Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kenali Ciri Orang-orang "Red Flag" yang Harus Dihindari

25 Juni 2024   08:21 Diperbarui: 26 Juni 2024   01:46 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menggapai kesuksesan bukan hanya tentang kerja keras dan keterampilan, tetapi juga lingkungan sosial yang di bangun di sekitar kita. 

Beberapa tipe orang red flag dapat memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap perjalanan menuju kesuksesan. Kegagalan dan kesuksesan juga bergantung kepada orang yang akan menjadi teman yang kita pilih. 

Red flag merupakan idiom bahasa Inggris yang menurut kamus Oxford artinya tanda bahaya atau sesuatu yang selayaknya tidak dilanjutkan. 

Istilah red flag sering digunakan pada seputar hubungan yang toxic atau yang memberi dampak negatif dalam suatu hubungan. Entah itu hubungan percintaan dengan pasangan, hubungan dengan kolega di lingkungan kerja atau hubungan dengan anggota keluarga.

Selain itu tipe orang red flag  juga bakal menguras banyak energi. Bahkan membuat kita sampai berpikir "Mau happy saja susah kalau ada orang-orang kayak gini". Jadi kenali tipe-tipe orang red flag yang mesti dihindari berikut ini.

1. Tukang Gosip

Banyak alasan kuat untuk menghindari orang yang suka ngegosip yang memang senang mengurusi hidup orang lain. Lagi asyik-asyiknya kumpul bareng atau lagi makan siang di kantor tiba-tiba datang si tukang gosip yang bikin suasana jadi bete.

Semua orang bisa jadi bahan gosip menarik apalagi jika mempercayakan rahasia padanya bahkan sahabat baikpun tidak akan luput darinya. Di depan bersikap manis tetapi berbicara buruk di belakang. Sikap bermuka dua ini menunjukkan ketidakjujuran dan keburukan karakter.

Selain itu tukang gosip juga paling jago mencari-cari kesalahan orang lain. Yang parah tipenya itu kalau dia menjatuhkan orang lain demi kepentingannya sendiri. Karena memang pada dasarnya mereka senang mencari kekurangan orang lain. 

2. Manipulatif

Orang yang manipulatif cenderung memutarbalikkan fakta dan memanipulasi situasi demi keuntungan mereka pribadi. Banyak ketidaksesuaian antara kata-kata dan tindakan. 

Mereka sering kali menggunakan taktik manipulasi emosional untuk membuat orang lain merasa bersalah atau untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Manipulator pintar sekali melihat dan memanfaatkan kekurangan kita, hal-hal yang merupakan titik kelemahan atau yang menyangkut insecure kita seperti merasa tidak percaya diri, cemas dan hal-hal yang berkaitan dengan kondisi mental dapat digunakan untuk membuat kita merasa bersalah.

3. Suka Mengeluh

Ada orang yang kerjanya hanya mengeluh, setiap kali bertemu ada saja keluhannya dan selalu mengulang-ulang keluhan yang sama rasanya seperti muter-muter tidak ada penyelesaian. 

Entah mengeluh pengeluarannya banyak, hutangnya menumpuk, anaknya bandel susah di nasehatin dan berbagai keluhan lainnya.

Semua orang pasti memiliki persoalan dan melepaskan emosi itu wajar-wajar saja karena mungkin butuh seseorang untuk curhat. 

Tapi kalau konsisten setiap ketemu, tiap telpon, diskusi mau itu dengan teman kantor, keluarga atau teman nongkrong selalu yang dibicarakan  masalah dan masalah. 

Jelas akan menambah beban mental kita jika selalu mendengarkan masalah dan menambah sampah energi negatif yang dibuang kepada kita.

Hidup itu adalah bagaimana kita dapat mengelola persoalan. Tidak semuanya juga harus menjadi keluhan yang disampaikan ke orang lain, lama-lama otak kita capek setiap kali bertemu harus mendengan keluhan yang sama.

4. Sering Menimpakan Kesalahan pada Orang Lain.

Sering menimpakan kesalahan kepada orang lain adalah perilaku yang sering kita temui di berbagai lingkungan, baik itu di tempat kerja, keluarga, maupun dalam interaksi sosial. 

Kita perlu menjauhi karakter orang yang cenderung suka mencari kambing hitam demi menutupi kesalahan agar tidak terkena imbasnya.

Orang yang sering kali menimpakan kesalahan pada orang lain biasanya untuk melindungi diri dan menghindari tanggung jawab dari konsekuensi negatif yang mungkin timbul dari kesalahan tersebut. 

Selain itu juga demi menjaga reputasi dan nama baik terutama di lingkungan kerja, di mana kesalahan yang dibuat dapat mempengaruhi penilaian kinerja dan peluang promosi.

Beberapa orang memiliki kesulitan besar dalam mengakui kesalahan mereka sendiri. Bisa jadi karena merasa malu, tidak kompeten, atau takut akan konsekuensi dari pengakuan tersebut, sehingga lebih memilih untuk menyalahkan orang lain.

5. Suka Mendramatisir Keadaan

Hindari juga orang-orang yang banyak "drama" semuanya di dramatisir padahal nggak seperti itu kenyataannya. 

Sering melebih-lebihkan cerita atau masalah yang kadang dibumbui dengan hoax agar menjadi lebih menarik daripada keadaan sebenarnya. Sehingga cenderung membuat masalah kecil tampak menjadi sangat besar dan serius. 

Alhasil, sulit untuk mempercayai omongan mereka karena bisa saja malah menimbulkan kebohongan. Mereka sering menciptakan lingkungan yang penuh dengan drama, ketidakpercayaan dan konflik yang dapat mengalihkan fokus dan energi kita dari pencapaian tujuan.

***

Dengan mengenali dan menghindari orang-orang dengan ciri-ciri red flag ini akan dapat membantu kita menjaga kesehatan mental dan emosional. 

Tetapkan batasan yang jelas dan jangan ragu untuk menjauh dari hubungan yang tidak sehat atau merugikan dengan orang-orang red flag ini.

Prioritaskan hubungan dengan orang-orang yang mendukung dan menghargai kita. Pilihlah teman-teman yang memberikan manfaat untuk kemajuan dan kebahagiaan kita jangan yang malah justru menambah permasalahan dan menjadi hambatan untuk meraih kesuksesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun