Sejumlah nama artis dan pesohor kembali menghiasi daftar calon anggota legislatif di pemilihan umum 2024 mulai dari pemain film dan sinetron, pelawak hingga musisi. Banyak artis yang memutuskan untuk terlibat dalam dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.Â
Meskipun bukan sebuah fenomena yang baru karena hampir di setiap pemilu pasti ada beberapa artis yang mencalonkan diri dalam pemilihan umum di Indonesia. Hal ini mengundang pertanyaan kritis tentang prioritas politik, kualitas kader, identitas partai politik serta keberhasilan partai politik dalam melakukan kaderisasi yang efektif. Meski kerap menuai pro dan kontra nyatanya tidak sedikit pula artis yang berhasil menduduki jabatan di pemerintahan dan lolos ke Senayan.
Alasan Partai Politik Masih Tertarik untuk Merekrut Para ArtisÂ
Kaderisasi merupakan proses penting dalam kehidupan sebuah partai politik. Melalui kaderisasi, partai politik membangun dan mengembangkan kader-kader yang memiliki komitmen, dedikasi dan pemahaman yang kuat terhadap ideologi, program dan nilai-nilai partai.Â
Kader-kader ini diharapkan menjadi tulang punggung partai politik dalam merumuskan kebijakan, menjalankan kampanye, dan mewakili kepentingan partai di tingkat lokal, nasional maupun internasional.
Selama ini diketahui banyak artis yang diusung partai politik demi untuk mendongkrak elektabilitas partai pada pemilu dan sekaligus menjadi jalan pintas bagi partai politik untuk mengumpulkan suara.
Jumlah suara inilah yang nantinya akan menentukan kesuksesan partai politik pada pemilu. Seperti yang kita tahu bahwa dalam dekade belakangan ini pemilu semakin kompetitif dan sangat berat dari segi pembiayaan apalagi untuk partai politik yang masih tergolong baru dalam kancah politik.
Mencari orang yang populer dan memiliki modal dana besar yang mau terjun ke politik bukanlah perkara yang mudah. Pilihan terbaiknya hanyalah incumbent atau petahana yang mencalonkan diri kembali, mantan pejabat atau kepala daerah dan para artis atau pesohor.
Pendanaan kampanye sangat membutuhkan dana yang cukup besar. Pada akhirnya partai harus memikirkan cara yang strategis dan efisien untuk dapat meraih suara sebanyak-banyaknya.
Tujuan utama partai politik adalah tetap bisa survive dan punya kursi di setiap daerah pemilihan. Apabila partai sudah memiliki kursi selanjutnya adalah bagaimana mempertahankan posisi agar kursi itu tetap terjaga dan jika belum memiliki kursi bagaimana cara untuk mendapatkan kursi itu.
Pada daerah pemilihan yang bukan basis kekuatan partai jika ingin mencuri suara maka perlu untuk memasang artis sebagai magnet penarik suara partai. Biasanya partai akan memilih artis yang berasal dari Dapil tersebut. Sebut saja seperti Nafa Urbach Dapil Magelang, Krisdayanti Dapil Batu Malang dan Achmad Dhani Dapil Surabaya Sidoarjo.
Pada Dapil neraka seperti Jakarta II mungkin dirasa sangat kompetitif untuk mendapatkan jatah kursi. Disebut dapil neraka karena calegnya adalah para petarung kelas kakap yang sudah memiliki nama besar dan telah lama malang melintang di dunia politik.
Strategi PAN untuk mengusung Uya Kuya dan Once Mekel yang diusung PDI Perjuangan untuk pertama kalinya bertarung di dapil neraka ini terbilang sukses mendulang suara dan berpeluang lolos ke Senayan.
Partai Telah Melakukan Persiapan dan Strategi Untuk Para Artis
Meskipun tidak dilakukan proses kaderisasi, partai politik tentunya tidak asal memilih dan telah merancang strategi pemenangan bagi para caleg artisnya.Â
Bagaimana kemungkinan artis itu akan terpilih, bagaimana kompetitornya di dapil serta ketika terpilih nanti akan di tempatkan di komisi berapa yang sesuai dengan background dan keahliannya.Tentunya semua telah di persiapkan dengan matang oleh parpol.Â
Ketika mereka telah terpilih menjadi anggota parlemen dapat dilihat bagaimana kinerja mereka saat terjun ke lapangan nanti sebagaimana tugas pokok dan fungsinya sebagai anggota dewan.Â
Apakah dapat menyerap aspirasi masyarakat lalu menuangkannya ke dalam program pada rapat parlemen Atau hanya sekedar duduk santai dan sering absen di dalam rapat parlemen. Semuanya akan terlihat bagaimana dampaknya terutama ketika mereka akan maju untuk periode berikutnya.
Beberapa artis yang terpilih menjadi wakil rakyat selama tiga periode rata-rata merupakan artis senior seperti Rieke Dyah Pitaloka, Deasy Ratnasari, Nurul Arifin, Rachel Maryam, Primus Yustisio dan Dede Yusuf yang terbilang sukses menjalani perannya dan memiliki kualifikasi yang bagus.
Partai tentunya telah memastikan calon legislatifnya ketika nanti terpilih. Mereka juga harus memiliki kompetensi dan kemampuan dan itu yang harus dilakukan secara terus-menerus bukan hanya pada tahap kampanye saja.Â
*****
Meskipun beberapa masyarakat skeptis dan memandang sebelah mata terhadap artis parlemen, namun para artis ini menunjukkan dinamika yang menarik dalam peta politik Indonesia yang membawa perubahan dan gagasan baru dalam politik.
Dan yang terpenting adalah bagaimana memastikan para artis yang terpilih nanti siap untuk mendiskusikan isu-isu publik di parlemen dan memiliki pengetahuan pada isu-isu strategis di komisi dimana mereka ditempatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H