Instruksi Ketum PDIP tersebut juga terus dilaksanakan. Pada Senin, 2 Agustus 2021, PDIP menggelar pelatihan asisten tenaga kesehatan secara luring di Gedung Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Rekrutmen peserta juga terbuka untuk semua orang, tanpa melihat pilihan politik. Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) bidang Kesehatan, Perempuan, dan Anak, Sri Rahayu, menjelaskan, pelatihan ini diikuti oleh 982 peserta dari seluruh Indonesia.
Latar belakang pendidikannya pun bermacam-macam, dari SMK Kesehatan, hingga diploma 1, Diploma 3, dan S1 Kesehatan. Sekitar 258 pesertanya berjenis kelamin laki-laki dan 726 pesertanya perempuan.
Peserta itu nantinya akan diintegrasikan dengan Satgas Covid baik di pusat maupun di daerah, supaya bisa terlibat dalam kerja penanganan pandemi.
Upaya tersebut dilakukan karena PDIP melihat kasus Covid-19 di Indonesia masih terus meningkat, sedangkan fasilitas kesehatan sudah tidak mampu menampung pasien.
Akhirnya, sejumlah besar pasien terpaksa melakukan isolasi mandiri. Namun, kondisi pasien isoman pun kerap tidak termonitor dan terkontrol dengan baik oleh nakes akibat kurangnya sumber daya.
Hasto berharap dengan bertambahnya sumber daya manusia yang mumpuni, lebih banyak pasien Covid-19 yang bisa ditangani dengan baik.
Saatnya bersatu
Bekerja tanpa banyak bicara. Mungkin itu pesan yang ingin disampaikan oleh Hasto. Dalam satu kesempatan dia menyayangkan kepada pihak yang disebutnya hanya "nyinyir" dan mementingkan manuver politik.
Padahal, lanjut dia, Presiden dan Wakilnya sedang bekerja keras memimpin gerakan untuk mengatasi permasalahan yang muncul selama pandemi. Pada saat bersamaan, seharusnya setiap orang mengesampingkan pilihan politiknya dan bekerja sama untuk menghadapi pandemi.
Hasto menekankan bahwa mengatasi pandemi perlu dilakukan dalam kesatuan gotong-royong tanpa membedakan pilihan politik. Dia mengatakan, pandemi merupakan persoalan bersama, persoalan yang dihadapi Indonesia.