Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ziarah ke Astana Giribangun Peristirahatan Terakhir Mantan Presiden Soeharto

2 Februari 2024   10:08 Diperbarui: 5 Februari 2024   11:23 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian depan Astana Giribangun. Foto: DokPri

Astana Giribangun merupakan komplek pemakaman mantan Presiden Republik Indonesia yang kedua, bapak Soeharto dan istrinya Ibu Tien Soeharto beserta keluarga besarnya.

Lokasi Astana Giribangun berada di ketinggian 660 dpl di kaki gunung Lawu, tepatnya di desa Girilayu, Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah.

Ibu Tien yang juga masih kerabat keturunan dari Mangkunegoro III Solo memiliki alasan untuk memilih lokasi tersebut dikarenakan lokasinya tepat di bawah Astana Mangadeg. 

Astana Mangadeg sendiri merupakan pemakaman raja Mangkunegara yaitu makam Raden Mas Said atau Mangkunegara I, Mangkunegara II dan Mangkunegara III. 

Perjalanan Menuju Astana Giribangun

Akses termudah menuju kawasan Astana Giribangun adalah melalui kota Solo yang bisa ditempuh selama kurang lebih satu jam perjalanan. Karena lokasinya berada di atas perbukitan Ngaglik, maka akan melewati jalan berkelok-kelok dan menanjak dengan pemandangan alam yang indah dan sejuk.

Untuk masuk ke Astana Giribangun, tidak dikenakan biaya tiket masuk. Cukup mengisi pendaftaran sebelum pintu masuk lalu meninggalkan KTP untuk diberi surat izin tanda masuk. Nanti sebelum keluar dari Astana Giribangun, pengunjung dapat memberi donasi seikhlasnya di kotak yang disediakan oleh pengelola.

Pohon buah Kepel yang sudah langka. Foto: DokPri
Pohon buah Kepel yang sudah langka. Foto: DokPri

Memasuki lokasi, berjajar pepohonan hijau yang rindang serta taman yang asri dan terawat membuat suasananya adem dan tenang. Yang menariknya lagi di dekat pintu masuk ada pohon buah Kepel. Pohon ini sekarang termasuk pohon yang langka dan unik karena buahnya menempel di batang pohon.

Kompleks pemakaman seluas kurang lebih 4,3 hektar mulai dibangun oleh Yayasan Mangadeg Surakarta pada 1974 dan selesai tahun 1976. 

Bangunan Astana Giribangun bergaya Joglo dengan nuansa Jawa yang kental. Dinding dan pilarnya dominan dari kayu dengan ukiran Jepara yang indah. 

Bagian Bangunan Astana Giribangun

Pintu masuk Cungkup Argosari tempat makam Bapak Soeharto dan Ibu Tien Soeharto. Foto: DokPri
Pintu masuk Cungkup Argosari tempat makam Bapak Soeharto dan Ibu Tien Soeharto. Foto: DokPri

Astana Giribangun terdiri dari tiga tingkatan bangunan (cungkup) yang menggambarkan perjalanan hidup manusia. Ketiga cungkup tersebut yaitu Argotuwuh yang berarti tumbuh seperti baru terlahir, Argokembang atau perkembangan seorang manusia dan Argosari yaitu perjalanan terakhir menuju Tuhan.

Cungkup Argosari merupakan cungkup utama di Astana Giribangun. Di bangunan utama Argosari inilah Bapak Soeharto dan Ibu Tien di makamkan. Selain itu ada tiga makam lagi di ruang utama ini. Paling barat adalah makam Siti Hartini Oudang kakak tertua Ibu Tien, lalu makam ke dua orangtua Ibu Tien yaitu KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo. 

Sayangnya pengunjung umum tidak diperbolehkan mengambil foto di ruang utama tersebut kecuali memakai jasa para fotografer dari pihak pengelola yang ada di situ dengan biaya Rp. 25.000 per-foto.

Cungkup Argokembang. Foto: DokPri
Cungkup Argokembang. Foto: DokPri

Keluar dari ruang utama Argosari menuju bagian teras atau Cungkup Argokembang. Bangunan seluas 243 meter persegi ini merupakan calon lokasi makam anak dan para menantu Bapak Soeharto. 

Cungkup Argotuwuh makam Jendral Wismoyo Arismunandar. Foto: DokPri
Cungkup Argotuwuh makam Jendral Wismoyo Arismunandar. Foto: DokPri

Kemudian di bagian bawahnya lagi yaitu Cungkup Argotuwuh seluas 405 meter persegi merupakan makam dan calon makam kerabat dari Ibu Tien serta pengurus pleno Yayasan Mangadeg. Salah satunya adalah makam Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI (purn) Wismoyo Arismunandar.

Bangunan masjid di Astana Giribangun juga bergaya Joglo. Foto: DokPri
Bangunan masjid di Astana Giribangun juga bergaya Joglo. Foto: DokPri

Selain itu terdapat beberapa bangunan pendukung lainnya seperti masjid yang yang juga bergaya Joglo, rumah peristirahatan bagi keluarga Soeharto saat berziarah, gapura utama, ruang tunggu untuk para pengunjung dan ruang pos jaga.

Area parkir untuk pengunjung sangat luas cukup untuk parkir beberapa bis. Di sebelah area parkir berjajar kios pedagang yang berjualan merchandise seperti gantungan kunci dan kaos bergambar foto Pak Soeharto dan Ibu Tien dan oleh-oleh khas daerah setempat.

Tidak Pernah Sepi Pengunjung.

Hingga saat ini Astana Giribangun masih ramai dikunjungi peziarah terutama di momen tertentu seperti saat memperingati haul Bapak Soeharto, liburan lebaran dan Nataru, bulan Ruwah atau sebelum puasa Ramadhan.

Tidak hanya dari wilayah Solo raya saja, para peziarah juga datang dari berbagai kota dan provinsi di luar pulau Jawa bahkan ada yang datang dari luar negeri. 

Mereka datang bukan saja atas nama pribadi namun juga datang secara rombongan seperti kelompok pengajian ibu-ibu, pelajar sekolah hingga instansi pemerintah.

Astana Giribangun juga sering dikunjungi oleh para pesohor mulai dari artis, pejabat hingga petinggi ABRI dan Polri terutama dari TNI. 

Satuan Kostrad rutin setiap tahun melakukan ziarah ke Astana Giribangun mengingat Bapak Soeharto adalah Pangkostrad I dan dianggap sebagai sesepuh di Satuan Kostrad. 

*****

Astana Giribangun menjadi salah satu objek wisata religi bagi para pengunjung yang ingin berziarah untuk mengenang dan memberikan penghormatan kepada mantan Presiden Soeharto sebagai figur penting dalam perjalanan sejarah Indonesia. 

Hal terpenting ketika mengunjungi Astana Giribangun adalah mematuhi aturan dan larangan yang berlaku di Astana Giribangun seperti tidak merokok, membawa makanan atau minuman, menghormati tradisi yang di makam dan menjaga ketenangan dengan tidak membuat keributan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun