Mohon tunggu...
Rangga Restura
Rangga Restura Mohon Tunggu... Foto/Videografer - write to pour out thoughts

📍Bandung, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Menyontek Mewabah di Tengah Pandemi Covid-19

12 Januari 2021   17:28 Diperbarui: 12 Januari 2021   17:41 3300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa terasa saat ini kita telah berada di penghujung tahun 2020, dimana tahun ini sangat terasa berat bagi kita semua banyak cobaan yang kita lewati ditahun ini. Mulai dari awal tahun 2020 ini kita telah digemparkan dengan kabar-kabar duka di media. Awal tahun 2020 ini kita di gemparkan dengan bencana banjir yang merendam Jakarta yang dikabarkan merupakan banjir terbesar sepanjang sejarah di Ibu Kota bukan hanya di Jakarta saja, banjir bandang pun terjadi di serang banten yang menghanyutkan banyak rumah dan merenggut korban jiwa, lalu gempa di beberapa wilayah Indonesia dan tidak berselang lama muncul kabar mengenai tsunami pantai Anyer yang merenggut nama-nama artis ternama yang menjadi korban jiwa dalam trageni naas tersebut sehingga beritanya begitu mencuat dan banyak di perbicangkan. Setelah itu muncul pula berita tentang adanya kerajaan-kerajaan baru di Indonesia yang mengundang kontroversi khalayak dan yang paling menggemparkan di tahun 2020 ini yaitu mengenai wabah covid. Siapa sih yang tidak tahun dengan wabah satu ini, semua orang pasti tahu mengenai covid. Wabah yang sangat mematikan dan sangat bersejarah dalam keberlangsungan hidup manusia. Berbagai cobaan seperti sambung menyambung tiada henti hingga wabah covid yang begitu menggemparkan dunia ada di tahun ini.

Tahun 2020 merupakan tahun yang menantang. Banyak orang dalam semua sektor dan bidang kehidupan harus bisa bertahan sehat dan bertahan hidup. Dipenghujung tahun 2020 dan masih dalam suasana pandemi covid yang belum berakhir kabar gembira datang dengan berita mengenai vaksin covid yang telah bisa digunakan, banyak masyarakat yang antusias mendengar berita ini dan semoga saja kehidupan kita di tahun 2021 bisa kembali normal. Doa dan harapan baru di tahun 2021 dilayangkan oleh semua orang, salah satunya adalah harapan agar covid cepat berlalu dan kehidupan kembali normal kembali.

Jika kita lihat lebih jauh sebelum malam pergantian tahun 2021 peran media dan teknologi sangat besar akan keberlangsungan hidup ditahun 2020 ini dalam berbagai aspek kehidupan. Beberapa waktu lalu pemerintah menetapkan kebijakan dari rumah saja, maksudnya yaitu semua kegiatan yang biasa dilakukan harus dilakukan dari rumah saja misalnya bekerja, belajar, belanja, bahkan untuk mencari hiburan pun masyarakat harus medapatkannya dari rumah saja. Mengapa begitu? karena saat ini segala hal tentunya bisa dengan mudah dilakukan via virtual dan digital sehingga mengakibatkan muncul berbagai budaya baru di masyarakat saat ini.  Ya bisa kita lihat saat ini, media sosial menjadi salah satu solusi terkini yang dapat di jangkau oleh berbagai golongan masyarakat untuk dapat tetap terhubung dengan seluruh manusia. Hal itu juga sejalan dengan karakteristik masyarakat virtual yang sangat dekat dengan penggunaan teknologi. Dimana saat ini hampir semua golongan masyarakat merupakan pengguna teknologi.

Semenjak merebaknya virus corona semua instansi maupun sekolah dan kampus yang membuat kebijakan belajar jarak jauh dan meliburkan kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah dan lingkungan kampus sehingga kegiatan tersebut dilakukan di rumah.  Teknologi informasi yang semakin pesat, menjadi salah satu pendorong adanya pembelajaran daring. Banyak kampus dan sekolah yang melakukan kegiatan pembelajaran dengan system online. Kegiatan dengan sistem online tersebut dijalankan dengan bantuan aplikasi media bahkan media sosial via smartphone dan gadget yang mendukung, semisalnya whatsapp dan google classroom yang dapat di akses via smartphone dan gadget yang terkoneksi ke internet.

Tujuan dibentuknya sebuah jaringan komunikasi yang di kemas dalam bentuk pemebelajaran akan menjadi sarana pembelajaran interaktif antara guru dengan murid maupun dosen dan mahasiswa dalam mendapatkan informasi dengan menggunakan media sosial serta internet, diharapkan akan membentuk interaksi yang tidak terputus antara kedua belah pihak. Informasi yang bisa di dapat dari bentuk pembelajaran daring ini berupa informasi yang penting tentang pembelajaran yang sedang dilaksanakan di lembaga pendidikan tersebut. Mahasiswa maupun siswa sekolah menengah bisa mendapatkan informasi tentang materi perkuliahan ataupun pembelajran hingga tugas yang diberikan oleh pengajar mereka.

Pembelajaran daring mungkin pada beberapa waktu lalu sebelum merebak nya pandemi ini terasa kurang dikenal, bahkan bagi beberapa kalangan yang memang memiliki persepsi bahwa kegiatan belajar mengajar harus melakukan tatap muka, dalam satu ruangan secara bersamaan, harus memenuhi kehadiran 75% 2 atau bahkan lebih, harus mengumpulkan tugas dalam bentuk paper, harus melakukan presentasi makalah atau seminar. Pemebelajaran daring melebihi itu semua, karena semua pembelajaran dilakukan secara distance learning. Seperti yang kita ketahu bahwa saat ini semua orang melakukan kegiatan pembelajaran dengan system daring atau online sehingga itu semua jauh bertolak belakang dengan persepsi masyarakat sebelum adanya pandemi ini yang beranggapan bahwa pembelajaran daring itu kurang efektif.

Pada dunia pendidikan saat ini proses belajar mengajar tidak hanya terfokus pada penyampaian informasi yang dibatasi oleh dinding-dinding kelas, namun seiring dengan perkembangan zaman muncul media sosial yang memungkinkan proses pendidikan dilakukan dalam ruang lain secara maya. Penggunaan sosial media secara formal dapat diartikan sebagai kombinasi antara belajar secara analog maupun secara online. Komunikasi media sosial yang terintegrasi dengan baik melahirkan lingkungan belajar yang baru, dan peran guru perlahan berubah karena adanya teknologi media yang berkembang. Pada saat ini peran guru tidak hanya sebagai pemberi pengetahuan saja, tetapi juga sebagai pihak yang menfasilitasi pemberian pengetahuan karena informasi dan ilmu yang didapat oleh para pelajar tidak lagi hanya didapat dari guru saja bahkan Media sosial telah menjadi sebuah sarana umum yang dipergunakan oleh para pelajar dalam kehidupan sehari-hari. Penyebaran informasi yang terjadi dalam kalangan pelajar terbilang sangat cepat akibat media social yang memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap kalangan.

Melalui kegiatan belajar mengajar daring,  sebenarnya ada sisi positif dan sisi negatifnya. Jika dilihat dari sisi positifnya ada banyak hal bermanfaat yang kita dapatkan dari pembelajaran daring ini. Salah satunya yaitu lebih mudah dan simple, dimana dengan adanya pembelajaran daring ini kita dapat dengan mudah mengakses materi kegiatan pembelajaran dengan mudah, cepat, darimana saja dan dalam kondisi apapun, tanpa harus repot pergi ke kampus, sekolah, ataupun tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar karena ketika kegiatan pembelajran langsung seperti biasa kita memakan banyak waktu dan biaya, misalnya biaya transportasi dll. Dengan kuliah metode ini  sebenarnya lebih mudah dan terjangkau.

Dibalik banyaknya manfaat belajar online ini, banyak sekali dampak negatifnya yang ditimbulkan terhadap para pelajar daring. Bahkan adanya pergeseran budaya baru dari pembelajaran dari ini. Salah satunya yaitu budaya menyontek yang mewabah dilingkungan pelajar daring. Para pelajar daring menganggap bahwa menyontek ini menjadi suatu hal yang wajar untuk saat ini, karena kebiasaan ketika mendapat tugas yang dikerjakan dirumah sehingga untuk mengerjakan tugas tersebut pelajar maupun mahasiswa dapat dengan mudah mencari berbagai jawaban serta informasi yang dibutuhkan untuk menjawab tugasnya tersebut tanpa harus bersusah payah berfikir. Jika dibiarkan sebenarnya ini berdampak buruk bagi generasi muda. Budaya mencontek yang telah biasa dilakukan oleh siswa, akan membuat siswa yang bersangkutan menjadi malas untuk belajar, bisa jadi mereka akan berpikir "buat apa repot-repot belajar toh kita bisa mencontek saat ujian/ulangan". Munculnya mindset yang seperti itu membuat motivasi siswa untuk belajar menjadi rendah, sebaliknya motivasi untuk melakukan kecurangan saat ujian dengan jalan mencontek bisa menjadi lebih tinggi serta dari kebiasaan mencontek yang dilakukan oleh siswa yakni membuat siswa malas untuk berusaha dan lebih memilih cara-cara instan, mereka bisa jadi hanya berorintasi pada hasil tanpa memperdulikan proses.

Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media sosial sebagai sarana pembelajaran daring ini banyak sekali dampak yang ditimbulkan, baik dampak positif maupun negative bagi para pelajar. Serta dapat kita simpulkan bahwa media sosial adalah media yang terdiri atas tiga bagian, yaitu, Insfrastruktur, informasi, dan alat yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan isi media. Media sosial sangatlah berperan dalam dunia pendidikan, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya metode dalam dunia pendidikan yang banyak menggunakan media pembelajaran yang diambil dari media sosial. Media sosial dapat memicu kualitas belajar apabila dapat dimanfaatkan seara maksimal segala kemudahan berkomunikasi dan berbagi informasi yang dimiliki media tersebut untuk proses pendidikan atau pembelajran namun jika pemanfaatannya kurang baik makanya akan berdampak buruk dalam proses pembelajaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun