Mohon tunggu...
Rangga Prastiko
Rangga Prastiko Mohon Tunggu... -

Saya orang yang percaya bahwa dalam diri setiap manusia, potensi untuk berbuat kebaikan selalu lebih besar dibandingkan potensi untuk berbuat kejahatan. Temui saya juga di Twitter @ranggaprastiko

Selanjutnya

Tutup

Politik

Coffee & 4 Gentlemen, Dalam Hal: Masuk Dunia Politik atau Tidak ?

17 November 2013   21:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:02 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini adalah seri kedua Coffee & 4 Gentlemen (seri pertama bisa dilihat di akun saya ya kompasianers) ,   sebuah serial dari tulisan saya dan akan terus berlanjut ke depannya :)

Pertemuan malam ini antara empat orang, berkurang hanya menjadi tiga orang, karena masbro Pujakesuma mendadak ada urusan keluarga, tapi karena sudah terlanjur sampai di warung kopi, maka diskusi tetap berjalan, dan malam ini yang dibahas adalah Politik, entah kenapa obrolan dan diskusi secara spontan langsung membahas politik, mungkin karena bulan April tahun depan kita akan mencoblos atau karena kami bertiga terlalu sering melihat iklan Harry Tanoe, Surya Paloh,  atau Aburizal Bakrie di televisi (yang entah itu merupakan pelanggaran kampanye atau bukan).

Diskusi bergulir,

Urang Minang mengeluarkan pendapat :  Politik  adalah hal yang harus dihindari, karena bisa membuat orang yang tadinya baik menjadi tidak baik, bahkan orang yang jahat bisa berlagak baik dan celakanya (malah) dipercaya sebagai orang baik,. bagai sedang memasak rendang, Urang Minang  menambah bumbu dari pernyataannya, dengan memberi contoh kasus PKS soal impor sapi. Bayangkan saja orang yang tampak relijius saja akhirnya tidak kuat iman juga kalau dikibas duit, bahkan dengan tenang para bandit berjenggot tersebut malah kekeuh merasa bahwa mereka adalah korban permainan politik (padahal bukti persidangan berkata lain), dan celakanya para bandit berjenggot yang merupakan pimpinan PKS saat ini dianggap oleh para kader maupun pengikutnya adalah korban dari konspirasi Zionis untuk menghancurkan Islam, padahal sudah tertangkap tangan dan ada bukti rekaman kalau memang ada 'permainan' dalam pengaturan kuota impor sapi. itulah bahaya politik, menurut Urang Minang.

Penulis yang percaya bahwa salah satu jalan keluar untuk keluar dari masalah yang dihadapi Republik ini adalah melalui Politik, langsung bereaksi dan mengeluarkan pendapat juga, Politik memang tidak selalu diisi oleh orang suci ataupun Santo, tapi cara terbaik untuk menghadapi para bandit di dunia politik adalah dengan mengirim orang jujur ke panggung politik, kalau tidak ada yang anda percaya, ya berarti anda harus maju sendiri untuk jadi Santo di panggung politik, orang jujur yang hanya bisa berteriak di luar sistem namun menolak masuk ke dalam sistem adalah sebuah kesia-sian, agar tdak sia-sia, maka para orang jujur harus melawan para bandit di dalam sistem tersebut, ibarat ring tinju, kalau mau mengalahkan lawan ya harus di dalam ring (kecuali anda penggemar WWF dan gulat profresional lainnya).

Si Lae Batak pun mengeluarkan pendapat, Kalau orang pintar dan jujur menghindari politik, ya jangan protes kalau keadaan Republik ini selalu stagnan, bagaimanapun juga salah satu tenaga penggerak perubahan yang terkuat adalah melalui proses politik, meskipun si lae tidak berminat masuk Partai Politik, namun perlunya orang jujur untuk turun tangan adalah suatu keharusan menurut dia.

Urang Minang mulai setuju kalau perubahan ya harus dimulai melalui politik, namun pertanyaan yang diberi Urang Minang cukup menarik, Bagaimana kita bisa menjamin bahwa orang yang jujur akan selalu jujur kalau sudah masuk politik?, bahkan Urang Minang pun tidak yakin kalau dirinya pun akan kuat menghadapi godaan iblis dalam dunia politik.

Lae Batak pun berpendapat, apabila Urang Minang (misalkan) mau masuk ke dalam dunia politik, pasti bisa menghadapi iblis yang gentayangan di dunia tersebut, karena Urang Minang punya bibit, bebet dan bobot yang berkualitas, pasti bisa dan pasti berintegritas kalau jadi politisi nanti (sedikit dipoles lagi, sudah cocok jadi slogan kampanye ; Pilih Urang Minang, Pasti Pintar dan Pasti Jujur !).

Kalau menurut pandangan penulis, Urang Minang punya pemikiran yang cenderung di luar pemahaman umum dan menarik, dimana banyak orang yang bernafsu masuk ke dunia politik karena merasa (sok) mampu atau karena (ternyata) anak politisi, atau bahkan karena disuruh bapaknya yang (kebetulan) punya duit super berlebih, pandangan Urang Minang bagaikan antitesis dari hal tersebut. Pendapat Urang Minang menggambarkan bahwa penguasaan diri  adalah hal utama yang dibutuhkan  sebelum berpolitik, karena kalau tidak bisa menguasai diri jangan harap jadi politisi yang bisa mengemban amanat rakyat, yang ada malah kejeblos dalam kubangan bersama para bandit politik baik yang berjenggot maupun tidak berjenggot.

Semoga saja di tahun 2014 dan di masa depan nanti kita punya politisi yang berpikir seperti si  Urang Minang.

Penulis juga menambahkan, kalau misalkan anda merasa anda orang jujur, punya kompetensi dan sudah mual melihat dunia politik di Republik ini dipenuhi oleh para badut, Ruhut Sitompul, Soetan Bhatoegana, dan hal konyol lainnya, kenapa anda tidak mencoba masuk politik?, karena disanalah anda akan diberi ‘panggung’ untuk menunjukan siapa diri anda ke masyarakat.

Apakah mudah untuk bertahan menghadapi godaan? Tentu tidak, tidak akan pernah mudah untuk bertahan apabila di ruangan anda tiba-tiba ada kardus buah yang diatasnya berisi jeruk namun dibawahnya ada uang USD bernilai 1 milyar Rupiah, tapi disitulah ujian anda, karena tidak ada orang hebat yang menjadi hebat tanpa melalui sebuah ujian.

Tapi percayalah untuk lulus ujian tersebut tidak sesulit yang anda kira, hanya semudah membuang kardus dan isinya itu keluar ruangan anda, ya betul, hanya semudah itu.

Sebagai penutup diskusi, Penulis, Urang Minang, dan si Lae Batak, sepakat dalam satu hal, Politik haruslah diisi oleh orang yang jujur dan kompeten, kalau sekarang Politik bagaikan gelas yang berisi air kotor, maka cara terbaik bukanlah untuk membuang gelas atau air tersebut, namun kita harus isi gelas tersebut dengan air yang jernih sampai semua air kotor di gelas tersebut keluar tidak bersisa.

Sekian.

Jakarta 2013 dari sebuah rumah di Selatan Jakarta.
PS : Penulis sudah bertekad untuk masuk politik di tahun 2019, tujuannya tidak muluk, penulis hanya ingin bersuara keras di muka pejabat kotor yang menguras uang rakyat dan dengan lantang penulis akan berkata : Bahwa di Republik ini masih ada pejabat yang tidak bisa disogok !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun