Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Starlink: Menuju Transformasi Digital Indonesia dengan Internet Jalur Langit

25 Mei 2024   14:32 Diperbarui: 26 Mei 2024   17:41 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Starlink resmi hadir di Indonesia yang menawarkan solusi jaringan internet di daerah 3T. Foto: www.starlink.com/id

Layanan internet berbasis satelit Starling resmi hadir di Indonesia usai diresmikan langsung oleh CEO SpaceX dan Tesla Inc, sekaligus pemilik layanan internet Starlink, Elon Musk di Bali. Peresmian sekaligus uji coba jaringan internet Starlink digelar di Puskesmas Pembantu Sumerta Kelod, Denpasar Timur, Bali pada hari Minggu (19/5/2024).

Starlink sendiri sebenarnya sudah mulai masuk ke Indonesia sejak November 2022 namun belum menyasar untuk konsumen retail. Starlink telah kerja sama melalui skema business to business (B2B) dengan Telkom Satelit Indonesia (anak usaha Telkom Group) serta Smartfren untuk penggunaan satelit.

Starling mengklaim memiliki akses dan kecepatan internet yang lebih cepat dan jangkauan luas hingga ke pelosok terpencil termasuk di wilayah 3T(Tertinggal, Terdepan dan Terluar)

Benarkah demikian? Seperti apa spesifikasi dan cara kerja Starling. Apa yang membedakannya dengan layanan internet dalam negeri yang sudah ada dan bagaimana nanti dampaknya pada kemajuan di berbagai sektor di Indonesia. Mari kita simak ulasannya berikut ini.

Perbedaan Starlink dengan Layanan Internet di Indonesia

Starling merupakan bagian dari produk SpaceX yang selama ini banyak melakukan manuver bisnis dalam merancang masa depan dunia lewat pengembangan teknologi.

Dengan menggunakan konstelasi satelit berbasis orbit rendah bumi (Low Earth Orbit/LEO) yang berada sekitar 340 km hingga 1000 kilometer di atas permukaan bumi untuk menjangkau daerah terpencil yang tidak memiliki jaringan fiber optik. Data internet dari bumi dikirimkan ke satelit melalui gelombang radio, karena itu banyak yang menyebut Starlink adalah internet jalur langit.

Dengan ribuan satelit yang beroperasi secara bersamaan, Starlink mampu menawarkan bandwidth yang lebih tinggi dan kecepatan internet cepat hingga 220 mpbs bukan hanya di daratan namun juga untuk berpergian atau jelajah hingga untuk aviasi penerbangan udara dan juga kebutuhan maritim kelautan.

Jaringan satelit yang hampir menyelimuti bumi. Foto: Tangkapan layar satellitemap.space
Jaringan satelit yang hampir menyelimuti bumi. Foto: Tangkapan layar satellitemap.space

Sejak peluncuran pertama satelit Starlink pada tahun 2019, jaringan satelit Starlink telah berkembang menjadi 5.000 lebih satelit di orbit rendah bumi. Dan kedepannya akan terus ditambah hingga 12.000 satelit. Ini sesuai dengan ambisi Elon Musk untuk mengkoneksikan seluruh dunia di bumi dengan satelit Starlink.

Melalui situs satellitemap.space kita dapat melihat secara real time konstelasi satelit Starlink yang sedang beroperasi di orbit dan terlihat satelit Starlink sudah hampir menyelimuti seluruh permukaan bumi. Dengan mengklik satu titik satelit kita dapat langsung mendapat informasi detail tentang satelit tersebut, mulai dari nomor, lokasi, kapan di launching serta lokasinya.

Ini membuat jangkauan Starlink menjadi tak terbatas dan sangat luas. Instalasi perangkatnya dapat dilakukan sendiri dengan cukup mengarahkannya ke langit dan harus bebas halangan.  

Sedangkan layanan internet dalam negeri yang menggunakan jaringan kabel fiber optic dimana membutuhkan infrastruktur telekomunikasi fisik dan konvensional seperti kabel panjang dan tower BTS serta instalasinya harus dilakukan oleh teknisi dari provider.

Keuntungan Menggunakan Starlink di Indonesia

Kondisi geografis Indonesia yang luas dan merupakan negara kepulauan dengan 17.500 pulau, memiliki kendala dalam hal pengadaan jaringan infrastruktur digital. Kehadiran Starling di Indonesia menjadi alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan layanan internet nasional terutama di daerah terpencil atau 3T karena hal ini dimungkinkan dengan teknologi Low Earth Orbit yang dimiliki oleh Starling. 

Peluncuran layanan internet via satelit ini cukup penting bagi Indonesia karena dengan beroperasinya Starling dinilai akan dapat mengakselerasi transformasi digital ke seluruh wilayah Indonesia yang selama ini belum terjangkau layanan internet. Yang nantinya akan berdampak ke semua sektor di segala bidang mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, komunikasi, informasi dan sebagainya.

Pada saat peresmian Starlink di Bali, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa jaringan satelit yang dimiliki Starling ini bisa diakses oleh 3.400 Puskesmas di wilayah 3T dan terpencil. Berdasarkan data Kemenkes dari 10.000 Puskesmas masih ada 2.700 Puskesmas yang masih sulit mendapatkan akses internet bahkan 700 di antaranya tidak memiliki akses internet sama sekali.

Direncanakan Starling akan dioperasikan di Puskesmas Indonesia terutama di wilayah 3T untuk proses digitalisasi Puskesmas. Ini akan memudahkan tenaga kesehatan dari segi administrasi dan pencatatan layanan kesehatan, tindak lanjut terhadap pasien dan kelancaran dalam melakukan telemedicine.

Melalui jaringan konstelasi satelit terbesar di dunia, selain di darat Starlink juga menyediakan jaringan koneksi internet di bidang maritim dan kelautan untuk memperlancar navigasi di laut. Seperti pengunaan pada kapal dagang kontainer, kapal komersial penangkap ikan, kapal untuk riset kelautan hingga pengeboran minyak di lepas pantai. 

Sedangkan di bidang penerbangan dan aviasi, Starlink menyediakan jaringan internet kecepatan tinggi di udara dari mulai untuk pesawat supersonik, helikopter, pesawat jet pribadi, maskapai penerbangan, pesawat Charter hingga pesawat pemerintah untuk misi khusus.

Dalam segi keamanan data pengguna, Starling akan menggunakan IP Address Indonesia sehingga pemerintah tetap memiliki kontrol atas penyelenggaraan Starling di Indonesia sebagaimana pemerintah melakukan kontrol terhadap seluruh penyelenggara jasa telekomunikasi yang lain di Indonesia.

****

Melalui website resminya, Starlink Indonesia menawarkan berbagai paket personal dan bisnis sesuai kebutuhan. Untuk keperluan konektivitas di lokasi tetap, berpergian dan jelajah di darat serta konektivitas di perairan dan udara. Harga yang ditawarkan mungkin akan terlihat sangat mahal dan belum termasuk perangkat terminal yang digunakan untuk menangkap sinyal dari satelit.

Namun jika dilihat dari segi manfaat dan keuntungan bagi pelaku bisnis, korporasi perusahaan atau institusi yang membutuhkan koneksi di tempat yang tidak terjangkau oleh sinyal jaringan maupun internet kabel bukanlah sesuatu hal yang memberatkan apalagi biaya tersebut akan masuk ke dalam operasional perusahaan atau institusi.

Semua kembali lagi pada kebutuhan dari masing-masing individu. Bagi yang berada di wilayah perkotaan yang sudah terjangkau jaringan internet, cukup menggunakan dengan layanan internet dalam negeri. Dan Starlink memang lebih cocok untuk wilayah terbuka dan terpencil serta bagi segmen korporasi dibandingkan personal.

Koneksi Starlink ke depannya akan lebih memprioritaskan di wilayah 3 T dan daerah yang belum terjangkau jaringan internet terutama untuk sektor pendidikan dan kesehatan menuju transformasi digital seluruh Indonesia.

Referensi:

https://www.starlink.com/id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun