Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menghapus Stigma Pelit Penganut Frugal Living

29 Januari 2024   13:08 Diperbarui: 30 Januari 2024   14:30 2801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebiasaan penganut frugal living menabung untuk keamanan masa depan. Foto:pexels.com/cottonbro studio

Di era tahun 80-an sampai 90-an, saya beranggapan kalau berlibur ke luar negeri hanya untuk kalangan menengah ke atas atau yang berasal dari keluarga old money. 

Segala sesuatunya serba mahal dan harus diurus lewat biro travel, terlihat sangat exclusive. Berbeda dengan sekarang yang serba terbuka, siapa saja bisa mengakses dan merencanakan perjalanannya secara mandiri. Namun saya tidak pernah mengubur impian saya. 

Pertama kali saya bekerja walau masih gaji UMR, saya benar-benar berhemat mengatur pengeluaran saya demi mewujudkan impian saya. Dari pada makan siang di luar saya memilih membawa bekal dari rumah. 

Menghabiskan waktu di rumah setiap akhir pekan daripada nongkrong di coffee shop dan makan di restoran atau sekedar berbelanja produk fashion modis terkini. 

Saya memaknai pada kebutuhan dan fungsi barang bukan pada keinginan, harga barang atau gengsinya. Merasa cukup dengan yang sudah ada. Tujuan saya membeli adalah untuk memenuhi kebutuhan bukan untuk membuat orang lain terkesan apalagi sekedar untuk mendapatkan validasi.

Dengan melakukan penghematan sedemikian rupa saya dapat menabung 50% bahkan lebih dari penghasilan tiap bulannya. Gaya hidup hemat seperti yang saya lakukan di masa sekarang sering kali disebut sebagai frugal living. Saya pun bisa mewujudkan impian saya bahkan masih terus saya terapkan sampai sekarang.

Sering di Cap dengan Stigma Pelit

Frugal living sering diartikan sebagai gaya hidup hemat agar dapat menabung untuk memperoleh keuangan yang lebih baik demi mencapai tujuan yang diinginkan. 

Menjalani frugal living harus siap untuk menerima stigma pelit karena sangat ketat pada setiap bentuk pengeluaran. Padahal hidup hemat berbeda dengan pelit, sering dianggap serupa namun merupakan dua hal yang berbeda. 

Sifat pelit lebih berkonotasi negatif karena cenderung merugikan orang lain demi mendapatkan keuntungan pribadi dan juga karena memiliki perasaan takut uangnya akan habis. Sedangkan hidup hemat ala frugal living adalah cerdas dalam setiap pengeluaran dengan pertimbangan yang matang dan terperinci bertujuan meraih target yang diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun