Dalam dunia yang serba cepat dan instan seperti sekarang, kita sering kali tergoda untuk mendapatkan kepuasan secara langsung atau Instan Gratification. Di mana kepuasan yang cepat dan kesenangan yang instan menjadi prioritas utama.Â
Teknologi modern, terutama internet dan media sosial, telah mengubah cara kita berinteraksi, bekerja, dan bersantai. Segala hal terasa mudah dijangkau hanya dengan satu klik.Â
Dalam beberapa detik kita dapat memesan makanan, berkomunikasi dengan siapapun di seluruh dunia ataupun mendapatkan hiburan tanpa batas melalui layanan streaming.
Meskipun memberikan kenikmatan sesaat, ada beberapa dampak negatif dari kemudahan ini, baik untuk individu maupun kehidupan secara keseluruhan. Salah satunya adalah kurangnya kesabaran dan pengendalian diri.Â
Kita menjadi terbiasa dengan kepuasan yang cepat, dan tidak lagi memiliki kesabaran menunggu atau bekerja keras untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menjadi gagal fokus pada tujuan yang memerlukan kesabaran dan usaha berkelanjutan, seperti pendidikan, karier, atau menabung.
Hal ini tentu dapat mempengaruhi perkembangan mental, menyebabkan penurunan kemampuan konsentrasi dan pengendalian diri kita. Rentan terhadap kecemasan dan tingkat stress yang tinggi ketika kita menghadapi hambatan ataupun penundaan.Â
Delayed Gratification
Delayed gratification atau kepuasan yang tertunda mengacu pada pengorbanan kepuasan atau kesenangan untuk mendapatkan hasil yang lebih bermanfaat dan lebih besar di masa depan.
Ini adalah sebuah prinsip tentang seberapa lama kita dapat menunda kesenangan dan menahan diri untuk memiliki sesuatu yang mungkin sangat diinginkan sekarang demi memperoleh sesuatu yang lebih berharga. Serta hal-hal yang lebih besar dan lebih penting di masa depan.
Kita bisa saja makan siang di restoran bagus setiap jam istirahat, shopping setiap kali ada promo diskon atau kemana-mana dengan taxi dibandingkan naik transportasi umum. Â
Namun bila kita mau bersabar, menahan ego dan gengsi, kita bisa mengumpulkan lebih banyak uang untuk tabungan hari tua, travelling ke destinasi impian, membeli kendaraan yang lebih nyaman, atau membeli rumah.Â
Saat ini kita mungkin punya banyak uang dan sedang pada posisi yang mudah untuk mendapatkan uang. Mudah saja jika ingin menggunakannya untuk kesenangan sesaat. Tapi sampai kapan, seberapa lama kita dapat menikmati masa seperti ini?Â
Eksperimen MarshmallowÂ
Salah satu contoh terkenal dalam penelitian tentang delayed gratification adalah Eksperimen Marshmallow yang dilakukan oleh psikolog Walter Mischel pada tahun 1970-an.Â
Dalam eksperimen ini, anak-anak diberikan pilihan untuk memakan satu marshmallow saat itu juga atau menunggu beberapa waktu untuk mendapatkan dua marshmallow.Â
Hasil dari percobaan tersebut sepertiga dari anak-anak tersebut makan marshmallow saat itu juga. Sedangkan sepertiga lainnya menunggu hingga mendapatkan dua buah marshmallow. Dan sisanya tidak sabar untuk menunggu dan akhirnya menyerah.
Setelah anak-anak tersebut beranjak dewasa, hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak yang mampu menunda kesenangan untuk mendapatkan lebih banyak marshmallow berhasil tumbuh menjadi individu yang lebih sukses dan stabil secara emosional.
Manfaat Delayed Gratification
Delayed gratification bisa memberikan manfaat yang signifikan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut adalah beberapa manfaat utamanya:
1. Meningkatkan Kemampuan dalam Mengambil Keputusan
Menunda kepuasan membantu seseorang untuk berpikir lebih kritis dan mempertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap keputusan yang dibuat. Alih-alih hanya fokus pada hasil instan, kita belajar untuk mempertimbangkan manfaat yang lebih besar di masa depan.
Kita jadi terbiasa untuk berpikir lebih rasional dan mempertimbangkan dampak dari setiap keputusan. Hal ini mendorong pengambilan keputusan yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari, karena kita terbiasa menilai hasil jangka panjang daripada hanya terpaku pada kepuasan sesaat.
2. Melatih DisiplinÂ
Delayed gratification melatih seseorang untuk mengendalikan dorongan atau godaan demi meraih tujuan yang lebih besar. Kemampuan untuk menahan diri dari kepuasan sesaat membuat kita lebih disiplin dalam menghadapi berbagai situasi, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
3. Kesejahteraan Finansial
Menunda kepuasan membantu seseorang dalam mengelola keuangan dengan lebih bijaksana. Daripada membelanjakan uang untuk hal-hal yang bersifat impulsif, orang yang menerapkan delayed gratification akan lebih memilih menabung atau berinvestasi, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan finansial.
4. Meningkatkan Prestasi Akademis dan Karier
Dalam hal akademis dan karier, delayed gratification membantu seseorang tetap fokus pada proses belajar atau bekerja dengan giat untuk meraih kesuksesan jangka panjang.Â
Misalnya, siswa yang belajar dengan tekun dan mengesampingkan kesenangan sementara seperti hiburan cenderung akan memperoleh nilai yang lebih baik.
Demikian pula, seorang profesional yang bekerja keras dan menunda kenikmatan pribadi dapat mencapai kesuksesan yang lebih besar di masa depan.
5. Kesehatan yang Lebih Baik
Kemampuan untuk menunda kepuasan sering kali dikaitkan dengan pilihan gaya hidup yang lebih sehat. Seseorang yang bisa menahan diri dari kebiasaan buruk seperti makan makanan tidak sehat, merokok, atau malas berolahraga cenderung memiliki kesehatan fisik dan mental yang lebih baik dalam jangka panjang. Mereka mampu berfokus pada manfaat jangka panjang dari gaya hidup sehat, daripada hanya memuaskan keinginan sesaat
*****
Kemampuan untuk menunda kepuasan atau Delayed gratification akan memberikan dampak positif pada berbagai aspek kehidupan meskipun mungkin terasa menyiksa di era yang serba instan seperti sekarang. Mulai dari keuangan, kesehatan, hingga karier. Dengan disiplin dan kesabaran, kita bisa membangun masa depan yang lebih cerah dan bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H