1. Praksis Sosial
Praksis sosial berarti hasil dialektika antara internalisasi eksterior dan ekternalisasi interior. Internalisasi eksterior merupakan seluruh internalisasi yang dialami dan diamati dari luar diri pelaku sosial, dimana aspek eksterior berasal dari arena atau struktur obyektif yang ada di luar diri pelaku sosial. Sedangkan, eksternalisasi interior adalah segala pengungkapan yang telah terinternalisasi dan menjadi bagian dari diri pelaku sosial, dimana aspek interior dibentuk oleh habitus. Jadi, suatu dialektika yang terjadi ditentukan oleh kapital atau modal.
2. Habitus
Habitus adalah nilai-nilai sosial yang tercipta melalui proses sosialisasi, sehingga mengendap dan menjadi cara berpikir atau pola perilaku yang menetap di dalam diri seseorang. Dalam diri seseorang, habitus sangat berpengaruh sampai ke tubuh fisik. Habitus yang mengendap dan menjadi perilaku fisik dinamakan dengan hexis.
3. Kapital
Kapital merupakan modal seseorang untuk mendapatkan kesempatan-kesempatan di dalam hidup, misalnya seperti kapital intelektual (pendidikan), kapital ekonomi (uang), kapital budaya (latar belakang atau jaringan), kapital sosial (hubungan), dan kapital simbolik (gelar). Kapital bisa diperoleh jika seseorang memiliki habitus yang tepat di dalam hidupnya.
4. Arena
Arena artinya beragam ruang khusus yang ada di dalam masyarakat, contohnya yaitu arena pendidikan, arena bisnis, arena seniman, serta arena politik. Jika seseorang ingin berhasil di suatu arena, maka perlu mempunyai habitus dan kapital yang tepat atau baik.
Dengan demikian, dalam praksis sosial terdapat habitus, kapital, dan arena yang akan menghasilkan dominasi simbolik.
5. Dominasi Simbolik
Dominasi simbolik merupakan penindasan yang dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol, dimana perilaku penindasan tidak akan seperti suatu penindasan karena telah mendapatkan persetujuan dari pihak yang ditindas. Konsep dominasi simbolik atau penindasan simbolik dapat dilihat dalam konsep pengawasan panoptik.
6. DOXA
Doxa adalah sebuah pandangan penguasa yang dianggap sebagai pandangan seluruh masyarakat. Biasanya, pandangan penguasa bersifat sloganistik, sederhana, dan mudah dicerna oleh rakyat (masyarakat). Walaupun secara konseptual, terkadang pandangan penguasa mengandung beberapa kesesatan karena masyarakat tidak memiliki sikap kritis terhadap pandangan penguasa.
Doxa menunjukkan bagaimana penguasa dapat meraih, mempertahankan, atau mengembangkan kekuasaannya dengan mempermainkan simbol dan memasuki pikiran yang dikuasai, sehingga yang dikuasai kehilangan sikap kritis pada penguasa. Oleh karenanya, pihak yang dikuasai akan merasa sama dengan penguasa.
7. Bahasa
Bahasa adalah simbol kekuasaan, dimana di dalam bahasa terdapat dominasi simbol dan struktur kekuasaan yang ada di masyarakat. Tata bahasa yang digunakan oleh seseorang akan mencerminkan kelas sosial ekonomi di dalam masyarakat, antara lain bahasa ilmiah, bahasa formal, bahasa sufi, bahasa filosof, dan lain-lain.
8. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses untuk menciptakan kembali dominasi sosial yang telah atau sudah ada sebelumnya. Apabila seseorang tidak memiliki habitus dan kapital, maka secara pendidikan dan akademik, mereka tidak dianggap sebagai seorang pembelajar.
9. Pengajaran Moral
Dalam pengajaran moral, hal yang terpenting bukanlah apa yang diceramahkan, melainkan apa yang tidak ternyatakan dan dapat dilihat dalam perilaku sehari-hari. Pengajaran moral yang baik bukan melalui perintah dan larangan, tetapi melalui sastra.
10. Pembedaan (Distinction) dan Perlawanan (Resistance)
Pembedaan (distinction) adalah tindakan membedakan diri yang dilakukan oleh seseorang untuk menunjukkan kelas dalam masyarakat. Biasanya, pembedaan dilakukan oleh kelas ekonomi menengah ke atas untuk menunjukkan status. Sedangkan, perlawanan (resistance) merupakan tindakan membedakan diri yang dilakukan oleh kelas ekonomi menengah ke bawah.
11. Perubahan Sosial
Dengan adanya distinction dan resistance, maka akan menghasilkan perubahan sosial di suatu arena. Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi jika seseorang memiliki atau mampu menempatkan habitus dan kapital dalam suatu arena.
12. Persaingan
Dalam suatu arena, terdapat ajang konflik antar individu atau antar kelompok yang berusaha mempertahankan dan mengubah distribusi ke bentuk-bentuk kapital tertentu, dimana para pelaku-pelaku yang berpartisipasi dalam persaingan memiliki visi yang berbeda-beda.
13. Strategi
Strategi merupakan sesuatu yang mengarahkan tindakan, tetapi tidak semata-mata hasil dari suatu perencanaan yang sadar dan terkontrol melainkan suatu mekanis. Menurut Bourdieu, strategi dapat digolongkan dalam beberapa jenis, di antaranya strategi investasi biologis, strategi suksesif, strategi edukatif, strategi investasi ekonomi, dan strategi investasi simbolis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H