Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menelusuri Kota Uji Jepang Penghasil Matcha Terbaik di Dunia

26 Agustus 2023   19:18 Diperbarui: 19 Desember 2023   17:36 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Murasaki Shikubu penulis novel Tale of Genji. Foto: Dokumentasi Pribadi

Matcha kian populer dan semakin digemari, dan kini bisa ditemukan di hampir semua jenis minuman dan makanan kekinian sebagai flavor baru seperti untuk es krim, kopi, aneka minuman, dessert, kudapan hingga mie soba. Banyak yang mengira matcha sama dengan green tea atau teh hijau, namun sebenarnya serupa tapi tak sama.

Matcha untuk upacara minum teh. Foto:pexels.com/Teddy Yang
Matcha untuk upacara minum teh. Foto:pexels.com/Teddy Yang

Kalau bicara tentang matcha, maka tidak akan lepas dari Uji, sebuah kota kecil yang hanya berjarak 18 km di selatan Kyoto, Jepang.  Matcha yang dihasilkan dari Uji dikenal sebagai matcha berkualitas tinggi bukan hanya di Jepang tapi telah diakui di seluruh dunia dan menjadi salah satu kebanggaan utama kota ini. Selain itu Uji memiliki jejak situs warisan UNESCO yang istimewa dan berbeda dengan yang lain yaitu Kuil Byodo In.

Perbedaan Matcha Uji Dengan Matcha Lainnya.

Sebelum daun pohon teh Uji dipanen, daunnya terlebih dahulu ditutup selama dua hingga enam minggu untuk mencegah paparan sinar matahari berlebihan dengan tujuan untuk menghambat fotosintesis  dan meningkatkan klorofil pada daun teh.

Hal inilah yang membuat daun teh memiliki rasa yang tidak terlalu sepat, lebih manis, dan rasa khas yang sangat berbeda dengan teh hijau biasa. Untuk memastikan mendapatkan kualitas daun teh unggulan dipilih daun teh pucuk pertama termuda yang warnanya paling cerah. 

Kurang dari sehari setelah dipanen, daunnya dikukus selama 15-20 detik untuk menghentikan proses oksidasi serta mempertahankan warna dan aroma hijaunya. Kemudian daunnya dikeringkan di udara terbuka, dibuang urat dan batangnya lalu ditumbuk sampai menjadi bubuk halus berwarna hijau cerah. Maka tak heran jika harga matcha dari Uji jauh lebih mahal dibandingkan produk matcha yang lain karena melalui proses panjang dan ketelitian untuk memenuhi standart dan kualitas matcha Uji. 

Upacara minum teh Jepang. Foto:pecel.com/Teddy Yang
Upacara minum teh Jepang. Foto:pecel.com/Teddy Yang

Uji juga merupakan tempat lahirnya tradisi upacara minum teh Jepang yang dikenal sebagai chanoyu atau sado dengan menggunakan jenis matcha kualitas superior. Upacara minum teh bukan sekedar minum teh biasa melainkan harus mengikuti etiket, tata Krama dan tata cara upacara minum teh secara tradisional yang merupakan bagian dari tradisi budaya Jepang.

Masyarakat lokal atau wisatawan dapat mencoba pengalaman mengikuti rangkaian upacara minum teh mulai dari tata cara membuat teh hingga proses penyajiannya dibimbing oleh pemandu berpengalaman di Taihoan Tea House yang dikelola oleh dinas pariwisata Kota Uji. 

Kuil Byodo In Dalam Koin Mata Uang 10 Yen.

Kuil Byodo In dalam koin 10 Yen. Foto: Hairi Cipta
Kuil Byodo In dalam koin 10 Yen. Foto: Hairi Cipta

Uji bukan hanya tentang matcha, kota ini juga menjadi rumah bagi Situs Warisan Dunia UNESCO, salah satunya adalah Kuil Byodo In. Didirikan pada awal abad ke 11, kuil ini merupakan karya gemilang arsitektur Jepang pada zaman Heian.

Byodo In awalnya adalah sebuah villa dari seorang pejabat tinggi istana bernama Minamoto no Shigenobu yang didirikan tahun 998. Setelah Minamoto no Shigenobu meninggal, villa ini dibeli oleh seorang anggota klan Fujiwara yang paling berkuasa yaitu Fujiwara no Michinaga. Pada tahun 1052 bangunan villa dirubah menjadi sebuah kuil oleh putranya, Fujiwara no Yorimichi.  

Setahun setelah itu, Yorimichi memerintahkan untuk menambah bangunan berupa aula di dalam komplek kuil yang kelak dikenal sebagai icon dari kuil Byodo In. Dekorasi burung phoenix di atas atap pada ujung utara dan selatan kuil, membuat aula kuil ini dikenal dengan nama Phoenix Hall atau Amida-do.

Bangunan dengan tinggi 13.5 meter lebar 47 meter dan panjang 35 meter ini berdiri megah di tengah kolam  dan terlihat seperti burung phoenix berekor panjang yang merentangkan sayapnya.

Keindahan pemandangan Phoenix Hall dengan kolam di depannya, diabadikan ke dalam koin mata uang Jepang 10 Yen. Tak hanya itu saja burung Pheonix Houhou yang merupakan simbol kuil Byodo In tergambar pula ke dalam uang kertas terbesar Jepang 10.000 Yen. 

Artefak dan benda-benda peninggalan kuno pada masa periode Heian tersimpan di Hosho-kan Museum atau Treasure House yang semuanya telah menjadi harta warisan nasional. Di antaranya adalah patung kayu Budha Amida Nyorai dan patung Unchu Kuyo Bosatsu yang dibuat oleh Jocho seorang pematung terkenal dari Periode Heian dan yang menarik adalah 52 arca Bodhisattva yang sedang beribadah di atas awan. Museum ini dirancang unik, karena seluruhnya berada di bawah permukaan tanah sehingga tidak mengganggu keindahan dari Phoenix Hall. 

Kuil Byodo In di Hawaii. Foto:instagram.com/petetdo
Kuil Byodo In di Hawaii. Foto:instagram.com/petetdo

Begitu sangat istimewa dan spesial kuil ini hingga dibangun replikanya di daerah pegunungan Pulau O’ahu, Hawaii pada bulan Juni tahun 1968. Replika kuil Byodo In merupakan pemberian dari Gubernur John A.Burns untuk merayakan peringatan seratus tahun kedatangan imigran Jepang di Hawaii. Walaupun hanya sebuah replika, Kuil Byodo In ini sangat cantik seperti aslinya.

Menuju Lokasi

Akses menuju Uji dapat ditempuh dengan kereta dari Stasiun Kyoto ke Stasiun Uji dengan waktu perjalanan 19 menit. Dari Stasiun Uji cukup berjalan kaki sekitar 10 menit menuju Byodo In dan  akan melewati jembatan Uji yang diklaim sebagai satu dari tiga jembatan tertua di Jepang yang membentang di atas Sungai Uji. 

Patung Murasaki Shikubu penulis novel Tale of Genji. Foto: Dokumentasi Pribadi
Patung Murasaki Shikubu penulis novel Tale of Genji. Foto: Dokumentasi Pribadi

Di pinggir sungai dekat Jembatan Uji ada taman kecil dan patung Murasaki Shikubu seorang novelis pertama di dunia, dengan karya novel masterpiece berjudul Tale of Genji yang ditulis pada abad ke-11 dimana sebagian ceritanya mengambil setting di kota Uji.

Salah satu toko teh di sepanjang jalan Byodo In Ometesando. Foto: Dokumentasi Pribadi
Salah satu toko teh di sepanjang jalan Byodo In Ometesando. Foto: Dokumentasi Pribadi

Sepanjang jalan utama menuju Kuil Byodo In atau sering disebut Byodo In Omotesando berjajar toko souvenir, toko berbagai produk teh, aneka makanan dan minuman yang semuanya terbuat dari matcha. Mulai dari kudapan manis seperti mochi, es krim, dango hingga makanan asin seperti ramen, udon, soba dan takoyaki yang semuanya serba matcha dan bernuansa hijau. 

***

Setelah Periode Edo sampai sekarang Uji terkenal sebagai penghasil matcha terbaik di Jepang. Kota kecil ini juga memiliki banyak situs bersejarah karena selama periode Heian, para bangsawan membangun villa-villa megahnya di Uji. 

Kota Uji adalah harmoni masa lalu dan masa kini di mana kebudayaan, tradisi, dan rasa berkumpul dalam secangkir matcha yang sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun