Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Gaya Hidup Minimalis: Menemukan Kebahagiaan dalam Kesederhanaan

17 Juli 2024   10:07 Diperbarui: 19 Juli 2024   17:58 1650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berapa banyak barang yang sudah kamu beli di marketplace? Berapa banyak item yang masih tersimpan di keranjang belanjamu tapi belum di check out? Kamu baru sadar betapa banyak tumpukan barang-barang yang telah dibeli namun manfaatnya tak terasa sama sekali karena telah memiliki barang yang sama. Kenyataannya kita sebenarnya hanya membutuhkan sedikit barang dan sudah cukup untuk membuat kita hidup.

Di tengah kesibukan dan kompleksitas dunia modern, semakin banyak orang beralih ke gaya hidup minimalis sebagai cara untuk menemukan kedamaian dan kebahagiaan. Gaya hidup minimalis bukan hanya tentang mengurangi barang-barang yang kita miliki. Tetapi juga tentang menyederhanakan hidup, fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran. 

"Hidup itu sangat sederhana, tapi kita bersikeras membuatnya rumit." ~ Confucius.

Definisi Gaya Hidup Minimalis 

Gaya hidup minimalis adalah filosofi hidup yang mengutamakan kesederhanaan dan pengurangan hal-hal yang tidak perlu. Sebuah konsep gaya hidup yang mengajarkan untuk mencukupkan diri kita dengan apa yang ada. Mengajak untuk fokus pada kualitas daripada kuantitas dalam menggapai kebahagiaan dari pengalaman hidup bukan dari kepemilikan materi.

Dalam buku Becoming Minimalist karya Joshua Becker, mendefinisikan minimalis adalah bagaimana mendapatkan apa yang membuatmu bahagia dan menghilangkan apa yang tidak membuatmu bahagia. Se-sederhana itu.

Menerapkan gaya hidup minimalis dapat mengurangi stres dan kecemasan. Kaum minimalis meyakini bahwa semakin banyak barang justru semakin banyak tanggung jawab dan bisa menambah stres. Apalagi jika barang-barang tersebut dibeli dengan kredit atau paylater. Kamu harus menyisihkan gajimu untuk membayarnya.

Padahal kesenangan memiliki barang baru hanya sesaat saja. Begitu ada keluaran yang lebih baru, maka sudah tidak menarik lagi dan kamu masih harus membayar cicilannya setiap bulan.

Dengan menyederhanakan hidup dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting akan bisa menemukan kebahagiaan dan kedamaian. Hidup apa adanya dan tidak perlu memaksakan diri.

Cara Memulai Hidup Minimalis

Mengadopsi gaya hidup minimalis diperlukan niat dan tekat yang kuat. Untuk memulai perjalanan ini akan terasa berat terutama bagi tipe orang yang konsumtif dan tidak tahu harus memulai dari mana. Berikut adalah langkah-langkah untuk memulai gaya hidup minimalis.

1. Kenali dan Bedakan antara Kebutuhan dan Keinginan 

Keinginan itu tidak akan pernah ada habisnya. Sifat manusia selalu ingin lebih dan lebih. Kamu harus merubah mindset dulu bahwa akan membeli barang-barang sesuai dengan prioritas dan apa yang dibutuhkan.

Pertimbangkan dengan matang setiap pembelian untuk memastikan bahwa barang tersebut akan digunakan dan diperlukan. Kenali barang-barang apa yang akan mempermudah dan barang yang kehadirannya malah jadi merepotkanmu.

2. Membeli Berdasarkan Kualitas

Pilih barang-barang berkualitas tinggi dan tahan lama untuk jangka waktu lama daripada membeli banyak barang yang murah tetapi kualitas dan bahannya kurang bagus sehingga cepat rusak. Bukan berarti harus membeli barang yang mahal keluaran terbaru dengan fitur yang lengkap. Namun beli dengan spesifikasi sesuai kebutuhan dan kualitas yang terpercaya. 

Investasi dalam barang-barang berkualitas membantu mengurangi pembelian berulang dan pengeluaran jangka panjang. Fokus pada kualitas, bukan kuantitas. Belilah barang baru ketika barang lama sudah habis atau sudah rusak. 

3. Decluttering: Membersihkan Barang yang Tidak Perlu

Kegiatan decluttering setidaknya perlu dilakukan setidaknya setiap enam bulan sekali. Di mulai dari area kecil seperti laci atau rak lalu lemari penyimpanan dan mulailah membersihkannya. Pisahkan barang-barang yang masih digunakan dan disukai lalu barang-barang yang tidak lagi diperlukan.

Buku-buku atau majalah lama, baju yang sudah tidak muat, sepatu yang sudah tidak nyaman lagi, make up atau skincare yang sudah kadaluwarsa, perlengkapan dapur yang jarang dipakai, peralatan elektronik yang sudah rusak serta barang-barang yang sudah lama tidak pernah digunakan lagi. 

Barang tersebut tidak harus dibuang kecuali jenis yang sudah rusak dan expired. Barang yang masih bagus kondisinya bisa diberikan pada orang lain, di donasikan ke panti asuhan atau panti jompo dan bisa dijual kembali sebagai preloved item.

4. Merasa Cukup

Gaya hidup minimalis tidak hanya tentang mengurangi kepemilikan materi dan mengatur ruang hidup dengan lebih baik, tetapi juga mengajarkan untuk tidak hidup berlebihan dan menghargai kecukupan dan kesederhanaan. Lebih sedikit lebih baik tidak perlu berlebihan.

Belajar untuk menghargai dan bersyukur atas apa yang sudah dimiliki. Alih-alih selalu membeli barang-barang baru yang tidak diperlukan sehingga membantu untuk lebih bijak berbelanja. 

Tidak tergoda sale atau diskon yang membuat konsumtif dan belanja impulsif. Hal ini membawa ketenangan pikiran dan mengurangi stres yang terkait dengan keinginan yang tidak terpenuhi.

5. Kebahagiaan Bukan Diukur dari Materi.

Salah satu prinsip utama dari gaya hidup minimalis adalah bahwa kebahagiaan sejati tidak berasal dari kepemilikan materi, melainkan dari hal-hal yang lebih bermakna dan substansial. Seperti menciptakan kenangan melalui berbagai pengalaman hidup seperti travelling, kegiatan seni dan olahraga, membantu sesama dan mempererat hubungan dengan berkumpul dengan teman dan keluarga. 

Pengalaman-pengalaman tersebut cenderung memberikan kebahagiaan yang lebih tahan lama daripada kegembiraan sementara yang datang dari barang-barang yang dibeli.

******

Memulai gaya hidup minimalis membutuhkan komitmen untuk menyederhanakan hidup, mengurangi barang-barang yang tidak perlu, dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup. Minimalis juga menekankan bahwa kebahagiaan sejati tidak berasal dari kepemilikan materi, melainkan dari pengalaman, hubungan, kesadaran, kualitas hidup dan merasa cukup.

Gaya hidup minimalis sering kali disalahartikan sebagai hidup dengan serba kekurangan dan keterbatasan. Padahal sebenarnya adalah bagaimana menemukan kecukupan dan kebahagiaan dalam kesederhanaan, tanpa harus mengorbankan kenyamanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun