Pariwisata
Sejak diterbitkan PERDA (Peraturan Daerah) Â Kabupaten Banyuwangi tahun 2002 tentang Usaha Kepariwisataan Kabupaten Banyuwangi, sistem pengelolaan obyek-obyek wisata mulai bebas dilakukan oleh setiap pemerintah daerah bersama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi sebagai pemberdayaan masyarakat. Beberapa obyek wisata di Kabupaten Banyuwangi mendapatkan responsif terkait pengelolaan atau pembenahan obyek wisata secara terarah. Obyek Wisata Pantai Watudodol pada tahun 2002 menjadi awal dari gagasan pariwisata di Kabupaten Banyuwangi, dengan brand Jenggirat Tangi, dan dibangun sebuah patung Gandrung sebagai maskot pariwisata.
Kawasan Taman Nasional Meru Betiri atau Sukamade yang juga sebagai salah satu objek wisata unggulan di Kabupaten Banyuwangi mulai disediakannya pondok wisata, camping ground, pendopo, shelter, souvenir shop, information centre, dan perbaikan laboratorium (tempat penangkaran penyu). Berbagai event sport tourism dilakukan untuk mendukung kesuksesan promosi wisata di Banyuwangi seperti: kejuaraan international surving di tahun 2012 dan yang paling sering didengar Kawah Ijen sebagai tempat dilaksanakannya event Tour De Ijen Tahun 2013.
Berbicara mengenai wisata buatan di Kabupaten Banyuwangi turut berdampak juga pada pengembangan taman kota sebagai RTH (Ruang Terbuka Hijau). Strategi pengembangan taman kota tersebut dijabarkan tahun 2011. Pemkab Kabupaten Banyuwangi mengawalinya dengan menyulap Taman Blambangan atau Taman Sritanjung hingga Taman Makam Pahlawan.
Â
Peranan sektor pariwisata di bidang jasa menempati urutan kedua sebagai penunjang perekonomian Kabupaten Banyuwangi. Meski berada di posisi kedua dalam struktur PRDB, namun keberadaan sektor ini telah menjadi lokomotif utama dalam mengangkat tumbuhnya perekonomian Kabupaten Banyuwangi yang semakin tahun mengalami kenaikan harga barang dan jasa. Kenaikan PAD Kabupaten Banyuwangi terlihat singnifikan memasuki awal tahun 2010, jumlah sumbangan sektor perhotelan pada tahun-tahun tersebut sebesar 7,24 persen atau mencapai Rp.1.250.000.000,- (Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, 2013: 45-51). Peningkatan tersebut tak lepas dari meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan sebesar 538.913 wisatawan.
Kondisi ini menggambarkan terbangunnya kepercayaan dan minat para investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Banyuwangi. Perekonomian Kabupaten Banyuwangi semakin tumbuh pesat dengan mulai beroperasinya Bandara Blimbingsari. Apalagi maskapai Lion Air dan Garuda Airlines sudah melakukan uji coba dan sudah bersiap mengambil rute penerbangan Surabaya - Banyuwangi dan Banyuwangi - Bali pada akhir tahun 2011. Di tahun 2012 terjadi stabilitas dari lonjakan kunjungan wisata, promosi dan berbagai event yang digelar setiap tahun menjadikan Kabupaten yang berjuluk The Sunrise of Java, pendapatannya di sektor pariwisata semakin meningkat menjadi Rp. 1.805.340.000,-. Peningkatan tersebut kemudian menjadikan kabupaten Banyuwangi mampu meraih penghargaan di bidang industri pariwisata.
Sumber:
1.https://bappeda.banyuwangikab.go.id/beranda/tahun-2022-pemkab-banyuwangi-prioritaskan-bidang-pertanian-sebagai-program-unggulan/
2.https://satudata.banyuwangikab.go.id/publikasi/download/Buku_Indikator_Pembangunan.pdf
3.https://media.neliti.com/media/publications/212911-pengembangan-sektor-pariwisata-di-kabupa.pdf
4.http://opensource.petra.ac.id/~m26411161/TA/ekonomi.php
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H