Mendengar nama Nikola Tesla yang terlintas dalam benak kita pasti Tesla Motors, produsen mobil listrik kelas atas terlaris di dunia yang didirikan pada Juli 2003 oleh Martin Eberhard dan Marc Tarpenning.
Setahun kemudian Elon Musk menjadi CEO dan pemegang saham terbesar Tesla Motors yang kemudian mengubahnya menjadi salah satu perusahaan mobil listrik paling prestisius di dunia.
Nama Tesla disematkan sebagai bentuk penghormatan kepada Nikola Tesla, seorang jenius, ilmuwan, penemu, dan fisikawan yang telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang sains dan teknologi.
Namun meskipun telah meraih banyak kesuksesan, kehidupan Tesla diwarnai dengan tragedi. Bagaimana seorang ilmuwan dan penemu yang awalnya hidupnya penuh kesuksesan berubah secara tragis dan menjadi tunawisma? Mari kita simak kisahnya berikut ini.
Kehidupan Awal
Tesla adalah anak keempat dari lima bersaudara dari keluarga keturunan Serbia yang lahir pada tahun 1856 di Kroasia. Sejak kecil Tesla sudah menunjukkan minat dan bakatnya pada sains dan matematika. Dia sering dianggap child prodigy atau anak ajaib, sebuah istilah bagi anak yang memiliki kejeniusan dan keistimewaan pada bidang tertentu yang setara atau bahkan melampaui orang dewasa.
Tesla memiliki memori visual dan imajinasi yang luar biasa, suatu sifat yang diwarisi dari ibunya yang juga seorang penemu dan yang memupuk minatnya pada sains dan teknologi.
Dia sering membayangkan sesuatu hal dengan detail dan akurasi yang nyaris sempurna. Seperti yang pernah dia katakan,“Perangkat saya selalu berfungsi sebagaimana mestinya, dan hasil eksperimennya persis seperti yang saya bayangkan.”
Saat berjalan-jalan dan mengamati matahari terbenam, Tesla tiba-tiba membayangkan sebuah mesin motor yang dapat menghasilkan arus bolak-balik (A/C). Salah satu hasil eksperimen khayalan tersebutlah yang akan mengubah jalan hidup Tesla selamanya.
Karir dan Kesuksesan