Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menitipkan Orangtua ke Panti Jompo: Solusi Bijak atau Pengabaian Tanggung Jawab?

3 Juni 2024   11:31 Diperbarui: 3 Juni 2024   14:33 1610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lansia yang sedang piknik ke Solo Safari. Foto:instagram.com/wisma.lentera.harapan?

Dalam budaya Indonesia, keluarga memiliki peran penting dalam merawat anggota keluarga yang lanjut usia. Kebiasaan ini berakar dari nilai-nilai kekeluargaan yang kuat, di mana anak-anak diharapkan untuk menjaga orang tua saat mereka menua.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan sosial, panti jompo mulai muncul sebagai alternatif untuk merawat orangtua yang telah lanjut usia. Namun sayangnya panti jompo masih memiliki stigma negatif di mata masyarakat Indonesia hingga saat ini. Kultur budaya di Indonesia masih menganggap anak yang menitipkan orangtuanya ke panti jompo adalah anak durhaka.

Panti jompo dianggap sebagai bentuk pengabaian dan kurangnya rasa tanggungjawab keluarga. Atau bahasa kasarnya, tempat orangtua yang sudah menua dibuang oleh anaknya. Hal Ini lantas memicu perdebatan, pro dan kontra. Apakah benar panti jompo bukan bagian dari budaya kita?

Pergeseran Nilai dan Realitas Sosial

Meskipun tradisi kekeluargaan kuat, realitas sosial saat ini memaksa kita untuk mengevaluasi kembali bagaimana cara yang terbaik untuk merawat lansia. Di era modern yang dinamis, perubahan gaya hidup, urbanisasi, dan dinamika kerja mengakibatkan tantangan baru dalam menjalankan nilai-nilai tersebut. 

Banyak suami istri yang keduanya harus bekerja mencari nafkah, memiliki keterbatasan waktu, ada tanggung jawab lain yang harus dilakukan seperti harus merawat anak-anak sehingga tidak memungkinkan mereka untuk memberikan perawatan sepenuhnya kepada orangtua. 

Merawat lansia bisa menjadi tugas yang sangat menantang dan melelahkan, baik secara fisik maupun emosional apalagi bila mengidap penyakit stroke atau demensia yang butuh perawatan khusus. Keluarga yang merawat lansia di rumah mungkin mengalami stres, kelelahan setelah bekerja seharian dan bahkan masalah kesehatan mental akibat tanggung jawab yang berat.

Tidak semua keluarga memiliki pengetahuan atau sumber daya untuk memberikan perawatan medis yang memadai. Dalam kasus ini, panti jompo dengan fasilitas dan staf medis terlatih dapat menjadi solusi yang lebih baik dibanding perawatan di rumah tanpa dukungan yang memadai

Seperti Nabila teman saya menitipkan ayahnya yang kena stroke di panti, dikarenakan ibunya sudah meninggal dan dia adalah single parents yang juga harus bekerja sekaligus mengurus kedua anaknya yang masih kecil. 

Lain halnya dengan Agus yang merupakan anak tunggal, pekerjaannya di pengeboran lepas pantai tiga bulan baru bisa pulang ke daratan, ibunya sendiri yang meminta untuk dititipkan di panti jompo agar ada yang merawat dan menjaganya.

Tinggal di rumah jompo kadang juga merupakan permintaan dari orangtua itu sendiri secara sadar tanpa paksaan seperti ibunya Agus. Hal ini dikarenakan orang tua tidak ingin merepotkan anaknya, dan merasa lebih nyaman di panti jompo karena tidak merasa kesepian karena berada di lingkungan dengan orang-orang yang seumuran.

Memasukkan orangtua ke panti jompo seringkali menjadi keputusan yang sulit dan penuh emosi bagi banyak keluarga. Budaya Indonesia masih mengutamakan nilai kekeluargaan, langkah ini kerap dianggap kontroversial. Namun, perlu ditelaah kembali situasi dan kondisi serta sejumlah alasan logis yang mendasari keputusan ini.

Fasilitas dan Kegiatan di Panti Jompo

Kunjungan ke Panti Jompo. Foto: https://jateng.tribunnews.com
Kunjungan ke Panti Jompo. Foto: https://jateng.tribunnews.com

Panti jompo mulai dilihat sebagai solusi untuk memastikan lansia mendapatkan perawatan yang layak. Fasilitas ini menawarkan tenaga pengawas, makan rutin tiga kali sehari, laundry, senam dan olahraga, berbagai kegiatan dan aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Bagi keluarga yang menitipkan lansia disini, ini akan memberikan rasa aman karena tahu bahwa orang tua mereka dirawat dengan baik.

Rata-rata panti jompo memiliki sistem pengasuhan atau pendidikan yang baik di Panti Jompo dalam merawat dan mengisi kesibukan lansia. Selain itu ada fasilitas untuk menunjang kesejahteraan lansia terutama bagi lansia yang butuh perhatian khusus. Seperti perawatan medis, visit dokter hingga perawatan medis tingkat lanjut. 

Tidak lupa kegiatan keagamaan dan siraman rohani rutin dilakukan setiap hari sesuai keyakinan yang dianut. Sholat berjamaah buat lansia yang masih kuat berdiri dan duduk, mengaji setelah magrib, atau kebaktian setiap hari Minggu.

Supaya tidak jenuh berada di kamar, setiap pagi ada kegiatan berjemur dan senam ringan supaya badan sehat. Bahkan sebulan sekali ada acara piknik keluar bersama. Bersama teman-teman yang seusia, para lansia dapat berinteraksi dan bersosialisasi serta berkomunikasi satu dengan yang lain. Dan pada akhirnya membuat mereka bahagia, tidak merasa kesepian dan stress.

Mereka merasa di Panti Jompo hidupnya jadi lebih teratur, ada kegiatan  dan aktifitas yang membuat mereka nyaman bisa bersosialisasi dengan teman-teman yang seusia. Kadang yang menjadi permasalahan adalah para lansia menjadi stress karena berada sendirian di rumah ditinggal anak-anaknya karena kesibukannya yang akhirnya memicu berbagai penyakit fisik.

*****

Panti jompo mungkin belum sepenuhnya menjadi bagian dari budaya kita, tetapi juga bukan tempat untuk membuang tanggung jawab anak pada orangtua. Kita perlu melihat dari berbagai sudut pandang, situasi dan kondisi ketika seseorang memilih untuk menitipkan orangtuanya ke panti jompo alih-alih menghakimi dan menghujat tanpa tahu kebenarannya.

Memasukkan orangtua ke panti jompo bukanlah keputusan yang diambil dengan mudah karena perlu pertimbangan mendalam mengenai kesejahteraan lansia dan kemampuan keluarga untuk memberikan perawatan yang dibutuhkan.

Terkadang tinggal di panti jompo juga atas keinginan dari orangtua sendiri. Mereka tidak ingin merepotkan anak karena anaknya sibuk bekerja, harus mengurusi keluarga dan tidak ingin menjadi beban anak-anaknya. 

Dan yang terpenting orangtua juga tidak akan kehilangan perhatian dan cinta kasih dari keluarga, dengan rutin mengunjungi atau mengajak keluar makan bersama mereka setiap akhir pekan dan liburan.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun