Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

"Move to Heaven": Sisi Lain dalam Memaknai Sebuah Kematian

1 April 2024   23:54 Diperbarui: 1 April 2024   23:56 1419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serial Move to Heaven yang mbeti gambaran tentang kematian dari sudut pandang yang berbeda. Foto :  instagram.com/netflixid

Tidak ada yang tahu kapan kematian akan datang, namun kita bisa menyiapkan datangnya kematian dengan berbuat kebaikan dan menjalani kehidupan ini sebaik-baiknya. 

Yang kerap ditampilkan dalam cerita adalah topik tentang relasi hubungan, terutama hubungan antara orangtua dan anak. Kadang orang tua tidak mau menunjukkan keadaan mereka yang sebenarnya kepada anaknya. Demikian pula sebaliknya anak-anak juga sering melakukan hal yang sama.

Seperti pada episode pertama yang menceritakan seorang anak yang merantau untuk bekerja di perusahaan konstruksi. Dia selalu mengabarkan hal baik tentang dirinya dan cerita yang menyenangkan, padahal banyak kesedihan dan hal buruk telah terjadi padanya termasuk ketika mengalami kecelakaan kerja namun memilih untuk menanggungnya sendirian.

Ketika anaknya meninggal, menyisakan kenangan yang menyesakkan di hati keluarga yang ditinggalkan. Apalagi setelah mengetahui kondisi sebenarnya dan penyebab kematian yang kemudian menimbulkan perasaan bersalah. Bagaimana anaknya harus menderita dan menanggung semuanya sendirian.

Itulah perlunya untuk memberi perhatian sekadar berkabar lewat telepon atau pesan bukan hanya kepada orangtua kita namun kepada semua orang-orang terdekat agar bila nanti mereka meninggalkan kita tidak ada penyesalan yang menyesakkan.

*****

Serial drama Move to Heaven menceritakan kisah kehidupan dan kematian yang sangat realistis yang sering terjadi di sekitar. Drama ini memberi gambaran tentang kematian dari sisi orang yang ditinggalkan bahwa ternyata banyak cerita dan kenangan yang disampaikan oleh mereka yang telah meninggal. 

Meski menyedihkan namun kematian adalah sebaik-baiknya pembelajaran dan nasehat. Bagaimana kita memaknai sebuah kematian tanpa rasa takut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun