Bisa jadi karena kita mengalami kondisi yang namanya FOPO atau Fear of People’s Opinions alias takut dengan omongan orang, jadinya kita harus mengikuti setiap opini orang lain padahal sebenarnya kita tidak mau hidup seperti itu.
Ketakutan kita atas omongan dan opini orang lain lama-lama menjadi hal yang tidak rasional dan dapat menghambat kinerja dan potensi yang kita miliki.
Kita akan menghabiskan energi untuk menebak dan memikirkan apa yang nanti orang lain akan katakan tentang diri kita sehingga mengabaikan diri sendiri entah itu potensi, bakat, keyakinan dan nilai-nilai yang diyakini.
Kita juga akan bermain aman karena takut dengan kritikan, takut dijadikan bahan tertawaan, takut ditolak dan tidak berani mendebat sesuai sudut pandang kita.
Tips untuk Mengatasi
Sebenarnya memikirkan opini atau kritik yang dilontarkan oleh orang lain itu adalah hal yang wajar terutama jika memiliki dampak positif dan sifatnya kritik membangun agar kita menjadi lebih baik. Tapi kalau omongan nyiyir dan julid terus menerus sebaiknya tidak usah kita dengarkan.
Jika opini orang lain sudah mulai membuat kita cemas dan menggoyahkan pendirian dan keinginan kita yang sebenarnya, membuat kehilangan jati diri kita, jadi labil dan tidak jujur pada diri sendiri. Maka sudah saatnya untuk berkata pada diri kita sendiri "Ini adalah hidupku bukan hidup orang lain". Kita hidup bukan atas pendapat dan keinginan orang lain.Â
Kita berhak untuk melakukan hal-hal yang kita sukai selama tidak merugikan orang lain. Belajar bagaimana caranya untuk mengontrol pikiran dan alam bawah sadar kita untuk bersikap bodo amat terhadap komentar dan pendapat julid orang lain.Â
Kenali diri kita lebih dalam sebenarnya apa cita-cita kita, apa yang ingin dicapai, apa kegiatan yang paling kita sukai dan yang diinginkan. Dan yang paling penting harus sadar, apakah keputusan-keputusan yang kita buat selama ini bertujuan untuk membuat orang lain terkesan atau memang karena murni keinginan kita sendiri.
****
Meskipun kita harus menjadi otentik dan mengikuti kata hati, kita tetap tidak boleh egois dan apatis. Kita harus tetap menghargai opini orang lain yang berbeda dan harus menanamkan nilai toleransi, mendengarkan pendapat positif dan negatif yang orang lain berikan buat kita. Namun bila pendapat itu lama-lama mengganggu pikiran, kita harus bijak dalam menyikapinya.