Mohon tunggu...
Rifaldi
Rifaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Tanjungpura

Mahasiswa aktif Program Studi Ekonomi Pembangunan di Universitas Tanjungpura

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bantuan Sosial Menjadi Harapan Sebagai Penolong di Tengah Keterbatasan

13 April 2024   10:23 Diperbarui: 18 Mei 2024   14:41 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam realitas penuh tantangan ekonomi, satu nama menonjol sebagai gambaran keberanian dan ketabahan: Ibu Marlia, seorang ibu rumah tangga berusia 38 tahun, tinggal di Kecamatan Pontianak Tenggara, Provinsi Kalimantan Barat. Meskipun hanya lulusan pendidikan sekolah dasar, Ibu Marlia adalah sosok yang luar biasa dalam mengatasi berbagai rintangan kehidupan.

Dengan tiga orang tinggal di rumahnya, termasuk satu tanggungan keluarga yaitu anaknya yang sedang menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), Ibu Marlia dan keluarga menghadapi kenyataan dengan tekad yang teguh. Dalam kondisi finansial yang terbatas, pendapatan keluarganya mencapai Rp 1.000.000-1.500.000/bulan. Suaminya, Pak Muis yang berumur 40 tahun bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan 80-100rb/hari, pekerjaan tidak tetap ini membuat pendapatan keluarga ini tidak stabil. Sedangkan Ibu Marlia merupakan Asisten Rumah Tangga yang berpenghasilan 20rb/hari. Pendapatan ini diprioritaskan untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk makanan bagi keluarganya yang berkisar 2-3 kali sehari.

Ibu Marlia tinggal di rumah sewa dengan dinding kayu, atap seng, dan lantai kayu, dengan ukuran 9 x 2,5 meter persegi dan Tanah 10 x 3 meter. Terdapat 2 ruangan yang digunakan sebagai dapur, ruang tamu, sekaligus tempat tidur. Meskipun sumber air minumnya berasal dari air galon, namun untuk keperluan mandi dan cuci, Ibu Marlia mengandalkan PAM dan menggunakan fasilitas umum. Bahkan, untuk tempat buang air besar, dia harus mengandalkan fasilitas WC umum dengan septic tank. Ibu Marlia juga memiliki beberapa aset, seperti satu motor, satu televisi, satu rice cooker, dan satu kipas angin, yang mungkin menjadi sumber kecil kebahagiaan dalam kehidupannya yang sederhana.

Namun, di tengah segala keterbatasan tersebut, Ibu Marlia masih dapat tersenyum karena mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah pada tahun 2021 sampai sekarang. Melalui Program Keluarga Harapan (PKH), Ibu Marlia menerima bantuan sebesar Rp 400.000 setiap tiga bulan. Dana tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, memberikan sedikit bantuan dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang penuh dengan tantangan.

Gambar Kondisi Ruang Depan Rumah Ibu Marlia
Gambar Kondisi Ruang Depan Rumah Ibu Marlia

Meskipun hidup dalam keterbatasan, Ibu Marlia tidak pernah kehilangan semangat untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Ketika sedang sakit keluarga ini berobat di Puskesmas untuk memastikan kesehatan keluarganya terjaga.

Cerita Ibu Marlia adalah cerminan dari banyaknya individu di seluruh negeri ini yang gigih bertahan di tengah keterbatasan ekonomi. Namun, melalui bantuan sosial yang diterimanya, ada sinar harapan yang muncul, menunjukkan bahwa dengan sedikit dukungan, impian hidup yang lebih baik tetap bisa diwujudkan.

Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada Februari-Maret 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun