Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menikmati Kelezatan Legendaris Tengkleng Klewer Bu Edi Solo

9 Januari 2024   10:16 Diperbarui: 10 Januari 2024   20:21 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sajian khas Solo tengkleng Klewer Bu Edi. Foto: DokPri

Mendengar nama tengkleng Solo, siapa yang tak kenal dengan legenda tengkleng Klewer Bu Edi. Salah satu kuliner khas kota Solo ini selalu menjadi destinasi favorit wisatawan maupun warga lokal Solo. 

Tengkleng sendiri merupakan salah satu olahan kambing namun hanya diambil di bagian kepala, kaki, balungan atau tulang dan jerohan. Sekilas mirip dengan gule, tapi bedanya tidak memakai santan sehingga rasa kuahnya segar berwarna kuning dan beraroma khas dengan kondimen cabe rawit merah.

Awalnya Jualan Keliling

Tengkleng Klewer Bu Edi yang selalu ramai. Foto: DokPri
Tengkleng Klewer Bu Edi yang selalu ramai. Foto: DokPri

Usaha tengkleng ini sudah turun temurun dari generasi ke generasi. Saat ini dikelola oleh Sulistri yang merupakan generasi ketiga. Menurut Sulistri yang akrab disapa Mbak Tri, neneknya yang bernama Saliyem memulai usaha berjualan tengkleng dengan berkeliling di sekitar kawasan pasar Klewer sekitar tahun 1940-an.

Usaha ini kemudian diteruskan oleh ibunya Mbak Tri yaitu Ibu Ediyem. Pada tahun 1971 Bu Edi memutuskan untuk berjualan menetap di bawah Gapura Pasar Klewer. Dari situlah nama Tengkleng Klewer Bu Edi mulai dikenal orang yang kemudian menyebutnya sebagai Tengkleng Gapura Sar Klewer Bu Edi sampai sekarang.

Semenjak adanya peraturan yang melarang pedagang berjualan di bawah gapura Pasar Klewer akhirnya Tengkleng Bu Edi pindah di area parkir sebelah Masjid Agung Solo yang berjarak sekitar 400 meter dari Pasar Klewer.

Ketika masih berjualan di gapura pasar Klewer, tengkleng Bu Edi sudah ramai dengan pembeli. Apalagi di era sosial media seperti sekarang. Hanya dua sampai tiga jam setelah warung buka, tengkleng ini sudah ludes terjual. 

Bahkan di hari Sabtu dan Minggu atau hari libur nasional tengklengnya habis lebih cepat. Tidak heran kalau dalam sehari bisa menghabiskan 60 kepala kambing, 70 kilogram tulang, 20 kilogram jerohan dan 25 kilogram daging yang bisa jadi 5 sampai 6 panci besar.

Harus Pakai Nomor Antrian dan Sabar Menunggu 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun