Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menikmati Kelezatan Legendaris Tengkleng Klewer Bu Edi Solo

9 Januari 2024   10:16 Diperbarui: 10 Januari 2024   20:21 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelezatan sepincuk tengkleng Bu Edi. Foto: DokPri

Mendengar nama tengkleng Solo, siapa yang tak kenal dengan legenda tengkleng Klewer Bu Edi. Salah satu kuliner khas kota Solo ini selalu menjadi destinasi favorit wisatawan maupun warga lokal Solo. 

Tengkleng sendiri merupakan salah satu olahan kambing namun hanya diambil di bagian kepala, kaki, balungan atau tulang dan jerohan. Sekilas mirip dengan gule, tapi bedanya tidak memakai santan sehingga rasa kuahnya segar berwarna kuning dan beraroma khas dengan kondimen cabe rawit merah.

Awalnya Jualan Keliling

Tengkleng Klewer Bu Edi yang selalu ramai. Foto: DokPri
Tengkleng Klewer Bu Edi yang selalu ramai. Foto: DokPri

Usaha tengkleng ini sudah turun temurun dari generasi ke generasi. Saat ini dikelola oleh Sulistri yang merupakan generasi ketiga. Menurut Sulistri yang akrab disapa Mbak Tri, neneknya yang bernama Saliyem memulai usaha berjualan tengkleng dengan berkeliling di sekitar kawasan pasar Klewer sekitar tahun 1940-an.

Usaha ini kemudian diteruskan oleh ibunya Mbak Tri yaitu Ibu Ediyem. Pada tahun 1971 Bu Edi memutuskan untuk berjualan menetap di bawah Gapura Pasar Klewer. Dari situlah nama Tengkleng Klewer Bu Edi mulai dikenal orang yang kemudian menyebutnya sebagai Tengkleng Gapura Sar Klewer Bu Edi sampai sekarang.

Semenjak adanya peraturan yang melarang pedagang berjualan di bawah gapura Pasar Klewer akhirnya Tengkleng Bu Edi pindah di area parkir sebelah Masjid Agung Solo yang berjarak sekitar 400 meter dari Pasar Klewer.

Ketika masih berjualan di gapura pasar Klewer, tengkleng Bu Edi sudah ramai dengan pembeli. Apalagi di era sosial media seperti sekarang. Hanya dua sampai tiga jam setelah warung buka, tengkleng ini sudah ludes terjual. 

Bahkan di hari Sabtu dan Minggu atau hari libur nasional tengklengnya habis lebih cepat. Tidak heran kalau dalam sehari bisa menghabiskan 60 kepala kambing, 70 kilogram tulang, 20 kilogram jerohan dan 25 kilogram daging yang bisa jadi 5 sampai 6 panci besar.

Harus Pakai Nomor Antrian dan Sabar Menunggu 

Saya datang ke lokasi sekitar jam 11.30, warung baru buka jam 12.00 tapi sudah banyak yang antri menunggu karena mayoritas pengunjung datang dari luar Solo. Mungkin takut kehabisan. 

Warung tengkleng ini tidak terlalu luas hanya ada dua deret meja panjang di sisi kiri kanan. Sebaiknya begitu nyampai segera cari tempat sambil mengambil nomer antrian. 

Nomor antrian. Foto: DokPri
Nomor antrian. Foto: DokPri

Satu nomer dihitung untuk satu rombongan bukan per orang. Saya mendapat nomer antrian 5. Kebetulan 4 nomer didepan saya semuanya adalah rombongan turis dari Jakarta, Bali, Lampung dan Jombang dan semua rata-rata datang dengan rombongan 5 sampai 8 orang. Jadi lumayan dech nunggu antriannya. 

Bagian jeroan dan kikil yang ditusuk sate. Foto: DokPri
Bagian jeroan dan kikil yang ditusuk sate. Foto: DokPri

Akhirnya tiba giliran saya. Saya request bagian favorit saya yaitu pipi, lidah dan beberapa tulang iga yang dihidangkan dengan pincuk daun pisang dialasi dengan mangkok. 

Untuk seporsi tengkleng plus nasi dibanderol dengan harga Rp 50.000. Bila menginginkan tambahan bagian khusus seperti otak dan sumsum dikenakan tambahan Rp 30.000.

Kelezatan sepincuk tengkleng Bu Edi. Foto: DokPri
Kelezatan sepincuk tengkleng Bu Edi. Foto: DokPri

Dagingnya empuk dan lembut bahkan di bagian kikil kaki pun nggak terasa alot sama sekali. Ini menandakan kalau tengklengnya dimasak sangat lama dengan api kecil sehingga bumbunya meresap sampai tulang dan matangnya sempurna. 

Perpaduan bumbu rempah-rempah khas menjadikan setiap suapan tengkleng ini begitu istimewa. Saat disajikan kuahnya panas dan ngaldu sekali. Cocok disajikan saat musim hujan seperti sekarang.

Langganan Pejabat dan Presiden Joko Widodo

Mbak Tri sedang menyiapkan pesanan. Foto: DokPri
Mbak Tri sedang menyiapkan pesanan. Foto: DokPri

Kelezatan Tengkleng Bu Edi kini semakin populer di seluruh Indonesia. Apalagi setelah diliput oleh beberapa Televisi Nasional dan para food blogger terkenal seperti Ria SW dan Nex Carlos.

Pelanggannya dari berbagai kalangan, mulai masyarakat umum, artis sampai pejabat. Diantaranya Ganjar Pranowo, Wiranto, mantan presiden SBY dan mantan walikota Solo yang sekarang menjabat presiden RI, Joko Widodo. Keluarga besar mereka sering memesan tengkleng Bu Edi di acara-acara penting seperti open house lebaran.

Ketika masih menjabat sebagai Walikota Solo, beliau sering memesan tengkleng untuk berbagai acara di rumah dinas walikota, Loji Gandrung bahkan menjadi salah satu menu andalan di semua acara resepsi pernikahan putra putri Presiden Joko Widodo.

*****

Tengkleng adalah kuliner otentik berasal dari Solo, karena itu hidangan ini begitu populer dan banyak penjual tengkleng tersebar di seluruh wilayah Solo Raya yang menjualnya dengan ciri khas  bumbu rahasia masing-masing. 

Tengkleng Bu Edi Klewer sendiri sudah sangat melegenda. Bukan hanya karena sudah telah lama ada sejak sebelum kemerdekaan, dari rasanya pun tidak pernah berubah. Tahun 1993 saya pernah menjajalnya ketika masih dipegang oleh Bu Ediyem di gapura pasar Klewer, bumbu dan rasanya masih sama sampai sekarang. 

Kelezatan tengkleng ini telah diakui pula oleh Bondan Winarno saat mengunjungi warung tengkleng Bu Edi dan memasukkannya ke dalam daftar 100 Mak Nyus Makanan Tradisional Indonesia pada tahun 2013.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun