Mesin kapal pun dimatikan sebagai pertanda bahwa kapal motor kami telah tiba. Uniknya, bukannya berhenti di dermaga, kami justru berhenti di tengah-tengah laut dangkal. Saat itu pula sejauh mata memandang, perairan jernih terhampar di depan mata. Tibalah kami di taman wisata laut pulau Sangalaki yang ketika itu masih cukup jauh dari publikasi tujuan favorit wisata –Saat ini pulau Sangalaki di dalam Kepulauan Derawan yang terletak di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, sudah menjadi salah satu dari lima wisata perairan terbaik di Indonesia. Sambil mengangkat tas dan barang bawaan kami di atas kepala, kami berjalan menerobos air laut setinggi pinggang kami. Ya, kapal motor tidak dapat bersandar di pesisir pantai karena memang begitu alaminya pulau Sangalaki yang ironisnya dimiliki oleh pihak asing ini! Tujuan utama wisata di pulau ini selain penginapan eksotis adalah penangkaran penyunya yang begitu rapih dan dirawat. Kami pun langsung berlari diatas hamparan pasir putih yang begitu bercahaya memantulkan sinar matahari menuju “Penangkaran Penyu Semi Alami” yang dikelola balai konservasi Kalimantan Timur.
Konon, penyu-penyu tersebut dapat berenang hingga ribuan
kilometer jauhnya hingga melintasi benua.
Bayangkan, ribuan langkah besar berawal dari beberapa langkah kecil para penyu tersebut memasuki sisi laut. Mungkin kita masing-masing tidak dapat melakukan hal yang besar untuk alam ini, namun satu tindakan kecil akan begitu berarti bagi lingkungan kita. Pengalaman melepaskan kehidupan penyu muda dan menjadi saksi munculnya satu kehidupan sang penyu rasanya tidak akan pernah saya lupakan.
@ranggayudhika - Indonesia.Is.Me www.ranggayudhika.multiply.com Travelling while u are still breathing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H