Rumahku Sepi Tak Bertuan
Teriakan burung seolah petanda ada sesuatu hal yang Ingin ia sampaikan, namunku tak percaya
Rumahku sepi tak bertuan
Kini hanya aku dan anak-anakmu
Bersemayam dalam balutan angin dingin
Rumahku sepi tak bertuan
Tepat tanggal merah hari istimewa
Lihatlah, langitpun menangis
Merasakan pilu duka gugur bunga
Ibuku...
Betapa hancur kalbu
Melihat kau tak berdaya terbujur kaku
Siapakah kini pembelaku
Pahlawanku..
Kasih sayangmu tak pernah terganti
Meski kini begitu banyak
Kasih sayang yang kudapatkan
Engkau pergi tanpa sepengetahuan
Tanpa suara rintihan
o.. selihai itu kah?
Begitu cepat dan rapi
Kini hanya ilusi
Selamat jalan
Selamat istirahat
Selamat menutup mata
Doaku selalu menyertai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H