Sebagai penghasil minyak Nilam terbaik dan terbesar di dunia, Indonesia menempati posisi penting dalam industri parfum dunia dan memiliki peluang besar untuk mengembangkan industri parfum lokal yang berdaya saing tinggi di pasar global.Â
Beberapa kendala dan tantangan industri parfum lokal dalam implikasinya pada sektor hulu dan hilir. Di sektor hulu kita belum memiliki manufaktur untuk mengolah minyak Nilam dalam jumlah besar karena masih diolah secara tradisional dengan cara penyulingan. Sehingga hasilnya terbatas dan harganya cukup mahal.Â
Proses untuk menghasilkan minyak Nilam berkualitas tinggi dan memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan industri hilir tidaklah mudah apalagi dengan cara tradisional. Bahkan botol kaca untuk parfumnya juga sebagian besar masih diimport dari China.Â
Sedangkan tantangan di sektor hilir adalah industri parfum di Indonesia masih terbilang muda sehingga belum mendapatkan kepercayaan yang cukup dari masyarakat kita sendiri. Parfum lokal masih memiliki stigma negatif karena identik dengan parfum refill botolan dengan wangi sintetis dan aroma menyengat.Â
Parfum lokal belum menempati posisi yang dominan oleh karena itu masih dibutuhkan proses dan waktu yang panjang sampai masyarakat Indonesia memiliki mindset bahwa kita bisa memiliki produk parfum yang tidak hanya bisa bersaing namun juga lebih baik daripada parfum-parfum import yang beredar di pasaran.Â
Pertumbuhan Industri Parfum Lokal di IndonesiaÂ
Seiring berjalannya waktu mulai tahun 2016 industri parfum Indonesia mulai berkembang dengan munculnya brand-brand lokal dengan inovasi dan kualitas yang tidak kalah dengan merek import.
HMNS, Carl & Claire, Oullu, Daze Delacour, Laux, Euodia, The Living Potion, Scentcode, Sonar, Labcitane, Saff & Co, Heura, Alchemist, Ateape adalah beberapa brand parfum lokal yang meramaikan sektor industri parfum di Indonesia.
Bahkan HMNS salah satu brand yang terlaris saat ini telah mencoba melebarkan sayapnya ke luar negeri dengan merilis produk uniknya Ambar Janma atau Manusia Harum di Paris Fashion Week 2022.Â
Rizky Arief selaku CEO HMNS, berharap dunia akan mengenal dan mengakui bahwa Indonesia juga memiliki produk parfum berkualitas dan menjadi poros baru untuk dunia perparfum-an.