Seiring berjalannya waktu, pemahaman akan pikiran bawah sadar berkembang dan telah banyak penelitian menghasilkan berbagai jurnal, salah satunya adalah bagaimana pikiran bahwa sadar bekerja.Â
Ahli psikoanalisis Sigmund Freud memiliki konsep yang terkenal dengan analogi Gunung es untuk menggambarkan struktur pikiran manusia.Â
Gunung es bagian atas yang terlihat adalah pikiran sadar (Conscious Mind) yang mencakup pemikiran, perasaan, dan tindakan yang kita sadari dan kendalikan dengan penuh kesadaran. Misalnya memilih mau makan apa hari ini, merencanakan liburan dan sebagainya.
Bagian Tenggelam adalah pikiran prasadar (Preconscious Mind) di mana informasi dapat diakses dengan usaha.Â
Sedangkan dasar Gunung Es adalah pikiran bawah sadar (Unconscious Mind) yang merupakan bagian terbesar dan tersembunyi dari gunung es yang meliputi hasrat, ingatan traumatis, dan konflik emosional yang memengaruhi perilaku tanpa disadari.Â
Analogi ini menggambarkan bahwa 90 persen wilayah pikiran kita berada di bawah permukaan kesadaran yang tidak terjangkau oleh kesadaran kita, namun memainkan peran besar dalam membentuk perilaku dan kehidupan kita secara keseluruhan.
Pikiran Bawah Sadar Selalu On dan Merekam Apa yang Kita Dengar dan Rasakan
Pikiran bahwa sadar akan selalu merekam apa yang kita sadari maupun yang tidak sengaja kita sadari. Hal ini cenderung disepelekan oleh banyak orang karena tidak tahu dampak yang akan ditimbulkan.
Semua yang dilihat dan didengar secara berulang-ulang maka saat itu alat perekam bawah sadar kita dibiarkan untuk terus merekam semua informasi yang kita dengarkan.
Jika kita terus menerus melihat tayangan baik itu TV, YouTube, media sosial yang berisikan konten-konten sampah atau terus menerus mendengar kata-kata kasar, ujaran kebencian dan permusuhan yang berulang-ulang, maka hal-hal negatif itulah yang akan tertanam di dalam pikiran bawah sadar kita.
Apa yang kita dengarkan tanpa kita sadari akan menjadi pemahaman dan pengalaman, kemudian pengalaman itu akan tersimpan dalam bentuk memori. Pikiran bawah sadar akan menciptakan suasana dan pemahaman yang terekam dalam memori dan menjadi bagian dari struktur bawah sadar.
Doktrin dan seringnya paparan terhadap ideologi atau gagasan tertentu juga dapat memperkuat pemahaman dan tingkat penerimaan terhadap suatu keyakinan apalagi ditambah manipulasi emosional seperti menciptakan ketakutan atau rasa bersalah.Â
Emosi yang terlibat akan semakin memperdalam jejak di dalam pikiran bawah sadar. Itulah mengapa satu orang atau satu kelompok dapat mengendalikan sekumpulan orang dan kelompok lainnya dengan sangat mudah.Â
Pikiran Bawah Sadar Memberi Kontribusi Terhadap Pembentukan Karakter.
Pengalaman pribadi, nilai-nilai, norma, harapan dari keluarga, lingkungan sosial dan budaya dapat meresap ke dalam pikiran bawah sadar yang kemudian membentuk menjadi kebiasaan.Â
Tindakan kebiasaan yang jika dilakukan terus-menerus akan membentuk karakter yang memengaruhi perilaku kita tanpa kita sadari apalagi bila sudah tertanam sedari kecil.
Lingkungan yang positif dikelilingi orang-orang yang penuh cinta dapat membentuk pola pikir yang memengaruhi cara pandang kita memandang diri sendiri dan dunia secara positif.
Sebaliknya ingatan buruk masa lalu dan pengalaman traumatis akan memengaruhi respon kita terhadap situasi yang mirip di masa depan. Hal ini dapat membentuk ketakutan, kecemasan yang mencakup pandangan negatif terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sosial.
Apapun yang diyakini oleh pikiran bawah sadar akan menjadi kebiasaan, jika kita keluar dari rutinitas kebiasaan tersebut maka kita akan dipaksa untuk kembali pada rutinitas kebiasaan yang sudah tertanam dan diyakini oleh pikiran bawah sadar. Inilah alasan mengapa sebuah kebiasaan sulit untuk dirubah jika sudah terlanjur tertanam dalam pikiran bawah sadar.
Pikiran Bawah Sadar Tidak Mengenal Masa Lalu Atau Masa Depan
Pikiran bawah sadar berjalan di luar kerangka waktu yang biasa kita alami dalam kesadaran sehari-hari dan bersifat timeless atau tidak terbatas oleh konsep ruang dan waktu seperti masa lalu atau masa depan. Ia hanya mengetahui saat ini dan sekarang sehingga tidak memproses informasi dengan cara kronologis dan linear seperti yang dilakukan pikiran sadar.
Pikiran bawah sadar menyimpan semua data pengalaman dan informasi tanpa mengelompokkannya berdasarkan waktu. Ingatan dan pengalaman yang disimpan dapat memiliki dampak yang kuat pada cara kita memproses informasi dan merespons kehidupan sekitar kita. Ini mengapa terkadang aspek-aspek dari masa lalu muncul secara tiba-tiba dalam pemikiran atau mengalami Dejavu.
Itulah sebabnya jika kita memiliki keinginan kita perlu mengasumsikan dan meyakini bahwa saat ini tujuan kita telah selesai  kita kerjakan dan telah tercapai . Pikirkanlah puncak hasil akhir dari manifestasi keinginan kita.
****
Dengan memahami bagaimana pikiran bawah sadar bekerja maka akan membantu kita menggali potensi dan aspek-aspek dalam diri yang mungkin tidak dimengerti oleh pikiran sadar dan yang terkubur di lapisan bawah kesadaran.
Jika kita tidak mampu dengan sadar menjalankan pikiran bawah sadar kita maka orang lain akan mengambil alih kendali dan menjalankan pikiran bawah sadar kita tanpa kita sadari.
Mulai sekarang kita dapat mengambil keputusan untuk memilih realitas yang lebih baik dan memutuskan apa saja yang akan kita tanamkan di dalam pikiran bawah sadar kita sehingga kita mampu mengambil kendali atas pikiran kita sesuai harapan untuk kehidupan yang lebih baik.
Referensi:Â
https://marisapeer.com/the-differences-between-your-conscious-and-subconscious-mind/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H