Mohon tunggu...
Adol Frian Rumaijuk
Adol Frian Rumaijuk Mohon Tunggu... Jurnalis - Berjuang demi sesuap nasi

Jolma na pogos alai mamora di roha

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Doa di Akhir Tahun 2016

28 Desember 2016   10:27 Diperbarui: 28 Desember 2016   11:08 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

DENGAR TUHAN

*Doddie Latuharhary

Tuhan masihkah Kau mau

Kau mendengarkan doaku

Tuhan masihkah gerangan

Sembahku Kau terima

Mana tanganMu...

Gelapkah jalan yang kini ku tempuh

Sesatkah anakMu melangkah

Dengar Tuhan... Ratapanku

Dengar Tuhan

Tuhan masihkah Kau mau

Kau mendengarkan doaku

Tuhan masihkah gerangan

Sembahku Kau terima

Mana tanganMu...

Gelapkah jalan yang kini ku tempuh

Sesatkah anakMu melangkah

Dengar Tuhan... Ratapanku

Dengar Tuhan

""""Doa di Penghujung Tahun 2016""""

Tuhan, apakah kami memang sudah lebih Esa dari pada Engkau, Sehingga kami harus berteriak untuk membela Engkau?

Kami semakin lupa diri, sebagai ciptaan Tuhan yang Maha Esa, tidak lebih dari sekedar ciptaan yang senantiasa harus menyembah dan memujiMU.

Hari-hari terakhir ini, iman hambaMu semakin dikerdilkan dengan sikap sekelompok orang lain di negeri ini. Sebab, mereka sepertinya meragukan ke Esa-an Mu ya Tuhan. Sehingga Engkau membutuhkan pembelaan, sehingga tidak tercemar.

Bukankah hidup kami ini yang hina?

Bukankah diri kami yang cemar karena dosa?

Ya Tuhan, dimanapun Engkau berada, berikanlah petunjuk bagi kami bagaimana kamai harus bersikap dan berbuat untuk menyembah dan bersyukur kepadaMu Tuhan.

Jangan biarkan hambamu ini semakin kerdil, hanya karena manusia lain ingin menunjukkan dirinya lebih Esa dari pada Engkau.

Tuhan, walau hambaMu tahu, tidak etis menyampaikan doa di facebook ini, namun inilah jeritan hati hambaMu.

Sebab, jika mereka sudah lebih esa dari padaMu, apakah hambaMu ini perlu meragukan ke Esa-an Mu?

Jamahlah negeri kami ini Tuhan, jamahlah. Jangan biarkan porak poranda hanya karena ulah orang yang merasa lebih esa dari pada Engkau. Sehingga mereka harus memberikan pembelaan kepadaMu.

Hambamu percaya, kami hanyalah butiran pasir di pantai yang bisa terhempas ombak, tertiup angin jika dibandingkan kuasaMu.

Tuhan, jika memang sudah lagi tidak ada akal sehat diantara kami, biarlah kehendakMu yang akan berkuasa atas hidup hambaMu yang hina ini. Yang tidak bisa lebih esa dari pada Engkau, yang tidak bisa memberikan pembelaan akan Engkau. Sebab, hambaMu hanya tahu mensyukuri atas hidup yang sementara ini, hanya bisa mengucap syukur dan mengucap syukur. Sebab kemuliaan dan keabadiaan hanya milikMu Tuhan.

Ampunilah dosa hambaMu atas keangkuhan dan pelanggaran terhadap kehendak Tuhan. Ajar hambaMu juga untuk bisa mengampuni sesama.

Ampunilah negeri kami ini. Amin

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun