Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengarungi Samudra Cinta Jalaluddin Rumi

15 September 2023   11:22 Diperbarui: 19 Desember 2023   17:39 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta adalah harmoni kehidupan. Foto:pexels.com/Shihab Nymur

Maulana Jalaluddin Rumi, salah satu tokoh sufi asal Persia dan penyair besar abad 13 yang telah melahirkan banyak karya sastra indah sarat dengan makna mendalam. Karya-karyanya melampaui batas-batas cinta manusia biasa dan telah menginspirasi jutaan jiwa sepanjang masa.

Dalam puisi-puisinya, Rumi sering menggunakan bahasa metafora dan simbolis untuk menggambarkan cinta sebagai perjalanan spiritual dan harmoni dalam kehidupan.

Rumi memiliki pandangan tersendiri dalam mendefinisikan konsep tentang cinta. Untuk itu, mari kita telusuri konsep dan falsafah cinta Jalaluddin Rumi yang akan membawa kita dalam perjalanan menuju samudra cinta yang tak terbatas.

Cinta Adalah Perjalanan Menuju Tuhan

Cinta adalah energi Ilahi yang menghidupkan segala sesuatu dan bersifat universal. Artinya cinta bukan hanya sebagai perasaan manusia terhadap manusia, melainkan dengan seluruh alam semesta serta hubungan antara manusia dengan Tuhan. 

Cinta sering disamakan dengan pencarian Tuhan, hubungan antara manusia dan Tuhan digambarkan sebagai hubungan cinta yang mendalam. Rumi meyakini bahwa cinta adalah kekuatan terbesar di alam semesta, dan tujuan utama cinta adalah mencapai penyatuan jiwa dengan sumber kehidupan yang hakiki, yaitu Sang Pencipta. Inilah yang menjadi ikatan benang merah yang menghubungkan jiwa pencari dengan Tuhan. Sebuah ikatan yang tak terputus oleh ruang dan waktu.

Melalui cinta, kita diajak untuk meninggalkan batas-batas ego dan membebaskan diri dari belenggu materi. Sehingga kita akan menemukan jalan menuju kebenaran sejati dimana kita merasakan kehadiran-Nya dalam setiap detik kehidupan.

Semua bentuk cinta di dunia ini hanyalah bayangan kecil dari cinta Tuhan. Ketika cinta kita pada Tuhan menjadi tujuan utama, maka cinta yang lain akan mengikuti alirannya dengan harmonis.

"Sekuat apapun rindu pada sesuatu, jangan jadikan selain Aku sebagai tujuanmu."

Cinta sebagai Hubungan Antar Manusia

Hubungan harmoni antar manusia. Foto:pexels.com/August de Richelieu
Hubungan harmoni antar manusia. Foto:pexels.com/August de Richelieu

Falsafah cinta Rumi juga menekankan pentingnya hubungan antar manusia yang penuh pengertian, cinta dan kasih sayang. Ia menyadari bahwa melalui cinta dan empati, kita dapat mencapai pemahaman mendalam tentang hubungan sesama manusia. Cinta mengajak kita untuk memahami kesulitan orang lain, bersimpati atas penderitaannya, dan memberikan dukungan tanpa syarat.

Dalam pandangan spiritual, cinta bukan hanya pertemuan dua raga tetapi lebih dari itu, ia adalah hubungan jiwa yang abadi. Rumi mengajarkan bahwa cinta sudah ada sejak berpuluh-puluh ribu tahun lalu dalam rentang masa kehidupan, saling mencintai dalam dimensi yang lebih tinggi. Dalam hubungan jiwa ini, kita menyatu dengan keabadian cinta.

"Cinta bukanlah pertemuan dua orang. Cinta adalah hubungan dua jiwa yang berpuluh-puluh ribu tahun lalu saling mencintai." 

Menjalani Cinta Sepenuh Hati 

Dalam mencintai Sang Pencipta dan sesama manusia, kita menemukan keselarasan dengan alam semesta dan segala isinya. Cinta mempersatukan segala perbedaan dan mengajak kita untuk hidup dalam kedamaian dan persaudaraan.

Rumi mengajarkan untuk mencintai dengan sepenuh hati, tanpa kekhawatiran akan kehilangan, melampaui rasa takut dan meraih pencerahan abadi. Untuk itu kita harus melepaskan diri dari ekspektasi dan syarat-syarat dalam mencintai dan membuka pintu hati tanpa ragu, membiarkan cinta Tuhan mengalir bebas ke dalam diri. 

Namun, mencapai cinta tak bersyarat bukanlah perjalanan yang mudah. Ia memerlukan kematangan spiritual dan pengorbanan diri yang tulus. Manusia cenderung terjebak dalam permainan ego dan nafsu, mencari balasan atas cinta yang mereka berikan.

Cinta tak bersyarat tidak mengharapkan apa pun sebagai balasannya. Seperti matahari yang bersinar menerangi gelapnya dunia, tanpa memedulikan apakah terangnya akan diterima atau tidak. Disitulah kita menemukan kedamaian sejati dan esensi hakiki dari keberadaan kita di dunia tanpa terjebak dalam perang ego dan persaingan. Ketika cinta muncul dari dalam hati yang tulus, maka kebahagiaan sejati akan didapatkan.

"Cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa perubahan-perubahan bagi siang dan malam."

****

Cinta bukan sekadar perasaan yang sementara atau terbatas oleh kondisi fisik. Ia seperti samudra dalam yang luas, menyelimuti segala sesuatu. Keberadaannya tidak mengenal batas dan terus mengalir tanpa henti dalam kehidupan kita.

Konsep cinta Jalaludin Rumi mengajak kita untuk mencari cinta yang sejati dan mengalirkan kasih sayang tanpa batas.

Ketika jiwa kita mencintai, kita menyaksikan kehidupan dengan cara yang lebih dalam dan lebih autentik. Dalam cinta, kita belajar untuk mencintai dengan penuh pengertian, menghargai keunikan setiap jiwa, dan melampaui perbedaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun