Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ini Alasan Mengapa Semakin Tua Semakin Sedikit Teman

1 Agustus 2023   08:30 Diperbarui: 19 Desember 2023   17:33 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan kita adalah sahabat sejati kita. Sumber Foto: pexels.com/cottonbro studio

Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia jumlah teman akan berkurang. Walaupun pendapat tersebut nggak sepenuhnya benar namun ada penelitian yang dilakukan oleh Universitas Aalto, Finlandia dan Universitas Oxford, Inggris yang mengatakan bahwa lingkaran pertemanan seseorang akan berkurang setelah memasuki usia 25 tahun keatas.

Kalau bicara soal lingkaran pertemanan yang hilang atau jumlah teman yang berkurang itu bukan hanya cuma perkara karena kita bikin janji hangout bareng terus nggak jadi karena mendadak ada urusan kerjaan dan bukan juga cuma masalah sibuk sama urusan masing-masing tapi ada juga masalah lain yang lebih kompleks daripada itu.

Apa saja  hal yang bisa bikin pertemanan kita makin sedikit seiring kita beranjak dewasa, berikut ini adalah beberapa penyebabnya.

Semakin Dewasa Semakin Susah Percaya Dengan Orang Lain.

Ketika masih anak-anak, kita lebih bebas berteman dengan siapa saja. Mungkin karena anak-anak belum pernah mengalami yang namanya pengalaman pahit pernah diselingkuhi, bahwa ternyata orang itu penipu, manipulatif dan karakter buruk lainnya yang bisa merugikan kita. Karenanya begitu semakin dewasa kita semakin pemilih dan meyakini bahwa ternyata orang susah dipercaya.

Pada kenyataannya anak-anak tidak peduli dengan warna kulit, agama, kekayaan atau latar belakang keluarga dalam berteman. Namun semakin dewasa justru semakin peduli dengan atribut-atribut tersebut, lebih cenderung pilih-pilih teman ketika dewasa.

Sisi positifnya kita jadi lebih selektif memilih teman karena kesadaran diri kita sudah meningkat dibandingkan yang dulu. Nggak semua orang bisa cocok menjadi teman kita, punya kriteria sendiri teman yang bagaimana yang kita butuhkan. Kita jadi lebih waspada dengan hal-hal negatif yang mungkin timbul dari pertemanan seperti dikhianati, suatu saat disakiti, ditolak dan hal-hal negatif lainnya. Apalagi kalau yang sudah mempunyai trauma  atau memiliki trust issue dengan seseorang, sudah pasti kita akan menjaga jarak dan lebih  berhati-hati dalam berteman.  

Semakin Bertambah Pengalaman Hidup Semakin Mengenali Karakter Orang dan Menghindari Konflik

Mengalami bertengkar dengan teman apalagi teman akrab kita tuh nggak enak banget rasanya. Teman yang sudah kita anggap bestie, tulus, suportif, penyayang dan jadi pendengar yang baik hingga cocok jadi tempat curhat tapi ternyata malah menusuk dari belakang. Di belakang kita ngomongin hal buruk tentang kita, atau lebih parahnya membuat gosip yang nggak benar tentang kita dan membocorkan rahasia kita ke orang lain lalu disebarluaskan ke sosial media yang akhirnya jadi bahan olok-olok dan hujatan.

Ada juga karakter teman yang seperti buah musiman, datang hanya diwaktu dan keadaan tertentu saja setelah itu nggak tahu kemana perginya dan nggak peduli lagi dengan kita. Dia datang saat ada maunya atau tujuannya hanya mau memanfaatkan. Istilahnya cuma jadi benalu.

Akhirnya jadi stres mikirin terus-terusan, mau putus hubungan pertemanan kok susah tapi kalau diteruskan rasanya kaya berat aja gitu ngejalaninnya. Ternyata makin banyak teman malah hidup jadi nggak asik.  Acara ngumpul bareng malah jadi ajang pamer dan ngegosip, kita harus berpura-pura supaya bisa diterima, merasa nggak nyaman secara emosional dan sangat menguras energi kita, lelah hayati rasanya. Semakin dewasa permasalahan hidup jadi makin kompleks.

In the end kita lebih nyaman memilih punya beberapa teman yang berkualitas daripada mengedepankan  kuantitas seperti waktu masa remaja. Makin lama makin tahu mana yang tulus dan mana yang ada maunya. Kita lebih memilih teman yang jujur apa adanya, bisa dipercaya dan selalu ada untuk kita daripada teman yang hidupnya penuh dengan drama atau yang hobby menusuk dari belakang.

Visi dan Prioritas Hidup Berubah

Bisa dibilang alasan yang paling simple adalah semakin dewasa semakin nggak punya waktu. Pada kenyataannya semua orang memiliki waktu yang sama 24 jam sehari tapi prioritasnya saja yang berbeda, masing-masing punya skala prioritasnya sendiri.

Saat sudah bekerja fokus berubah pada karir dan punya tanggungjawab dengan pekerjaannya, energi yang tersisa lebih dialihkan ke hal yang lebih bermanfaat. Yang sudah berkeluarga daripada waktunya dihabiskan buat nongkrong, lebih baik menghabiskan waktu untuk keluarga.

Visi hidup juga bisa berubah sehingga lebih mencari circle pertemanan yang sefrekkuensi dan pertemanan yang bisa jadi support system sekaligus yang juga bikin diri kita berkembang.

Perubahan prioritas adalah sesuatu yang wajar seiring bertambahnya usia. Semakin dewasa kebutuhan berubah, prioritas berubah, prinsip hidup berubah dan interaksi juga berubah. Pahami bahwa ada hal lain dalam hidup yang lebih besar yang menjadi prioritas dan ini adalah sebuah fase hidup yang tidak akan bisa dihindari.

***
Ada yang datang dan pergi, begitulah dinamikanya kehidupan. Bukan masalah seberapa banyaknya teman namun seberapa dalam ikatan pertemanan yang kita miliki. Ketika lingkaran pertemanan berkurang justru menjadi semacam proses seleksi alam untuk bertemu dengan teman sejati yang bisa memberi dampak positif dalam kehidupan kita.

Hingga pada akhirnya mungkin keluarga dekat kita sajalah yang tersisa, atau bahkan hanya pasangan kita yang menjadi teman hidup kita dalam arti sesungguhnya.

"Semakin palsu dirimu, semakin luas circle pertemananmu, semakin realistis dirimu semakin sedikit pertemananmu, dan ini fakta."~Ryan Reynolds (Aktor Hollywood)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun