Pada daerah pemilihan yang bukan basis kekuatan partai jika ingin mencuri suara maka perlu untuk memasang artis sebagai magnet penarik suara partai. Biasanya partai akan memilih artis yang berasal dari Dapil tersebut. Sebut saja seperti Nafa Urbach Dapil Magelang, Krisdayanti Dapil Batu Malang dan Achmad Dhani Dapil Surabaya Sidoarjo.
Pada Dapil neraka seperti Jakarta II mungkin dirasa sangat kompetitif untuk mendapatkan jatah kursi. Disebut dapil neraka karena calegnya adalah para petarung kelas kakap yang sudah memiliki nama besar dan telah lama malang melintang di dunia politik.
Strategi PAN untuk mengusung Uya Kuya dan Once Mekel yang diusung PDI Perjuangan untuk pertama kalinya bertarung di dapil neraka ini terbilang sukses mendulang suara dan berpeluang lolos ke Senayan.
Partai Telah Melakukan Persiapan dan Strategi Untuk Para Artis
Meskipun tidak dilakukan proses kaderisasi, partai politik tentunya tidak asal memilih dan telah merancang strategi pemenangan bagi para caleg artisnya.Â
Bagaimana kemungkinan artis itu akan terpilih, bagaimana kompetitornya di dapil serta ketika terpilih nanti akan di tempatkan di komisi berapa yang sesuai dengan background dan keahliannya.Tentunya semua telah di persiapkan dengan matang oleh parpol.Â
Ketika mereka telah terpilih menjadi anggota parlemen dapat dilihat bagaimana kinerja mereka saat terjun ke lapangan nanti sebagaimana tugas pokok dan fungsinya sebagai anggota dewan.Â
Apakah dapat menyerap aspirasi masyarakat lalu menuangkannya ke dalam program pada rapat parlemen Atau hanya sekedar duduk santai dan sering absen di dalam rapat parlemen. Semuanya akan terlihat bagaimana dampaknya terutama ketika mereka akan maju untuk periode berikutnya.
Beberapa artis yang terpilih menjadi wakil rakyat selama tiga periode rata-rata merupakan artis senior seperti Rieke Dyah Pitaloka, Deasy Ratnasari, Nurul Arifin, Rachel Maryam, Primus Yustisio dan Dede Yusuf yang terbilang sukses menjalani perannya dan memiliki kualifikasi yang bagus.
Partai tentunya telah memastikan calon legislatifnya ketika nanti terpilih. Mereka juga harus memiliki kompetensi dan kemampuan dan itu yang harus dilakukan secara terus-menerus bukan hanya pada tahap kampanye saja.Â
*****