4. Merasa Cukup
Gaya hidup minimalis tidak hanya tentang mengurangi kepemilikan materi dan mengatur ruang hidup dengan lebih baik, tetapi juga mengajarkan untuk tidak hidup berlebihan dan menghargai kecukupan dan kesederhanaan. Lebih sedikit lebih baik tidak perlu berlebihan.
Belajar untuk menghargai dan bersyukur atas apa yang sudah dimiliki. Alih-alih selalu membeli barang-barang baru yang tidak diperlukan sehingga membantu untuk lebih bijak berbelanja.Â
Tidak tergoda sale atau diskon yang membuat konsumtif dan belanja impulsif. Hal ini membawa ketenangan pikiran dan mengurangi stres yang terkait dengan keinginan yang tidak terpenuhi.
5. Kebahagiaan Bukan Diukur dari Materi.
Salah satu prinsip utama dari gaya hidup minimalis adalah bahwa kebahagiaan sejati tidak berasal dari kepemilikan materi, melainkan dari hal-hal yang lebih bermakna dan substansial. Seperti menciptakan kenangan melalui berbagai pengalaman hidup seperti travelling, kegiatan seni dan olahraga, membantu sesama dan mempererat hubungan dengan berkumpul dengan teman dan keluarga.Â
Pengalaman-pengalaman tersebut cenderung memberikan kebahagiaan yang lebih tahan lama daripada kegembiraan sementara yang datang dari barang-barang yang dibeli.
******
Memulai gaya hidup minimalis membutuhkan komitmen untuk menyederhanakan hidup, mengurangi barang-barang yang tidak perlu, dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup. Minimalis juga menekankan bahwa kebahagiaan sejati tidak berasal dari kepemilikan materi, melainkan dari pengalaman, hubungan, kesadaran, kualitas hidup dan merasa cukup.
Gaya hidup minimalis sering kali disalahartikan sebagai hidup dengan serba kekurangan dan keterbatasan. Padahal sebenarnya adalah bagaimana menemukan kecukupan dan kebahagiaan dalam kesederhanaan, tanpa harus mengorbankan kenyamanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H