Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menitipkan Orangtua ke Panti Jompo: Solusi Bijak atau Pengabaian Tanggung Jawab?

3 Juni 2024   11:31 Diperbarui: 3 Juni 2024   14:33 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lansia yang sedang piknik ke Solo Safari. Foto:instagram.com/wisma.lentera.harapan?

Tinggal di rumah jompo kadang juga merupakan permintaan dari orangtua itu sendiri secara sadar tanpa paksaan seperti ibunya Agus. Hal ini dikarenakan orang tua tidak ingin merepotkan anaknya, dan merasa lebih nyaman di panti jompo karena tidak merasa kesepian karena berada di lingkungan dengan orang-orang yang seumuran.

Memasukkan orangtua ke panti jompo seringkali menjadi keputusan yang sulit dan penuh emosi bagi banyak keluarga. Budaya Indonesia masih mengutamakan nilai kekeluargaan, langkah ini kerap dianggap kontroversial. Namun, perlu ditelaah kembali situasi dan kondisi serta sejumlah alasan logis yang mendasari keputusan ini.

Fasilitas dan Kegiatan di Panti Jompo

Kunjungan ke Panti Jompo. Foto: https://jateng.tribunnews.com
Kunjungan ke Panti Jompo. Foto: https://jateng.tribunnews.com

Panti jompo mulai dilihat sebagai solusi untuk memastikan lansia mendapatkan perawatan yang layak. Fasilitas ini menawarkan tenaga pengawas, makan rutin tiga kali sehari, laundry, senam dan olahraga, berbagai kegiatan dan aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Bagi keluarga yang menitipkan lansia disini, ini akan memberikan rasa aman karena tahu bahwa orang tua mereka dirawat dengan baik.

Rata-rata panti jompo memiliki sistem pengasuhan atau pendidikan yang baik di Panti Jompo dalam merawat dan mengisi kesibukan lansia. Selain itu ada fasilitas untuk menunjang kesejahteraan lansia terutama bagi lansia yang butuh perhatian khusus. Seperti perawatan medis, visit dokter hingga perawatan medis tingkat lanjut. 

Tidak lupa kegiatan keagamaan dan siraman rohani rutin dilakukan setiap hari sesuai keyakinan yang dianut. Sholat berjamaah buat lansia yang masih kuat berdiri dan duduk, mengaji setelah magrib, atau kebaktian setiap hari Minggu.

Supaya tidak jenuh berada di kamar, setiap pagi ada kegiatan berjemur dan senam ringan supaya badan sehat. Bahkan sebulan sekali ada acara piknik keluar bersama. Bersama teman-teman yang seusia, para lansia dapat berinteraksi dan bersosialisasi serta berkomunikasi satu dengan yang lain. Dan pada akhirnya membuat mereka bahagia, tidak merasa kesepian dan stress.

Mereka merasa di Panti Jompo hidupnya jadi lebih teratur, ada kegiatan  dan aktifitas yang membuat mereka nyaman bisa bersosialisasi dengan teman-teman yang seusia. Kadang yang menjadi permasalahan adalah para lansia menjadi stress karena berada sendirian di rumah ditinggal anak-anaknya karena kesibukannya yang akhirnya memicu berbagai penyakit fisik.

*****

Panti jompo mungkin belum sepenuhnya menjadi bagian dari budaya kita, tetapi juga bukan tempat untuk membuang tanggung jawab anak pada orangtua. Kita perlu melihat dari berbagai sudut pandang, situasi dan kondisi ketika seseorang memilih untuk menitipkan orangtuanya ke panti jompo alih-alih menghakimi dan menghujat tanpa tahu kebenarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun