Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Peran Agama dalam Mencapai Work, Life, Ibadah Balance

23 Maret 2024   13:56 Diperbarui: 23 Maret 2024   14:03 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan jaman dan teknologi yang pesat diikuti tekanan sosial untuk menjadi orang yang sukses di usia muda membuat kecenderungan seseorang untuk bekerja lebih keras. Selain itu juga tingginya tuntutan pekerjaan dan adanya tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Jam kerja kantor selama 8 jam sehari masih dilanjutkan lagi dengan lembur. Seperti yang kita lihat di kota-kota besar seperti Jakarta, gedung-gedung perkantoran masih banyak yang menunjukkan aktivitasnya hingga pukul 9 malam.

Ini menunjukkan bahwa banyak orang merasa baik-baik saja dengan kerja lembur, bahkan beberapa orang justru merasa bangga jika bekerja hingga larut malam karena menunjukkan keseriusan dalam bekerja.

Bahkan ada yang rela menggunakan jam istirahatnya untuk menyelesaikan pekerjaannya sembari makan siang di meja kerja demi menghemat waktu dan tetap fokus pada pekerjaan.

Dengan pola kerja workaholic seperti itu, maka jelas sudah tidak ada lagi waktu yang tersisa untuk keluarga. Mereka berangkat kerja dini hari ketika anak masih tidur dan pulang ketika anak sudah tidur terlelap. Waktu bersama keluarga hanya di akhir pekan, itu pun kadang kala harus dikorbankan juga. 

Ambisi ingin menjadi yang terbaik, sempurna dalam menyelesaikan target pekerjaan belum lagi tekanan dari atasan serta ditambah kurangnya waktu istirahat. Hal-hal tersebut yang kemudian memicu stres hingga burnout, yaitu suatu kondisi kelelahan secara fisik, mental dan emosional.

Work, Life, Ibadah Balance

Beberapa orang menganggap bahwa kesuksesan dan kemapanan hanya dapat diraih dengan kerja keras serta dedikasi dan loyalitas yang tinggi pada pekerjaan. Pemahaman ini juga ada benarnya dan menjadi sebuah motivasi untuk menggapai kesuksesan karier dan kemapanan dengan usaha dan kerja keras.

Bekerja keras demi mengejar rejeki dan  karir merupakan sesuatu hal yang baik. Namun ada hal yang tidak boleh dilupakan yaitu kesehatan yang perlu kita jaga, waktu yang tidak akan pernah kembali, rezeki yang harus kita nikmati, keluarga yang harus kita perhatikan dan ibadah yang perlu tetap kita jaga  sebagai keseimbangan hubungan vertikal kita dengan Tuhan.

Work, life, ibadah balance atau pola hidup yang seimbang antara kerja, kehidupan dan ibadah adalah kemampuan seseorang untuk menyeimbangkan tanggung jawabnya dalam urusan pekerjaan dengan hal-hal diluar pekerjaan. Seperti bagaimana membagi tanggung jawab dengan kehidupan keluarga, kehidupan pribadi, waktu, kesehatan dan ibadah secara seimbang.

Pengaruh Agama dalam Work,Life, Ibadah Balance

Nilai-nilai universal yang terkandung dalam agama dapat menjadi sebuah rem agar seseorang tidak bekerja berlebihan. Semua ajaran agama di Indonesia juga mengedepankan pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia terlebih hubungan dengan keluarga.

Oleh karena itu agama turut berperan agar setiap orang memiliki keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan dalam hal ini adalah keluarga dan ibadah. Kewajiban dan tanggung jawab menafkahi keluarga dan rasa cinta kepada keluarga yang di wujudkan dengan memberi perhatian dan menyisihkan waktu untuk berkumpul menghabiskan waktu bersama.

Dan bila dikaji lebih dalam lagi, konsep kehidupan setelah kematian yang diajarkan agama telah membentuk keyakinan dan pola pikir bahwa kehidupan setelah kematian lebih utama dibandingkan kehidupan di dunia saat ini. Maka jangan sampai pekerjaan sampai mengorbankan keluarga dan melupakan ibadah. 

Kehidupan dan kesibukan bekerja jangan sampai melupakan ibadah. Foto: pexels.com/RDNE Stock project
Kehidupan dan kesibukan bekerja jangan sampai melupakan ibadah. Foto: pexels.com/RDNE Stock project

Dalam Islam diperintahkan agar seorang muslim tidak boleh mengutamakan urusan dunia saja, namun juga akhirat dengan mempersiapkan bekal antara lain dengan ibadah dan mematuhi semua perintah serta menjauhi larangan-Nya.

Sebaliknya, Islam juga tidak mengajarkan seseorang hanya fokus pada akhirat dan melupakan kehidupan dunia. Untuk itu diperlukan keseimbangan antara kebutuhan duniawi maupun rohaniah yang sama-sama harus dipenuhi. 

****

Dengan memiliki work,life, ibadah balance, seseorang akan sehat secara fisik maupun mental. Dapat bekerja lebih produktif, tidak stress dan memiliki hubungan interpersonal yang baik dengan rekan kerja dan orang-orang di sekitar. 

Jangan pernah melewatkan ibadah dan waktu istirahat di kantor karena akan menjadi waktu yang ditunggu-tunggu. Selain makan siang waktu istirahat dapat untuk bersosialisasi sejenak dengan rekan kerja dan merefresh pikiran dari rutinitas kerja. Jiwa dan raga menjadi seimbang dalam meraih kebahagiaan dan kehidupan yang berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun