Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Realitas Hedonisme: Mengurai Kebenaran di Balik Kesenangan dan Kebahagiaan Sesaat

12 Agustus 2024   15:01 Diperbarui: 13 Agustus 2024   09:20 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menikmati kehidupan sepuasnya | Foto: pexels.com/cottonbro studio 

Ilusi kebahagiaan dalam hedonisme sering kali membuat seseorang merasa hampa setelah kesenangan sementara berlalu. Tanpa keseimbangan yang tepat, dapat terjebak dalam siklus tanpa akhir yang berfokus pada pencarian kenikmatan sementara, yang pada akhirnya mengabaikan kesenangan jangka panjang yang lebih bermakna.

Kesalahpahaman dalam Mengartikan Paham Hedonisme

Persepsi umum tentang hedonisme sering kali salah kaprah, karena banyak yang menganggap hedonisme semata-mata sebagai pencarian kesenangan sesaat dan gaya hidup yang berlebihan. 

Padahal konsep asli hedonisme seperti yang dipahami oleh filsuf Yunani kuno Epikurus, pendiri mazhab filsafat epikureanisme yang sealiran dengan paham hedonisme justru jauh lebih mendalam dan kompleks.

Hedonisme Epikureanisme sebenarnya tidak mendorong pencarian kesenangan yang berlebihan atau sesaat, melainkan menekankan pada keseimbangan serta kebijaksanaan dalam memaknai dan mencari kebahagiaan. 

Epikurus mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak berasal dari kesenangan fisik yang berlebihan, melainkan dari kesejahteraan mental dan ketenangan batin. Baginya, hidup yang hedonistik adalah hidup yang diisi dengan kesenangan sederhana, seperti pertemanan yang erat, ketentraman jiwa, kebebasan dari rasa takut cemas dan gelisah serta pemahaman diri yang mendalam.

Kesalahpahaman tentang hedonisme ini mungkin muncul karena banyak yang mengaitkan hedonisme dengan gaya hidup modern yang sering kali menekankan konsumsi berlebihan dan kesenangan instan, seperti belanja tanpa batas, pesta yang mewah, atau liburan yang ekstravaganza. 

Padahal, pandangan hedonistik yang lebih autentik justru menekankan pentingnya memilih kesenangan yang memberikan kebahagiaan jangka panjang dan menghindari kesenangan yang dapat menyebabkan rasa sakit di masa depan.

Oleh karena itu perlu untuk meluruskan persepsi dan pemahaman bahwa hedonisme yang sesungguhnya lebih berkaitan pada pencapaian kepuasan hidup yang mendalam daripada sekadar mengejar kesenangan sementara. Kuncinya adalah menemukan keseimbangan antara menikmati kesenangan dan menjaga kesejahteraan jangka panjang baik fisik maupun mental.

Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Hedonisme

Hedonisme, meskipun sering kali disalahpahami dan dianggap sebagai perilaku negatif sebenarnya memberikan beberapa pelajaran yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan untuk mencapai kebahagiaan yang lebih seimbang dan bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun