Mohon tunggu...
rangga putra
rangga putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - freelance

belum punya bio

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sigmund Freud: Psikoanalisa

21 November 2022   22:54 Diperbarui: 21 November 2022   23:06 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sigmund Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg dan meninggal pada tanggal 23 September 1939 di London. Freud merumuskan tentang psikoanalisa dalam bidang keilmuan psikologi, dimana psikoanalisa merupakan istilah pengetahuan atau penelitian yang berbasis analisis psikologis dan gangguan-gangguan kejiwaan pada manusia. Manusia memiliki beberapa tujuan hidup, yaitu mengejar kesempurnaan, mendapatkan kenikmatan, dan menghindar dari ketidak-nikmatan.

Menurut Freud, terdapat beberapa tingkat kesadaran pada manusia, diantaranya 1) Tidak sadar (unconscious), berisi insting, dorongan, atau impuls. 2) Pra-sadar (preconscious), seperti mimpi, lamunan, atau latah. 3) Sadar (conscious), seperti pikiran, perasaan, dan ingatan. 

Selanjutnya, terdapat pula struktur kepribadian yang tersusun dari beberapa sistem pokok, antara lain 1) Id (Das Es) merupakan aspek biologis yang bekerja berdasarkan prinsip kenikmatan dan menghilangkan ketidak-nikmatan, seperti ketika lapar dan membayangkan makan. 2) Ego (Das Ich) merupakan aspek psikologis yang bekerja berdasarkan prinsip realitas, seperti hawa nafsu. 3) Super ego (Das Ueber Ich) adalah aspek sosial yang bekerja dengan prinsip ideal, seperti bertindak sesuai dengan norma dan nilai.

Ketidak-sadaran, pra-sadar, kesadaran, id, ego, dan super ego akan berfungsi dengan baik karena adanya energi psikis, dimana energi psikis disimpan dalam sebuah insting. Freud mengemukakan macam-macam insting dalam manusia, yakni insting hidup (eros) yang menjadi dorongan survival atau reproduksi dan insting mati (thanatos) yang bersifat destruktif. Insting hidup dan insting mati dapat saling bercampur atau saling menetralkan.

Selanjutnya, Freud membagi beberapa tipe kecemasan untuk manusia bertahan atau berlindung. Pertama, kecemasan realistik adalah rasa takut dan khawatir terhadap sesuatu yang belum terjadi. Kedua, kecemasan neurotik adalah rasa takut kepada orang-orang yang lebih berkuasa. Ketiga, kecemasan moral merupakan rasa takut karena melanggar standar nilai dan norma yang ada.

Selain tipe kecemasan, Freud juga menjelaskan berbagai mekanisme pertahanan manusia, yaitu: 1) Repsesi adalah menekan segala sesuatu yang dapat menimbulkan kecemasan. 2) Pembentukan reaksi artinya tindakan mengganti impuls menjadi sebuah defensif. 3) Proyeksi berarti mekanisme mengubah kecemasan neurotik atau kecemasan moral menjadi kecemasan realistik. 4) Pemindahan reaksi (displacement) adalah melampiaskan perasaan atau emosi kepada orang ke-3. 5) Rasionalisasi adalah suatu dorongan untuk mencarikan pembenaran, sehingga seolah-olah dapat dibenarkan. 6) Supresi merupakan menekan sesuatu yang dianggap membahayakan ego ke dalam ketidak-sadaran. 7) Sublimasi misalnya seperti pembunuhan dalam perang atau memukul dalam olahraga tinju. 8) Kompensasi adalah usaha untuk menutupi kelemahan di bidang tertentu dengan membuka kelebihan di bidang yang lain. 9) Regresi merupakan menghindari kegagalan atau ancaman terhadap ego.

            Menurut psikoanalisa Freud, terdapat fase-fase perkembangan kepribadian (seksualitas), yakni:

  • Fase oral (usia 0 -- 3 tahun), misalnya seperti bayi yang menyusu kepada ibu.
  • Fase anal (usia 1 -- 3 tahun), merupakan fase pembentukan kontrol diri dan penguasaan diri.
  • Fase falis atau phalic (usia 6 -- 7 tahun), yaitu muncul kenikmatan seks pada alat kelamin anak, tetapi berbeda dengan orang dewasa.
  • Fase latent (berusia 7 -- 8 tahun -- 12 -- 13 tahun), adalah fase anak mengembangkan kemampuan sublimasi atau mudah mempelajari sesuatu.
  • Fase genital (berusia 12 tahun -- dewasa), adalah fase pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder dan pertumbuhan seksual primer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun