Kegiatan PPM UTD mula-mulanya dibuka secara resmi di Aula Desa Cilame dan dihadiri antara lain Kepala Desa, Ketua BPD, ketua Karang Taruna, Kepala Dusun, Â Dan juga para jajaran staf Desa.
Perlu diketahui, Desa Cilame Kecamatan Ngamprah sendiri merupakan suatu wilayah didataran tinggi di Kab. Bandung Barat. Daerahnya yang berbatasan dengan Cisarua menambah daya tarik tersendiri apalagi disektor pertanian maupun peternakannya. Tak heran apabila kita melewati wilayah tersebut, selain udaranya yang sejuk, mata kita pun akan dimanjakan dengan hamparan lahan pertanian hijau yang segar.
Selama PPM berlangsung, para mahasiswa/mahasiswi terlebih dahulu menyurvei wilayah pelosok Desa Cilame guna dapat menyesuaikan kegiatan dengan kebutuhan masyarakatnya. Dari analisis tersebutlah, para mahasiswa/mahasiswi sepakat berfokus di Kp. Ciwantani, Rt. 02, Rw. 17, Des. Cilame, Dengan membantu memberikan penyuluhan, pembinaan dan juga berdiskusi seputar pertanian maupun peternakan dengan Dinas Pertahanan dan Pangan, kelompok Tani, para peternak juga warga sekitar yang ikut antusias menyambut program dari para mahasiswa. Dengan adanya kegiatan tersebut, mereka akan lebih berperan aktif dalam memajukan perekonomian setempat, khususnya dalam mengoptimalkan pendapatan mereka sebagai sarana dalam meningkatkan potensi perekonomian serta kreatifitas pemanfaatan bahan yang tersedia.
Para mahasiswa pun terjun meninjau secara langsung bagaimana masyarakat mengembangkan perekonomian mereka, peternakan merupakan mata pencaharian bagi sebagian warga. Jenis pengembangan ternak itu sendiri mereka gantungkan pada sapi perah. Setiap harinya, para peternak akan melakukan pemerahan dua kali dalam waktu yang berbeda. Hasil dari perahan tersebut akan ditampung dan dikumpulkan yang kemudian akan diangkut oleh pengepul untuk memenuhi kebutuhan pabrik dan sebagainya. karena hanya susunya saja yang dimanfaatkan, mahasiswa berfikir untuk memanfaatkan limbah kotoran sapi dan urin yang tidak dipakai untuk nantinya dibuat pupuk dan menjadi bernilai jual yang bisa warga kembangkan.
Dari hasil penyuluhan yang para mahasiswa adakan, warga sangat senang dan sangat terbantu. Pemanfaatan kotoran serta urine sapi yang dibuat menjadi pupuk alternatif sangat memotivasi mereka dalam pengembangan pertanian, serta dapat menjadi pengurangan limbah kotoran ternak yang tidak terpakai jadi bernilai guna. Dengan demikian, mereka dapat menghemat pengeluaran serta dapat mengatasi kelangkaan pupuk subsidi dengan mempraktekan pembuatan pupuk alternatif sendiri yang lebih bagus manfaatnya bagi kesuburan tanaman dan tanah.
Selain dari pengembangan pertaniannya, mahasiswa juga tak luput mengisi waktu luang mereka dengan menjadi sukarelawan mengajar disalah satu madrasah yang ada dilingkungan di Kp. Ciwantani. Mengaji bersama, bersenda gurau, bersama anak-anak disana sangatlah menyenangkan sebagai pelepas penat setelah beraktifitas sehari-hari. Sebagai penutup dipenghujung kegiatan PPM tersebut, para mahasiswa mengadakan kegiatan lomba menggambar di lingkungan anak-anak madrasah. Dengan demikian, para mahasiswa pun berpamitan serta mendapatkan banyak pengalaman yang menyenangkan bersama para warga Kp. Ciwantani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H