Apakah kamu termasuk orang yang sering curiga dengan orang-orang di sekitarmu? Baik dengan teman, pasangan, keluarga atau siapa saja. Rasa-rasanya selalu saja ada alasan di kepalamu untuk takut dan was-was. Takut kalau orang-orang ternyata berbohong dan menyembunyikan sesuatu darimu atau diam-diam punya niat jahat dan sebagainya.
Akibatnya kamu jadi takut untuk mempercayai orang lain. Hal ini bisa berdampak negatif pada relasi dengan orang lain. Kamu jadi sulit untuk terbuka dan membangun hubungan dekat dengan orang lain atau bisa juga ketakutan ini membuat kamu jadi melakukan berbagai hal yang membuat orang jadi merasa tidak nyaman. Misalnya berprasangka buruk, curiga, selalu cek handphone orang lain, berkali-kali menelpon atau WA terus-menerus.
Capek nggak sih hidup seperti itu? Kalau kamu pernah mengalami hal ini maka kemungkinan kamu memiliki "Trust Issue" alias masalah kepercayaan di mana kamu merasa sulit untuk mempercayai orang lain.
Penyebab Munculnya Trust Issue
Kepercayaan adalah sesuatu yang mudah rapuh. Mungkin kamu punya trust issue karena pernah mengalami kejadian-kejadian buruk di masa lalu di mana kepercayaan yang sudah kamu berikan dikhianati.
Misalnya pernah diselingkuhin sama mantan, dikecewakan, dibohongi atau rahasiamu disebarluaskan oleh orang yang kamu percaya dan pengalaman buruk tersebut menyebabkan rasa takut dan kesulitan untuk mempercayai orang lain lagi.
Yang kedua karena pernah mengalami kejadian-kejadian traumatis yang meninggalkan luka yang mendalam. Seperti mengalami kekerasan fisik dan verbal dari keluarga, mengalami kekerasan seksual dari orang yang dipercaya hingga penipuan oleh teman atau orang terdekat. Trauma di masa lalu dapat menyebabkan trauma emosional yang membuat seseorang sulit mempercayai orang lain.
Apalagi jika sudah mengalaminya sedari kecil seperti ditinggal pergi orangtua terutama oleh ibu kandung sehingga kurang kasih sayang, melihat perselingkuhan orangtua, sering dimarahi dan mengalami kekerasan fisik, pelecehan seksual dan sebagainya. Kamu mungkin akan berpikir bahwa di dunia ini tidak ada orang yang bisa dipercaya hingga hidupmu dipenuhi dendam terpendam dan ketakutan.
Hal tersebut menjadi salah satu faktor penting yang cukup esensial bagi kepercayaan yang terbentuk. Karena perkembangan hidupmu dari kecil sampai dewasa menjadi dasar bagi pengembangan diri dan pembentukan karakter.
Mengatasi Trust Issue
Mengalami pengkhianatan dan kekecewaan berulang kali dapat membuat seseorang kesulitan mempercayai orang lain. Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasi trust issue ini dan membangun kembali kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain.
1. Menyadari dan Mengakui
Perlunya menyadari dan mengakui bahwa inilah yang kamu rasakan bahwa dirimu sulit untuk percaya dengan orang. Cari tahu penyebabnya, kalau karena hal-hal dan kejadian traumatis sebaiknya kamu jangan menghadapinya sendirian tapi bisa menggunakan bantuan profesional. Misalnya pergi ke psikolog atau psikiater apalagi sekarang kesehatan jiwa sudah dicover oleh BPJS.
2. Membuat Batasan
Tetapkan batasan yang jelas dan hormati pula batasan orang lain. Arti batasan di sini adalah perlakuan dari teman atau pasangan yang tidak bisa kamu terima.
Menetapkan batasan yang jelas dalam hubungan akan melindungi dan menciptakan rasa aman dalam hubungan dengan teman, pasangan atau siapapun dari potensi pengkhianatan dan kekecewaan tanpa harus sepenuhnya menutup diri.
Seperti kamu tidak bisa melanjutkan hubungan kalau ada perselingkuhan atau kekerasan fisik dan kamu juga tidak bisa mentolerir seandainya temanmu menyebarkan curhatan atau rahasiamu ke orang lain.
Oleh karena itu perlu untuk mengkomunikasikan batasan yang kamu buat pada pasangan atau temanmu karena akan membuat kamu merasa lebih aman. Mereka akan tahu konsekuensi jika melanggar batasan tersebut.
Selain itu mengkomunikasikan batasan juga dapat membantu teman atau pasanganmu agar benar-benar paham apa yang kamu inginkan. Jadi akan mengurangi kemungkinan mereka akan mengecewakanmu. Walaupun mungkin tidak mudah melakukannya karena terkadang dirimu dikuasai oleh ketakutan dan pikiran-pikiran negatif.
3. Mengubah Perspektif
Perspektif atau cara pandang kita terhadap kepercayaan sangat mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain dan bagaimana kita merespons pengkhianatan atau kekecewaan.
Selama ini mungkin kamu sulit memberi kepercayaan kepada orang lain karena kamu memandang kepercayaan sebagai sesuatu yang akan memberi dampak negatif untukmu.
Salah satu perangkap utama trust issue adalah kecenderungan untuk menggeneralisasi pengalaman negatif dari satu orang ke semua orang. Perlu untuk menyadari bahwa tidak semua orang akan mengkhianati atau mengecewakanmu.
Fokuslah pada orang-orang yang telah menunjukkan konsistensi, kejujuran, dan dapat diandalkan dalam hidup. Ini membantu untuk mengingatkan bahwa ada orang yang bisa dipercaya.
Ubah narasi negatif tentang kepercayaan dengan afirmasi positif setiap hari pada diri sendiri. Alih-alih mengatakan “Saya tidak bisa mempercayai siapa pun.” coba katakan,
“Saya bisa mempercayai orang-orang yang telah membuktikan diri mereka dapat diandalkan.” Gunakan afirmasi ini untuk memperkuat pandangan positif tentang kepercayaan dan kemampuan untuk menjalin hubungan yang lebih baik.
4. Menerima Ketidakpastian
Kepercayaan melibatkan unsur ketidakpastian. Apapun yang kamu lakukan entah itu dengan memberikan kepercayaan atau tidak memberi kepercayaan akan selalu ada kemungkinan bahwa selalu akan ada hal buruk yang mungkin menimpamu.
Cobalah untuk hidup di saat ini dan menikmati hubungan tanpa terus-menerus khawatir tentang kemungkinan pengkhianatan di masa depan.
*****
Kepercayaan adalah sebuah kata yang mudah diucapkan tapi tidak mudah untuk dijaga, baik bagi yang mendapatkan kepercayaan atau yang memberikan kepercayaan pada orang lain. Apalagi mereka yang memiliki trauma atau pengalaman tidak menyenangkan dengan masalah kepercayaan atau trust issue.
Untuk menghadapi dan mengatasi trust issue tidaklah mudah, membutuhkan proses dan waktu yang tidak sebentar. Namun bukan berarti mustahil untuk dilakukan. Dengan pendekatan yang tepat, kepercayaan bisa dibangun kembali untuk menjalin kembali hubungan yang sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H