Mohon tunggu...
RANGGA NUGRAHA
RANGGA NUGRAHA Mohon Tunggu... Akuntan - Hi There
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

This is me

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Cara Milenial Menyalurkan Hobi "Jepret" Hidupkan Dunia Fotografi

14 Juli 2021   21:02 Diperbarui: 14 Juli 2021   21:05 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dulu, karya foto yang menggugah seakan hanya milik mereka yang memegang kamera mahal. Sekarang tren telah berganti, fotografi bisa digeluti oleh siapa saja. Perkembangan teknologi membuat akses memiliki kamera lebih mudah, dengan beragam pilihan. Telepon pintar pun sudah canggih, disematkan kamera yang bahkan bisa berjumlah 3 lensa, sehingga kemampuan tanggapan fotonya tak kalah saing dengan kamera DSLR.

Fotografi semakin membumi, terutama karena hobi ini cukup meluas di kalangan milenial. Generasi yang lahir sekitar tahun 1980-2000 ini memang lebih terekspos kepada karya-karya fotografi yang sebelumnya terasa hanya milik para profesional.

Tren sosial media berbasis foto seperti Instagram juga turut mendongkrak popularitas fotografi. Menurut survei We Are Social dan Hootsuite, total pengguna aktif medsos Indonesia sekitar 170 juta per Januari 2021. Angka ini cukup signifikan bila dibandingkan dengan total penduduk tahun 2020 yang mencapai 270,20 juta jiwa.

Lebih jauh, survei di atas juga menunjukkan bahwa pengguna Instagram didominasi usia 18-34 tahun dengan persentase hingga 64,8%. Sebaran usia ini mayoritas merupakan generasi y dan sedikit gen Z atau generasi setelahnya.

Sementara itu, terdapat riset yang mengungkapkan tren berfoto di kalangan generasi milenial. Indonesia Millennial Report 2019 oleh IDN Research Institute menunjukkan bahwa generasi ini setiap hari memfoto suatu objek sebanyak 2-5 kali.

Kemampuan fotografi mereka juga cukup diakui, salah satunya oleh fotografer profesional asal Semarang, Bambang RSD. Dalam wawancara sebuah wawancara, dia mengatakan di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta, perkembangan kualitas foto sangat luar biasa, baik dari segi hasil, keberanian, dan kreativitas. Sementara itu, Semarang masih membutuhkan gemblengan.

Oleh karena itu, dia pun menyetujui saat diminta menjadi salah satu juri lomba Foto Esai Marhaen dan Lomba Bangunan Cagar Budaya yang diadakan April 2021. Lomba ini khusus dibuka bagi generasi milenial di daerah Jawa Tengah yang tertarik dengan dunia fotografi. Foto yang dilombakan berupa aktivitas manusia sesuai tema.

Menurutnya, makna Marhaen itu, kadang-kadang dipersempit hanya sebagai petani. Tapi sebenarnya seluruh orang yang melakukan aktivitas mandiri, tidak memiliki karyawan dengan modal sendiri itu adalah kaum Marhaen.

Lomba foto seperti ini dapat menjadi wadah milenial menyalurkan hobinya, sekaligus menghidupkan dunia fotografi di Indonesia. Selain di Semarang, ada pula lomba foto Agrowisata Kota Pagaralam yang menjadi ajang unjuk kreativitas milenial. Lomba ini mengajak milenial mendukung pariwisata Sumatera Selatan lewat seni foto.

Peluang-peluang dalam lomba seperti inilah yang bisa memancing anak muda untuk lebih maju. Mereka juga bisa lebih optimis, terlebih di masa pandemi sekarang ini. Walau menjepret di lingkungan luas belum bisa dilakukan, tetapi masih bisa memupuk kreativitas dari rumah.

Ajakan positif untuk tetap optimis juga dilakukan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani baru-baru ini. Menurutnya, selalu ada peluang yang bisa dimanfaatkan menjadi solusi. Asalkan, generasi muda mengandalkan kerja keras serta kehati-hatian dalam melangkah.

"Di tengah berbagai tantangan ekonomi yang kita hadapi, saya yakin ada jendela peluang (window of opportunity) yang bisa kita manfaatkan untuk melahirkan sebuah solusi. Tepatnya solusi dalam bentuk transformasi strategis ekonomi Indonesia," kata Puan saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Nasional XVII BPP HIPMI, Jumat (5/3/2021).

Di kesempatan berbeda, Kader PDI Perjuangan itu juga mengajak untuk masyarakat untuk menumbuhkan, memupuk, dan menjaga nyala api optimisme bangsa. Selain itu juga untuk terus bekerja keras untuk menangani pandemi ini demi menyelamatkan anak bangsa.

"Singkirkan dulu segala perbedaan itu untuk menjawab persoalan kemanusiaan ini dengan berempati dan bergotong-royong. Agar kita bisa melakukan yang terbaik untuk ikut membantu menanggulangi wabah ini," ujar mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Bagaimana pun, selalu ada jalan untuk menjaga kreativitas dan semangat selama pandemi. Selama mengedepankan kesehatan dan menjunjung tinggi semangat untuk keluar dari Pandemi Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun