Hotma Vyrma Thondi (200904039) / Rani Sakraloi (200904123)
Dosen: Drs. Syafruddin Pohan, M.Si, Ph.D (Dosen Mata Kuliah Menulis Feature dan Editorial)
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sumatera Utara
Media sudah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari manusia. Menilik dari perkembangannya yang masif, media juga terus bertransformasi dari sisi fungsi hingga tampilannya. Media cetak contohnya. Banyak perusahaan media cetak yang mulai melakukan peralihan melalui konsep konvergensi media. Di mana media akan disajikan secara lebih efisien dan padu bagi konsumen. Media tidak hanya akan tersaji dalam satu bentuk, tetapi beragam dan fleksibel. Di zaman ini, media online adalah evolusi media yang terbaru dan lebih terjangkau. Peralihan media ini membawa perubahan terhadap gaya hidup manusia di berbagai lini maupun bidang. Lantas, bagaimanakah peran media terkini dalam bentuk konvergensi media berpengaruh terhadap gaya hidup dan pola pikir seseorang?
Media massa mengalami beberapa tahap perubahan dan transformasi. Roger Fidler menyebut fase berbagai perkembangan media sebagai mediamorfosis. Menurut Fidler, mediamorfosis memiliki tiga konsep, yaitu koevolusi, konvergensi, dan kompleksitas. Fidler mendefinisikan mediamorfosis sebagai transformasi media komunikasi yang biasanya ditimbulkan akibat hubungan timbal balik yang rumit antara berbagai kebutuhan yang dirasakan, tekanan persaingan politik, serta berbagai inovasi sosial dan teknologi.
Menurut Burnett dan Marshall, konvergensi media merupakan penggabungan media, industri telekomunikasi dan segala bentuk media komunikasi ke dalam bentuk digital. Mereka menyebutkan bahwa konvergensi media erat kaitannya dengan proses digitalisasi. Serupa dengan definisi tersebut, Henry Jenkins sebagai teoritikus konvergensi media mendefinisikan konvergensi sebagai proses penyatuan yang terus-menerus terjadi di antara berbagai bagian media seperti teknologi, industri, konten, dan khalayak. Adapun dalam buku Key Concepts in Journalism Studies menegaskan bahwa konvergensi media adalah pertukaran media di antara semua media yang berbeda karakteristik dan platform-nya. Secara sederhana, konvergensi media dapat dipahami sebagai sebuah integrasi atau penyatuan beberapa media konvensional dengan kemajuan teknologi informasi menjadi satu atap atau perusahaan.
Dalam keterkaitannya dengan lingkungan media massa, internet memicu dua perubahan mendasar. Perubahan tersebut diantaranya yang pertama adalah perubahan pada proses jurnalistik, termasuk digitalisasi. Selain itu, perubahan yang kedua adalah perubahan bentuk dan format organisasi media. Dalam hal ini, informasi bisa dinikmati tidak hanya berbentuk teks semata melainkan juga bisa didapatkan melalui siaran langsung di internet. Keberadaan konvergensi media berpengaruh terhadap keberlangsungan perusahaan media sehingga terdapat perubahan dalam semua elemen informasi menjadi bentuk digital.
Konvergensi media mewujudkan bentuk media tunggal yang menimbulkan hilangnya batasan antara media. Kini, media yang mulanya memiliki organisasi dan manajemen mandiri justru bergabung dalam bentuk konvergensi sehingga membentuk satu kesatuan. Bentuk konvergensi saat ini sudah terlihat di hampir semua jenis media, baik cetak maupun elektronik. Media-media tersebut juga sekaligus menyediakan konten dan hal sejenisnya sebagai sarana penyampaian informasi dalam bentuk berita daring, e-paper, dan siaran langsung.
World Association of Newspaper (WAN) menemukan enam tren efek internet terhadap jurnalisme, yaitu:Â
- Peningkatan jurnalisme partisipatif atau komunitas penghasil isi berita,