Pernahkah kamu merasa ketika bersama dengan teman tetapi dia lebih fokus pada ponselnya daripada berbicara denganmu atau pernahkah kamu merasa terganggu oleh ponsel seseorang karena mereka tidak mendengarkan apa yang sedang kita bicarakan dan malah sibuk dengan ponselnya.Â
Bila diperhatikan ketika acara kumpul bareng teman atau keluarga di cafe atau restoran di mana waktu kebersamaan yang seharusnya dapat saling bertegur sapa dan berbincang dengan akrab, malahan sibuk dengan handphonenya masing-masing. Fenomena ini dikenal dengan Phubbing, yang ternyata bisa berdampak serius bagi kehidupan sosial kita.
Apa itu Phubbing
Phubbing merupakan gabungan dari kata "phone" dan "snubbing". Istilah ini menggambarkan perilaku mengabaikan orang-orang di sekitar kita karena terlalu fokus pada handphone atau kebiasaan main handphone saat sedang berbicara langsung dengan orang lain sehingga terkesan mengabaikan dan tidak peduli dengan lawan bicara.
Tanpa di sadari saat ini kita hidup di dunia serba digital dan sangat mudah untuk saling terhubung antara satu dengan yang lainnya yang mana membuat kita lebih nyaman dan lebih mudah bersosialisasi secara daring.
Bila melihat mundur beberapa dekade yang lalu, para psikolog memperdebatkan tentang pengaruh menonton TV yang membuat interaksi dengan orang lain berkurang karena membuat kita terpaku di layar TV.
Namun di zaman sekarang bila dibandingkan dengan phubbing, menonton TV menjadi jauh lebih ringan karena ternyata phubbing lebih menyita banyak waktu dibandingkan menonton TV. Dan lama-kelamaan kemampuan kita untuk berkomunikasi secara tatap muka akan menghilang.Â
Phubbing lama-lama dianggap menjadi hal biasa yang menjadi bagian dari gaya hidup saat ini. Hampir sebagian besar orang saat ini tidak bisa lepas dari ponselnya. Seperti yang terlihat di lingkungan perkantoran, restoran, di rumah atau di sekolah, mereka hanya fokus di layar smartphone-nya tanpa adanya interaksi dengan orang-orang di sekelilingnya.
Kebiasaan phubbing ini sekilas terdengar sepele namun ternyata bisa mempengaruhi hubungan interpersonal dan mempengaruhi cara kita untuk saling berinteraksi, berkomunikasi dan bersosialisasi di kehidupan kita sehari-hariÂ
Faktor yang Mendorong Munculnya Phubbing
Ada beberapa faktor yang mendorong munculnya phubbing. Yang pertama adalah masalah ketergantungan gadget. Terutama untuk anak kecil yang masih SD atau bahkan TK yang sudah diberikan perangkat handphone walau sekedar untuk main game atau nonton YouTube. Ketika masih kecil mereka bisa terkena efek phubbing, dan yang di khawatirkan efek jangka panjangnya ketika sudah dewasa akan semakin sulit dikontrol karena telah menjadi kebiasaan sejak kecil.
Faktor yang kedua adalah dorongan untuk saling terkoneksi dengan orang-orang melalui gadget secara online. Apalagi bila aktif di banyak sosial media yang mau nggak mau harus selalu updated status dan konten, berinteraksi dengan follower, cek setiap ada notifikasi yang masuk dan juga kadang kepo dengan status follower kita.
Dan faktor ketiga adalah terkena sindrom FOMO atau Fear Of Missing Out yaitu sindrom dimana orang merasa tidak nyaman hingga cemas jika ketinggalan berita atau tidak update dengan perkembangan terkini.
Kemudian faktor yang keempat adalah kecanduan handphone, entah itu kecanduan media sosialnya, kecanduan Tiktok, nonton Youtube atau bisa juga kecanduan main game. Pokoknya yang serba candu-candu ini itu akan menjadi faktor pendorong seseorang terkena phubbing.
Dampak yang Ditimbulkan Phubbing
Phubbing dapat menimbulkan dampak yang signifikan baik dalam hubungan dan interaksi antar individu bahkan di lingkungan keluarga. Beberapa dampaknya antara lain adalah sebagai berikut.
1. Memperburuk dan Menghancurkan sebuah HubunganÂ
Kalau sudah terjangkit phubbing apalagi saat sedang menjalani hubungan dengan seseorang misalkan hubungan dengan pacar, teman dekat atau antar keluarga. Bisa jadi phubbing menjadi perusak dan sumber keretakan hubungan antar individu yang terlibat dalam hubungan tersebut.Â
Karena phubbing ini membuat orang yang sedang berbicara dengan kita akan merasa diacuhkan, diabaikan, diremehkan dan merasa tidak dihargai seakan-akan tidak ada respect pada orang yang mengajak kita bicara.
2. Kurangnya Sosialisasi dan Keterlibatan Sosial
Saat ini keterlibatan sosial seperti gotong-royong sudah mulai hilang, ronda dan kerja bakti sudah mulai jarang. Atau saat diundang ke acara pertemuan untuk kumpul bersama sering absent dengan berbagai alasan karena lebih memprioritaskan ponsel kita. Bahkan ada istilah kalau handphone lebih mendekatkan yang jauh bahkan tidak nyata dan menjauhkan yang dekat di depan mata. Â
3. Mengganggu Kesehatan Mental
Phubbing dapat menimbulkan kecemasan, kurang konsentrasi, stress dan depresi yang ujung-ujungnya akan mengganggu kesehatan mental kita. Kita langsung panik menyadari kalau lupa tidak membawa handphone, menjadi stress karena mendapat komentar negatif pada sosial media dan kadang harus berpura-pura agar terlihat keren di sosial media.
4. Hilangnya Empati
Karena sudah terlalu sibuk dengan ponsel membuat berkurangnya interaksi dan sosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Dan ketika sudah jarang bertatap muka dan bersosialisasi maka tak jarang empatinya juga mulai turun. Kita menjadi cuek acuh tak acuh dengan orang di sekitar kita, tidak peduli dengan kesulitan orang lain, jarang berbagi dan parahnya perkataan kita sering menyinggung perasaan orang lain.
*****
Melihat fenomena phubbing, terlihat bagaimana sebuah teknologi bisa mempengaruhi cara kita untuk saling berinteraksi dan bersosialisasi di kehidupan kita sehari-hari. Makan bersama sambil ngobrol, kumpul bareng sambil diskusi dan berbagi cerita, budaya-budaya seperti ini sudah mulai terkikis karena phubbing.
Ketika sedang berkumpul bersama teman, makan bareng dengan keluarga atau lagi healing dengan teman-teman sekolah atau teman kantor. Prioritaskan kepada orang-orang yang hadir di hadapan kita. Simpan dulu ponsel kita dan sebaiknya heningkan suara deringnya agar tidak terganggu dengan notifikasi yang masuk.Â
Jangan segan untuk menegur jika ada teman kita yang masih sibuk dengan ponselnya dengan cara yang baik dan sopan. Utamakan respect dan posisikan orang lain sama dengan diri kita sendiri. Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H