Mohon tunggu...
Agus Salim
Agus Salim Mohon Tunggu... wiraswasta -

simple, sederhana dan bersahaja..InsyaAllah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Media Publik (Bagian 1)

1 Oktober 2013   11:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:09 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Eksklusif

ß

Suku

à

Inklusif

Kekerasan

ß

Kondisi Sosial

à

Rasionalitas

Selain tiga fakta empiris di atas masih bisa kita perluas, namun demikian ketiga fakta empiris tersebut merupakan basis kehidupan dalam konteks ke-Indonesia-an hari ini dan yang akan datang. Kehidupan bermasyarakat menjadi rentan dan tidak sehat manakala terjadi kesenjangan dari ketiga fakta empiris tersebut. Kesenjangan yang terjadi antar kelompok bisa memicu konflik horisontal.

Kehadiran media publik secara idealistik dimaksudkan agar bisa mendidik warga melalui pendidikan kepublikan dengan nilai budaya dalam kerangka hidup bermasyarakat sehingga bisa menggerakkan orientasi dari negatif ke positif. Dengan begitu yang perlu di bangun pertama kali oleh pemilik media publik adalah sensitivitas atas kondisi sosial kemasyarakatan.

Dalam memaknai kehidupan beragama, apakah ia menjadi toleran atau sektarian. Dalam fakta suku apakah ia eksklusif atau inklusif. Serta fakta kekerasan apakah ia cenderung menempuh jalan fisik ataukah cenderung rasional dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Kondisi Indonesia yang multi kultur dan etnis ini harus menjadi perhatian pemilik media. Pendeketan yang bersifat multi kulturalisme perlu dilakukan agar penyajian informasi yang dihadirkan ke ruang publik tidak memarginalkan satu kelompok dengan yang lainnya.

Terkadang kerentanan dari kondisi ini dipeesalahkan kepada media yang dianggap menyuburkan konflik. Karenanya pada masa orde baru ada ketentuan sangat ketat menyiarkan masalah SARA. Dengan larangan itu bukan berarti persoalannya tidak ada. Karena sejatinya media menghadirkan informasi yang bersumber dari masyarakat untuk kemudian disajikan ke ruang publik dalam pemenuhan kebutuhan informasi.

Keberadaan media di ruang publik dapat di proyeksikan dengan menempatkan dinamika real yang berlangsung di tengah amsyarakat. Dengan kata lain informasi sebagai fakta media merupakan ekstensi dari realitas masyarakat. Peran media dalam keberagaman etnis dan golongan ini dengan sendirinya harus dilihat dari pangkalnya, sejauh mana penghayatan media dalam memainkan peran sosial kemasyarakatan serta kedalaman visi dan misi dalam menciptakan keharmonisan di tengah masyarakat.

Dengan begitu harapan akan terbentuknya sebuah masyarakat yang sehat dan negara damai bisa tercipta lewat penataan media atau arus informasi yang sehat.

Siregar Ashadi, Media Penyiaran Publik; Catatan Ringkas, Makalah dalam Forum Diskusi Publik, Jakarta 20 Desember 2006

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun