Mohon tunggu...
RH
RH Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sepi Tak Bertuan

10 November 2018   19:25 Diperbarui: 1 Desember 2018   18:37 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rumahku Sepi Tak Bertuan

Teriakan burung seolah petanda ada sesuatu hal yang Ingin ia sampaikan, namunku tak percaya

Rumahku sepi tak bertuan

Kini hanya aku dan anak-anakmu

Bersemayam dalam balutan angin dingin

Rumahku sepi tak bertuan

Tepat tanggal merah hari istimewa

Lihatlah, langitpun menangis

Merasakan pilu duka gugur bunga

Ibuku...

Betapa hancur kalbu

Melihat kau tak berdaya terbujur kaku

Siapakah kini pembelaku

Pahlawanku..

Kasih sayangmu tak pernah terganti

Meski kini begitu banyak

Kasih sayang yang kudapatkan

Engkau pergi tanpa sepengetahuan

Tanpa suara rintihan

o.. selihai itu kah?

Begitu cepat dan rapi

Kini hanya ilusi

Selamat jalan

Selamat istirahat

Selamat menutup mata

Doaku selalu menyertai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun