Dampak Perang Rusia-Ukraina terhadap Ekonomi Indonesia
Perang Rusia-Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022 telah berdampak signifikan terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia. Dampak perang tersebut dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung.
Dampak langsung
Dampak langsung perang Rusia-Ukraina terhadap ekonomi Indonesia dapat dilihat dari kenaikan harga komoditas global, seperti minyak, gas, gandum, dan pupuk. Kenaikan harga komoditas tersebut telah mendorong inflasi di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indonesia pada bulan Juni 2023 mencapai 4,35% year-on-year (yoy). Angka ini merupakan yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir.
Kenaikan harga komoditas juga berdampak pada sektor industri dan pertanian. Sektor industri mengalami kenaikan biaya produksi, sehingga menyebabkan penurunan profitabilitas. Sektor pertanian juga mengalami penurunan produktivitas, karena pasokan bahan baku impor menjadi lebih mahal.
Dampak tidak langsung
Dampak tidak langsung perang Rusia-Ukraina terhadap ekonomi Indonesia dapat dilihat dari gangguan rantai pasok global. Gangguan rantai pasok tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, seperti sanksi ekonomi terhadap Rusia, penutupan pelabuhan di Ukraina, dan peningkatan biaya logistik.
Gangguan rantai pasok global telah menyebabkan kelangkaan barang dan kenaikan harga barang. Hal ini telah berdampak pada daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.
Potensi dampak jangka panjang
Potensi dampak jangka panjang perang Rusia-Ukraina terhadap ekonomi Indonesia masih belum dapat dipastikan. Namun, perang tersebut dapat menyebabkan terjadinya resesi global, yang akan berdampak pada penurunan permintaan ekspor Indonesia.
Selain itu, perang tersebut juga dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur ekonomi global, yang dapat merugikan Indonesia sebagai negara berkembang.
Kebijakan pemerintah
Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai kebijakan untuk memitigasi dampak perang Rusia-Ukraina terhadap perekonomian. Kebijakan tersebut antara lain:
Ā Menaikan tarif impor untuk komoditas tertentu, seperti gandum dan minyak goreng, untuk menekan kenaikan harga.
Menyediakan subsidi untuk komoditas pokok, seperti minyak goreng dan gas LPG.
Meningkatkan produksi pangan dalam negeri, untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan dapat mengurangi dampak perang Rusia-Ukraina terhadap perekonomian Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H