Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kenali Penyebab Baby Blues dan Cara Mengatasinya

15 Juni 2024   09:22 Diperbarui: 15 Juni 2024   14:17 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang ibu pasca melahirkan. Foto:pexels.com/Laura Garcia

Baby blues merupakan kondisi emosional yang umum dialami oleh hampir 80% ibu pasca melahirkan yang muncul di dua sampai tiga hari setelah persalinan dan biasanya berlangsung hingga dua minggu. 

Gejala dan ciri-cirinya adalah sering mengalami mood swing atau suasana hati yang berubah-ubah. Saat mood-nya sedang bahagia, merasa sangat bersyukur memiliki anak tapi setelah itu suasana hatinya bisa mendadak berubah drastis. Merasa tidak sanggup memiliki anak atau menganggap telah membuat keputusan yang salah kalau saat ini memiliki anak.

Sering merasa sedih atau menangis tanpa alasan jelas, lebih sensitif dan mudah tersinggung karena hal-hal sepele. Merasa diri tidak mampu mengurus bayi, cemas yang berlebihan memikirkan kesehatan dan keselamatan bayinya. Beberapa Ibu sampai mengalami insomnia atau malah sebaliknya bawaannya penginnya tidur terus.

Namun sayangnya masih banyak yang belum mengetahui dan menyadari kalau sedang mengalami baby blues bahkan suaminya pun juga kadang tidak mengerti tentang syndrom baby blues ini.

Karena mungkin saat kehamilan lebih fokus ke persiapan persalinannya seperti mempersiapkan kamar bayi dan perlengkapannya, menyiapkan nama bayi dan acara syukuran dan sebagainya.


Meskipun baby blues adalah kondisi yang umum dan bersifat sementara, namun jika tidak dikenali dan tidak disadari sejak dini dampaknya bisa berkepanjangan dan dapat berubah menjadi postpartum depression atau depresi pasca melahirkan.

Penyebab Baby Blues

1. Perubahan Hormon

Saat hamil kemudian melahirkan banyak sekali perubahan hormonal yang terjadi. Seperti turunnya hormon estrogen dan progesteron, inilah yang menjadi penyebab mood swing seperti mudah marah, mudah sedih dan mudah kecewa. Lalu hormon oksitosin-nya juga meningkat yang akan meningkatkan naluri keibuan sehingga ada rasa ingin melindungi anak dan ingin merawatnya.

Namun perubahan yang terlalu drastis dan terlalu berlebihan kadang justru membuat khawatir dan cemas yang berlebihan. Debay-nya muntah karena kebanyakan minum susu sudah panik atau bayinya tidak berhenti menangis langsung cemas dan khawatir. Perubahan ini dapat mempengaruhi suasana hati dan menyebabkan perasaan yang tidak stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun