang lalu mengingat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui dengan penuh suka cita dan kegembiraan. Kita merasa bahwa telah mencapai suatu hal yang penting dalam hidup kita.
Orang yang memiliki kepuasan hidup tinggi sudah bisa dipastikan pasti pernah mengalami kebahagiaan. Tapi orang yang bahagia belum tentu puas dengan hidupnya ketika dia melihat ke belakang perjalanan hidupnya.
Salah satu faktor yang menentukan kebahagiaan atau kepuasan hidup seseorang adalah pilihan dalam menghabiskan waktu yang dimiliki. Apakah perilaku dan tindakan yang dilakukan tujuannya adalah untuk kebahagiaan yang sementara (short-term) atau untuk mencapai tujuan yang lebih besar dan jangka panjang (long-term).
Contohnya saat kita memilih menghabiskan waktu kita dengan nonton Netflix, shopping di Mall, main game online bersama teman-teman. Ketika melakukannya terasa begitu menyenangkan dan membuat kita bahagia saat itu juga. Semua terlihat positif, tidak ada hal lain yang dipikirkan selain kegembiraan dan keseruan bersama teman-teman kita.
Tapi kebahagiaan akan sirna seiring dengan berakhirnya aktivitas tersebut. Bahkan bila dilakukan lagi berulang-ulang non stop hingga berminggu-minggu. Semakin lama justru terasa hampa dan timbul penyesalan karena telah membuang waktu sia-sia dibandingkan melakukan hal-hal yang bermanfaat seperti menyelesaikan tugas yang akhirnya menumpuk atau menggali potensi diri dengan berkarya.
Pentingnya Memiliki Tujuan Hidup
Perasaan hampa dan penyesalan dapat terjadi karena kita tidak memiliki tujuan hidup. Kebahagiaan bisa jadi akan menjadi negatif dampaknya ketika menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan utama karena sifatnya hanya emosi yang sementara.
Jika lebih fokus mengejar kebahagiaan dengan cara short-term atau sementara tanpa memikirkan tujuan jangka panjang, saat melihat ke belakang di masa tua nanti apakah kita telah merasa puas dengan hidup kita?Â
Kita bisa mendapatkan kepuasan hidup dengan menentukan tujuan hidup yang ingin diraih dalam hidup, entah itu tujuan jangka pendek,menengah atau jangka panjang. Sehingga bisa lebih bijak dalam memilih aktivitas apa yang akan dilakukan dalam waktu yang kita miliki.
Selain itu dengan adanya tujuan hidup, rintangan-rintangan apapun yang kita temui tidak akan menjadi masalah. Karena rintangan itu pasti akan berlalu juga dan setelah melewatinya kita dapat merasakan kepuasan yang lebih besar di akhir.Â
Seperti saat mendaki gunung, terasa capek dan lelah saat mulai mendaki. Namun setelah sudah sampai di puncak kita akan merasa puas dengan perjuangan kita dan sudah pasti bahagia. Demikian juga saat berjuang merintis usaha dari nol harus berhemat mengumpulkan modal, saat sudah berkembang usahanya kita merasa puas dengan pencapaian yang telah diraih.
Itulah perasaan yang akan kita rasakan ketika sudah memiliki tujuan hidup. Rintangan yang dialami ditengah perjalanannya justru menjadi kenangan manis. Dan menariknya justru kita lebih mudah mengingat masa-masa sulit dibandingkan masa-masa senang.Â
Saat flashback ke masa lalu, kita lebih mengingat masa sulit seperti saat di PHK dan berjuang mencari pekerjaan, diremehkan orang saat masih belum punya apa-apa dan sebagainya.Â
Momen-momen tersebut sulit dilupakan dan selalu diingat bila dibandingkan momen kebahagiaan ketika makan enak di Mall atau ketika nonton bioskop rame-rame dengan teman. Karena rintangan bisa jadi sesuatu yang indah ketika rintangan tersebut kita jalani atas dasar tujuan yang lebih besar.
*****
Temukanlah keseimbangan antara kebahagiaan dengan aktivitas yang membuat kita enjoy saat melakukan dan kepuasan hidup yang mengarah pada tujuan jangka panjang di masa depan.Â
Kebahagiaan bila dijadikan tujuan utama ini bisa jadi bumerang karena hanya sementara dan kepuasan hidup sifatnya jangka panjang. Dan kita tetap bisa mendapatkan keduanya dengan memiliki tujuan hidup yang tepat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI