Sindrom FOMO dan YOLO memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Ketika muncul FOMO secara otomatis akan muncul sindrom YOLO yang seakan-akan menguatkan tindakan dari FOMO karena berpikir hidup hanya sekali.
Hal tersebut yang menjadi pemborosan para generasi Z. Kedua sindrom tersebut membuat mereka tidak bisa berpikir rasional sehingga bertindak dan berperilaku menurut keinginan mereka tanpa peduli dampak serta akibat yang ditimbulkan.
3. Terjebak Kemudahan Kartu Kredit, Paylater Hingga Pinjol
Kemudahan menggunakan kartu kredit di setiap transaksi pembayaran akhirnya menjadi kebiasaan dan membuat ketagihan. Serupa pula dengan layanan Paylater yang terhubung melalui marketplace dan platform e-commerce lainnya yang memberikan beragam penawaran bonus atau cash back yang menggiurkan.Â
Walhasil banyak Gen Z yang gampang berhutang bila menginginkan sesuatu meskipun bukan suatu kebutuhan.Tanpa disadari setiap bulannya akan menghadapi beban cicilan yang terus bertambah dan semakin membengkak karena ada bunga dan denda yang harus pula dibayarkan.Â
Apalagi jika Paylater atau kartu kredit hanya untuk membeli barang-barang yang bukan merupakan kebutuhan pokok dan mendesak atau hanya karena FOMO dan YOLO seperti pada poin nomer dua.
Dan yang lebih parah lagi jika sampai terpaksa berhutang melalui Pinjol. Jika gaji selalu habis setiap bulan dan tidak memiliki sisa dana untuk tabungan ataupun dana darurat maka terpaksa mengajukan pinjaman uang yang instan dan cepat melalui Pinjol.Â
Padahal seperti yang kita tahu bunganya jauh lebih tinggi daripada bunga pinjaman perbankan belum lagi stress karena debt collector.
4. Kecanduan Berbagai Layanan Digital dan Game Online
Saat ini banyak sekali layanan digital atau subscription services mulai dari streaming musik seperti Spotify, Apple Music, Amazon Prime Music dan platform streaming film Netflix, Disney, Prime, Vidio dan sebagainya. Hampir semua hal bisa dijadikan langganan.Â